33.4 C
Jakarta
Thursday, April 18, 2024

Rapatkan Barisan, Barsel Siap Antisipasi Puncak Kemarau Basah

BUNTOK,KALTENGPOS.CO – Bupati Barsel H Eddy
Raya Samsuri ST mengatakan, Pemerintah Kabupaten Barito Selatan sudah sangat
siap dalam menghadang puncak kemarau basah yang dipredeksi dan terjadi di Bulan
Oktober 2020.

“Puncak kemarau bakal terjadi di Bulan Oktober
2020 ini, Pemerintah Daerah Barsel melalui Tim Karhutla Pemkab Barsel semakin
merapatkan barisan, sehingga hal-hal yang bakal terjadi bisa diantisipasi,”
kata Eddy Raya Jumat (9/10).

Perlu diketahui, kata Eddy Raya Samsuri, bukti
dari keseriusan pemerintah daerah untuk menjaga terjadinya Karhutla di
wilayahnya, Pemkab Barsel pun telah membuat peraturan, dan membentuk Tim
Satgasnya. “Maka dari itu, dengan adanya aturan atau larangan bagi masyarakat
yang berani membakar hutan ataupun lahan, maka aturan yang dibuat pemerintah
itulah yang bakal menjerat siapapun pelakunya,”tegasnya.

Baca Juga :  Pembangunan Desa Menggunakan Dua Kosep Pendekatan

Diakui Orang nomor satu di jajaran Pemkab
Barsel itu, bahwa bencana alam Karhutla merupakan bencana nasional yang hampir
terjadi di seluruh wilayah Indonesia, setiap tahunnya.

“Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi
terjadinya Karhutla, mulai dari tingkat pusat, provinsi, Kabupaten, hingga
Kecamatan dan pedesaan wajib dan harus dilibatkan dalam menjaga daerah dari
terjadnya Karhutla,”terangnya panjang lebar.

Daerah berjuluk Dahani
Dahanai Tuntung Tulus ini, lanjut Eddy Raya, salah satu daerah di Provinsi
Kalimantan Tengah yang setiap tahunnya rawan terjadinya karhutla. “Berdasarkan
hasil pantauan Kantor Meteorology, Klimatologi dan Geofisika Bandara Sanggu, bahwa
puncak terjadinya musim kemarau di Kabupaten Barsel yakni di Bulan Oktober
2020,  dengan iklim kemarau basah,”
ujarnya mengakhiri.

Baca Juga :  Bupati : Perusahaan Wajib Utamakan Keselamatan Pekerja

BUNTOK,KALTENGPOS.CO – Bupati Barsel H Eddy
Raya Samsuri ST mengatakan, Pemerintah Kabupaten Barito Selatan sudah sangat
siap dalam menghadang puncak kemarau basah yang dipredeksi dan terjadi di Bulan
Oktober 2020.

“Puncak kemarau bakal terjadi di Bulan Oktober
2020 ini, Pemerintah Daerah Barsel melalui Tim Karhutla Pemkab Barsel semakin
merapatkan barisan, sehingga hal-hal yang bakal terjadi bisa diantisipasi,”
kata Eddy Raya Jumat (9/10).

Perlu diketahui, kata Eddy Raya Samsuri, bukti
dari keseriusan pemerintah daerah untuk menjaga terjadinya Karhutla di
wilayahnya, Pemkab Barsel pun telah membuat peraturan, dan membentuk Tim
Satgasnya. “Maka dari itu, dengan adanya aturan atau larangan bagi masyarakat
yang berani membakar hutan ataupun lahan, maka aturan yang dibuat pemerintah
itulah yang bakal menjerat siapapun pelakunya,”tegasnya.

Baca Juga :  Pembangunan Desa Menggunakan Dua Kosep Pendekatan

Diakui Orang nomor satu di jajaran Pemkab
Barsel itu, bahwa bencana alam Karhutla merupakan bencana nasional yang hampir
terjadi di seluruh wilayah Indonesia, setiap tahunnya.

“Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi
terjadinya Karhutla, mulai dari tingkat pusat, provinsi, Kabupaten, hingga
Kecamatan dan pedesaan wajib dan harus dilibatkan dalam menjaga daerah dari
terjadnya Karhutla,”terangnya panjang lebar.

Daerah berjuluk Dahani
Dahanai Tuntung Tulus ini, lanjut Eddy Raya, salah satu daerah di Provinsi
Kalimantan Tengah yang setiap tahunnya rawan terjadinya karhutla. “Berdasarkan
hasil pantauan Kantor Meteorology, Klimatologi dan Geofisika Bandara Sanggu, bahwa
puncak terjadinya musim kemarau di Kabupaten Barsel yakni di Bulan Oktober
2020,  dengan iklim kemarau basah,”
ujarnya mengakhiri.

Baca Juga :  Bupati : Perusahaan Wajib Utamakan Keselamatan Pekerja

Terpopuler

Artikel Terbaru