PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Yayasan Pendidikan Perkebunan Yogyakarta (YPPY) bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Ditjenbun selenggarakan field trip atau kunjungan lapangan pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit (TBKS) untuk 28 petani sawit dari Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Kunjungan lapangan tersebut dilaksanakan di PT MAPA di kebun kahuripan estate pada 19 Juli 2024. Kunjungan ini dilaksanakan untuk melengkapi rangkaian kegiatan pelatihan sejak tanggal 15 hingga 20 Juli 2024.
Sebelumnya, pelatihan ini ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah yang diwakili Kabid Agronomi/Pembenihan, Jayan Wahyudi dan dihadiri langsung oleh YPPY yang diwakili oleh Galuh Banowati serta Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau yang diwakili oleh Harso selaku Sekretaris Dinas Pertanian.
Tujuan kunjungan lapangan ini adalah untuk menambah wawasan dan membandingkan standar budidaya sawit di perusahaan dengan petani swadaya. Di lapangan, peserta sangat antusias melihat sekaligus berinteraksi dengan para narasumber dari Perusahaan.
“kunci produktivitas adalah pemilihan bibit unggul dan pemeliharaan dari TBM hingga TM yang benar, namun penting juga menyesuaikan dengan kondisi lahan apakah mineral atau gambut,” ujar Arief Rachmadani selaku General Manager PT MAPA.
“Bagi petani swadaya pemupukan merupakan kewajiban dalam pemeliharaan, pemilihan pupuk yang tepat sesuai jenis lahan menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam budidaya sawit,” tambahnya.
Selain pemupukan, masalah yang biasa muncul pada saat pemeliharaan bagi petani sawit adalah adalah penanganan organisme pengganggu tanaman (OPT). Krisman Saragih selaku Kepala Kebun PT MAPA menyampaikan bahwa munculnya OPT selain gulma dapat terlihat saat seleksi pembibitan di PN dan MN, bibit – bibit yang terindikasi abnormal karena serangan hama dan pathogen seharusnya terseleksi.
“Gulma di sekitar piringan pada saat TBM dan TM harus dibersihkan, selain untuk mempermudah kutip brondol dan TBS, gulma juga mengganggu serapan hara dari pupuk yang diberikan,” jelasnya.
Kunjungan langsung di kebun membuat peserta semakin antusias.
“Terimakasih kepada BPDPKS, Ditjenbun dan YPPY yang telah menyelenggaran kunjungan lapangan ini, kunjungan ini sangat bermanfaat bagi kami, karena bisa membandingkan teori dan kondisi sesungguhnya serta dapat berdiskusi langsung dengan GM dan para asisten afdeling,” ujar salah satu peserta pada kunjungan lapangan.
Rangkaian kegiatan pelatihan ini berakhir pada hari Sabtu tanggal 20 Juli dengan ditutup secara resmi oleh Ketua YPPY, Sukarji. Sebelum menutup disampaikan oleh ia bahwa hasil terpenting pada pelatihan ini adalah bagaimana seluruh peserta petani sawit dari Pulang Pisau dapat mempraktekan apa saja yang telah didapat pada pelatihan ini.
“Jumlah lahan sawit di Pulang Pisau relatif masih sedikit sehingga ini menjadi peluang bagi petani sawit untuk dapat memperluas areal sawit sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan, apalagi telah muncul rencana aksi daerah (RAD) untuk pengembangan pertanian dan perkebunan di Kabupaten Pulang Pisau,” ungkapnya. (mmc)