Ketua MPR RI
Bambang Soesatyo mendorong pemerintah meningkatkan anggaran penanganan Covid-19
dari sekitar Rp 436,1 triliun menjadi Rp 1.600 triliun atau sekitar 10 persen
dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Dana tersebut bisa dipecah menjadi Rp 400 triliun untuk
kesehatan, Rp 600 triliun untuk jaminan sosial dan Rp 600 triliun untuk
stimulus ekonomi. Usulan serupa juga sudah disampaikan KADIN Indonesia kepada
Presiden Joko Widodo.
“Angka tersebut sangat realistis, berkaca kepada berbagai negara
lain yang juga mengalokasikan sekitar 10 persen PDB untuk penanganan Covid-19,â€
ujar Bamsoet saat mengisi acara Seminar Online, ‘Bertahan di tengah Pandemi
Covid-19’, melalui teleconference dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Kamis
(30/4).
Contohnya, Singapura, negara tetangga itu mengalokasikan sekitar
Rp 688,85 triliun atau 12 persen dari PDB. Jerman Rp 13.125 triliun (10 persen
PDB), Jepang Rp 16.308 triliun (20 persen PDB), maupun Amerika Serikat Rp
32.800 triliun (10 persen PDB). Sedangkan Indonesia sejauh ini baru
mengalokasikan sekitar 2,5 persen dari PDB.
Seminar Online ini diselenggarakan The Grove Suites dari Grand
Aston Group. Turut hadir General Manager The Grove Suites Freddy Triono, Ketua
Umum Indonesian Hotel General Manager Association Arya Pering, serta direksi
dan managemen The Grove Suites.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini juga mendorong pemerintah
daerah bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di berbagai daerah
melakukan kerjasama dengan managemen perhotelan untuk menjadikan hotel sebagai
tempat berisitirahat para dokter dan tenaga kesehatan.
Selain bisa memberikan kenyamanan dan keamanan kepada para
dokter dan tenaga kesehatan, juga turut membantu aktifitas ekonomi hotel tetap
berjalan. Sehingga meminimalisir terjadinya pemutusan hubungan kerja terhadap
karyawan perhotelan.
“Berdasarkan data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
(PHRI) pada 9 April 2020, setidaknya sebanyak 1.542 hotel telah menyetop
operasionalnya untuk sementara. Ini angka yang sangat tinggi,†ujarnya.
Karena itu, agar kehidupan para karyawan hotel yang dirumahkan
tetap terjamin, selain perhatian dari pihak hotel sendiri juga perlu ada
perhatian dari pemerintah melalui bantuan sosial. Oleh sebab itu, spektrum
penerima bantuan sosial harus diperluas, bukan hanya kepada saudara-saudara
kita yang kurang mampu, namun juga kepada saudara-saudara kita yang profesinya
terhenti terkena imbas Covid-19.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, karena
pergerakan orang sangat terbatas, okupansi hotel otomatis menurun tajam.
Manajemen bisa mentransformasikan hotel sebagai tempat isolasi mandiri bagi
para warga dengan tetap mendapatkan hospitality prima. Berikan jaminan kepada
warga bahwa dengan mengisolasi diri di hotel, terjamin keseterilan dari mulai
makanan, sarana dan prasarana hingga para staf karyawannya.
“Manajemen hotel juga bisa bekerjasama dengan pengemudi ojek
online untuk menjual secara delivery food and beverage mereka. Sehingga chef
dan staf kitchen tetap bisa bekerja. Masyarakat pasti tergoda untuk mencicipi
hidangan hotel di rumah, apalagi dengan iming-iming promo diskon besar-besaran.
Sehingga dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan kreatifitas,
aktifitas ekonomi tak boleh mati,†tutur Bamsoet.
Mengakhiri sesi seminar online, Wakil Ketua Umum Pemuda
Pancasila ini tak lupa memberikan motivasi dan penyemangat kepada para peserta
yang notabene bekerja di sektor perhotelan. Dirinya mengingatkan pentingnya
harapan yang akan membuat hari ini menjadi lebih mudah untuk dijalani.
Kelak disaat pandemi Covid-19 berakhir, aktifitas pariwisata
sebagai salah satu penyumbang terbesar devisa negara, dengan perhotelan sebagai
penunjangnya, akan cepat pulih. Mengingat masyarakat sudah haus akan hiburan,
menuntaskan kerinduan dengan liburan.
“Jika kita percaya bahwa hari esok akan lebih baik, kita dapat
menguasai hari ini. Tuhan tidak pernah membiarkan kita terlarut dalam
kesedihan, pasti ada rencana indah untuk membayar semua air mata. Sebagaimana
panah yang hanya bisa dilepaskan dengan menariknya terlebih dahulu, ketika
hidup menarikmu kembali, itu berarti kamu meluncurkan sesuatu yang luar biasa,â€
pungkas Bamsoet.