30.7 C
Jakarta
Saturday, December 14, 2024

Asuransi Cina Tawarkan Bantuan ke BPJS Kesehatan

JAKARTA – Perusahaan asuransi asal Cina, Ping An,
menawarkan bantuan ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang
tengah menghadapi masalah defisit keuangan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan
Ping An Insurance, perusahaan asuransi Cina, menawarkan bantuan untuk
mengevaluasi sistem Teknologi dan Informasi (TI) BPJS Kesehatan.

Hal itu disampaikannya setelah bertemu dengan Direktur Utama BPJS Kesehatan
Fachmi Idris. Dalam pertemuan tersebut, Fachmi membeberkan sejumlah
permasalahan BPJS Kesehatan salah satunya terkait kolektibilitas iuran.

“Jadi, mungkin itu bisa memperbaiki kelemahan sistem (TI) tersebut,” ujar
Luhut, Sabtu (24/8).

Menurut Luhut, lemahnya sistem BPJS Kesehatan tercermin dari tidak patuhnya
peserta dalam membayarkan iuran program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Pihak BPJS Kesehatan meminta pemerintah, untuk melakukan upaya penegakan
hukum guna mendorong kepatuhan peserta. Misalnya, faktor kepatuhan iuran
digunakan sebagai syarat bagi masyarakat memperoleh layanan publik.

Baca Juga :  Ketua DPR Setuju Jokowi Berkantor di Papua, Tahun Depan Bangun Istana

“Misalnya, kalau apply (mengajukan permohonan) paspor, ini tidak bisa.
Jadi, data tersebut bisa di-link kan (dihubungkan) dengan Ditjen Imigrasi. Kemudian,
bisa juga di-link kan dengan Polri, tapi bukan untuk kepentingan pidana. Hanya
perdata saja,” jelasnya.

Menurut dia, perbaikan kolektibilitas seharusnya bisa membantu perbaikan
arus kas BPJS Kesehatan agar layanan kesehatan BPJS Kesehatan tetap berjalan
maksimal.

Sementaar itu, Mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli,
mengkhawatirkan tawaran bantuan perusahaan asuransi asal Cina, Ping An
Insurance tersebut.

Menurut Rizal, ada potensi bahwa data-data kesehatan masyarakat Indonesia
bisa disimpan oleh negara tirai bambu tersebut. Terlebih peserta BPJS Kesehatan
terbilang cukup banyak. Data per 30 Juni 2019 mencatat peserta BPJS Kesehatan
sebanyak 222,5 juta jiwa.

“Masa sih soal BPJS saja minta bantuan Cina. Segitu tidak kreatifnya
(pemerintah) atau ada ‘udang di balik batu’?” jelas Rizal dikutip dari akun
Twitter pribadinya, Sabtu (24/8).

Baca Juga :  KIP Kuliah Merdeka Jangkau PTN dan PTS, Simak Jadwal Pendaftaran dan Syaratnya

Berdasarkan data Forbes, Ping An Insurance merupakan perusahaan asuransi
terbesar di China dengan kapitalisasi pasar US$ 180 miliar. Angka tersebut
setara Rp 2.520 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

Perusahaan tersebut memang diketahui menjadi salah satu pelopor penerapan
teknologi canggih di bidang asuransi.

Ping An Good Doctor, portal kesehatan miliknya memiliki pengguna aktif 30
juta per bulan. Ping An Healthcare and Technology, aplikasi seluler untuk
pemesanan berobat ke rumah sakit digunakan oleh 800 juta pelanggan di 70% kota
di China.

Ping An Insurance juga dikenal sebagai salah satu pelopor penerapan
teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam industri
asuransi.

Ping An sudah mengembangkan AI untuk influenza, diabetes hingga penyakit
lainnya. Ping An juga memiliki sistem IT facial recognition technology sampai
voice print recognition technology. (der/fin/kpc)

JAKARTA – Perusahaan asuransi asal Cina, Ping An,
menawarkan bantuan ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang
tengah menghadapi masalah defisit keuangan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan
Ping An Insurance, perusahaan asuransi Cina, menawarkan bantuan untuk
mengevaluasi sistem Teknologi dan Informasi (TI) BPJS Kesehatan.

Hal itu disampaikannya setelah bertemu dengan Direktur Utama BPJS Kesehatan
Fachmi Idris. Dalam pertemuan tersebut, Fachmi membeberkan sejumlah
permasalahan BPJS Kesehatan salah satunya terkait kolektibilitas iuran.

“Jadi, mungkin itu bisa memperbaiki kelemahan sistem (TI) tersebut,” ujar
Luhut, Sabtu (24/8).

Menurut Luhut, lemahnya sistem BPJS Kesehatan tercermin dari tidak patuhnya
peserta dalam membayarkan iuran program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Pihak BPJS Kesehatan meminta pemerintah, untuk melakukan upaya penegakan
hukum guna mendorong kepatuhan peserta. Misalnya, faktor kepatuhan iuran
digunakan sebagai syarat bagi masyarakat memperoleh layanan publik.

Baca Juga :  Ketua DPR Setuju Jokowi Berkantor di Papua, Tahun Depan Bangun Istana

“Misalnya, kalau apply (mengajukan permohonan) paspor, ini tidak bisa.
Jadi, data tersebut bisa di-link kan (dihubungkan) dengan Ditjen Imigrasi. Kemudian,
bisa juga di-link kan dengan Polri, tapi bukan untuk kepentingan pidana. Hanya
perdata saja,” jelasnya.

Menurut dia, perbaikan kolektibilitas seharusnya bisa membantu perbaikan
arus kas BPJS Kesehatan agar layanan kesehatan BPJS Kesehatan tetap berjalan
maksimal.

Sementaar itu, Mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli,
mengkhawatirkan tawaran bantuan perusahaan asuransi asal Cina, Ping An
Insurance tersebut.

Menurut Rizal, ada potensi bahwa data-data kesehatan masyarakat Indonesia
bisa disimpan oleh negara tirai bambu tersebut. Terlebih peserta BPJS Kesehatan
terbilang cukup banyak. Data per 30 Juni 2019 mencatat peserta BPJS Kesehatan
sebanyak 222,5 juta jiwa.

“Masa sih soal BPJS saja minta bantuan Cina. Segitu tidak kreatifnya
(pemerintah) atau ada ‘udang di balik batu’?” jelas Rizal dikutip dari akun
Twitter pribadinya, Sabtu (24/8).

Baca Juga :  KIP Kuliah Merdeka Jangkau PTN dan PTS, Simak Jadwal Pendaftaran dan Syaratnya

Berdasarkan data Forbes, Ping An Insurance merupakan perusahaan asuransi
terbesar di China dengan kapitalisasi pasar US$ 180 miliar. Angka tersebut
setara Rp 2.520 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

Perusahaan tersebut memang diketahui menjadi salah satu pelopor penerapan
teknologi canggih di bidang asuransi.

Ping An Good Doctor, portal kesehatan miliknya memiliki pengguna aktif 30
juta per bulan. Ping An Healthcare and Technology, aplikasi seluler untuk
pemesanan berobat ke rumah sakit digunakan oleh 800 juta pelanggan di 70% kota
di China.

Ping An Insurance juga dikenal sebagai salah satu pelopor penerapan
teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam industri
asuransi.

Ping An sudah mengembangkan AI untuk influenza, diabetes hingga penyakit
lainnya. Ping An juga memiliki sistem IT facial recognition technology sampai
voice print recognition technology. (der/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru