26.6 C
Jakarta
Friday, April 11, 2025

Belum Tentukan Sanksi, BI Cermati Erornya Sistem Bank Mandiri

Bank Indonesia (BI) mencermati erornya Bank Mandiri yang sempat
membuat resah masyarakat sepanjang hari kemarin, Sabtu (20/7). Meskipun
sebagian pelayanannya telah kembali pulih, akan tetapi kejadian itu sempat
membuat nasabah panik.

Direktur
Eksekutif Departemen Komunikasi Bi Onny Widjanarko menyatakan, saat ini BI
tengah melakukan penelitian terlebih dulu mengenai penyebab erornya sistem pada
Bank Mandiri. Setelah itu, BI menentukan apakah akan memberikan sanksi atau
tidak kepada bank pelat merah tersebut.

“Kalau soal
sanksi dan nggak sanksi, tergantung dari penelitian. Jadi, kami nggak gampang
ngasih sanksi. Dilihat dulu apa (penyebabnya),” kata Onny saat menemui awak
media di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (20/7).

Biasanya
setiap sistem yang mengalami eror memiliki rasio toleransi yang bisa menjadi
bahan pertimbangan BI. Rasio toleransi itu dihitung dari seberapa cepat
penanganan perbankan mengatasi masalah eror tersebut.

“Recovery-nya
berapa lama, kalau lebih cepat itu lebih baik. Kalau datanya aman, itu lebih
baik juga. BI melihatnya itu, harus disiapkan SOP-nya mengatasi itu,” terang
Onny.

Onny
mengatakan, perlindungan konsumen harus diprioritaskan dalam insiden errornya
sistem Bank Mandiri tersebut. Konsumen harus diberikan edukasi agar tetap
merasa aman dan terkawal dari dana yang telah disimpan di bank.

Baca Juga :  Satu Lagi Prajurit TNI Tewas Ditembak Separatis Papua

Termasuk jika
saat ini terdapat konsumen yang masih mengalami kehilangan atau kelebihan saldo
akibat insiden tersebut. Ia menyatakan, perbankan harus melayani seluruh
nasabah yang masih mengalami kendala tersebut.

“Karena
setiap penyelenggara itu ada dispute resolution. Kalau ada dispute, segera ke
banknya. Karena itu ada aturan risk management, aturan kekuatan sistem
pemeliharaan, dan aturan perlindungan konsumen di sistem pembayaran,” tegasnya

Onny
menyatakan, kejadian yang dialami oleh Bank mandiri bukan kejadian yang baru.
Sebelumnya, ada pula kasus-kasus serupa. Namun, BI tetap meminta Bank Mandiri
untuk meningkatkan keamanan sistemnya.

“Ke depan
perlu meningkatkan kapabilitas dan sistemnya supaya lebih cepat recovery-nya,”
tukasnya.

Sementara
itu, pakar keamanan siber dari Communication and System Security Research
Center (CISSReC), Pratama Persadha meminta Bank Mandiri untuk meningkatkan
sistem keamanan setiap melakukan pemeliharaan sistem. Dia berharap, insiden itu
tidak menimbulkan adanya rush money di masyarakat.

“Bila memang
penyebab utamanya karena maintenance, Bank Mandiri harus benar-benar memastikan
sistem update-nya siap terlebih dahulu di lab pengetesan. Bila langsung
diaplikasikan secara live memang selalu ada kemungkinan eror,” ujar Pratama
dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com.

Ke depan, dia
menyarankan, Bank Mandiri benar-benar menyiapkan sistemnya telah berjalan baik,
terutama saat maintenance dan update. Catatannya, peristiwa berubahnya saldo
nasabah juga pernah terjadi di Bank Mandiri pada 2017 dan 2018 dengan skala
kejadian yang lebih kecil.

Baca Juga :  Legislator Golkar Minta Menkeu Jaga Kredibilitas Jokowi

“Jangan
sampai peristiwa saldo berkurang ini terjadi berulang kali. Nasabah bisa hilang
kepercayaan, tidak hanya pada satu bank, bisa membahayakan sistem perbankan nasional,”
jelasnya.

Pratama
berharap, insiden ini juga dapat menjadi pelajaran untuk seluruh pihak terkait.
Apalagi Bank Mandiri adalah salah satu bank terbesar di tanah air. Harapannya
agar menjaga ketenangan dan kenyamanan nasabah, yang ujungnya adalah menjaga
stabilitas nasional.

“Nasabah
sangat dirugikan, harapannya Mandiri bisa memberikan kompensasi yang layak bagi
seluruh nasabah Bank Mandiri,” tegasnya.

Seperti
diberitakan sebelumnya, erornya sistem Bank Mandiri yang terjadi saat backup
data dari core system ke backup system terasa sejak Sabtu (20/7) pagi. Hal
tersebut menyebabkan 10 persen nasabah Bank Mandiri secara nasional mengalami
gangguan saldo. Ada yang kehilangan saldonya, ada pula yang bertambah saldonya.

Erornya
sistem Bank Mandiri juga sempat menyebabkan kepanikan di kalangan nasabah Bank
Mandiri yang ramai membincangkannya di media sosial. Ada beberapa nasabah yang
mengaku mereka kehilangan saldonya hingga menjadi nol rupiah saat terjadi eror.(jpn)

 

 

Bank Indonesia (BI) mencermati erornya Bank Mandiri yang sempat
membuat resah masyarakat sepanjang hari kemarin, Sabtu (20/7). Meskipun
sebagian pelayanannya telah kembali pulih, akan tetapi kejadian itu sempat
membuat nasabah panik.

Direktur
Eksekutif Departemen Komunikasi Bi Onny Widjanarko menyatakan, saat ini BI
tengah melakukan penelitian terlebih dulu mengenai penyebab erornya sistem pada
Bank Mandiri. Setelah itu, BI menentukan apakah akan memberikan sanksi atau
tidak kepada bank pelat merah tersebut.

“Kalau soal
sanksi dan nggak sanksi, tergantung dari penelitian. Jadi, kami nggak gampang
ngasih sanksi. Dilihat dulu apa (penyebabnya),” kata Onny saat menemui awak
media di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (20/7).

Biasanya
setiap sistem yang mengalami eror memiliki rasio toleransi yang bisa menjadi
bahan pertimbangan BI. Rasio toleransi itu dihitung dari seberapa cepat
penanganan perbankan mengatasi masalah eror tersebut.

“Recovery-nya
berapa lama, kalau lebih cepat itu lebih baik. Kalau datanya aman, itu lebih
baik juga. BI melihatnya itu, harus disiapkan SOP-nya mengatasi itu,” terang
Onny.

Onny
mengatakan, perlindungan konsumen harus diprioritaskan dalam insiden errornya
sistem Bank Mandiri tersebut. Konsumen harus diberikan edukasi agar tetap
merasa aman dan terkawal dari dana yang telah disimpan di bank.

Baca Juga :  Satu Lagi Prajurit TNI Tewas Ditembak Separatis Papua

Termasuk jika
saat ini terdapat konsumen yang masih mengalami kehilangan atau kelebihan saldo
akibat insiden tersebut. Ia menyatakan, perbankan harus melayani seluruh
nasabah yang masih mengalami kendala tersebut.

“Karena
setiap penyelenggara itu ada dispute resolution. Kalau ada dispute, segera ke
banknya. Karena itu ada aturan risk management, aturan kekuatan sistem
pemeliharaan, dan aturan perlindungan konsumen di sistem pembayaran,” tegasnya

Onny
menyatakan, kejadian yang dialami oleh Bank mandiri bukan kejadian yang baru.
Sebelumnya, ada pula kasus-kasus serupa. Namun, BI tetap meminta Bank Mandiri
untuk meningkatkan keamanan sistemnya.

“Ke depan
perlu meningkatkan kapabilitas dan sistemnya supaya lebih cepat recovery-nya,”
tukasnya.

Sementara
itu, pakar keamanan siber dari Communication and System Security Research
Center (CISSReC), Pratama Persadha meminta Bank Mandiri untuk meningkatkan
sistem keamanan setiap melakukan pemeliharaan sistem. Dia berharap, insiden itu
tidak menimbulkan adanya rush money di masyarakat.

“Bila memang
penyebab utamanya karena maintenance, Bank Mandiri harus benar-benar memastikan
sistem update-nya siap terlebih dahulu di lab pengetesan. Bila langsung
diaplikasikan secara live memang selalu ada kemungkinan eror,” ujar Pratama
dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com.

Ke depan, dia
menyarankan, Bank Mandiri benar-benar menyiapkan sistemnya telah berjalan baik,
terutama saat maintenance dan update. Catatannya, peristiwa berubahnya saldo
nasabah juga pernah terjadi di Bank Mandiri pada 2017 dan 2018 dengan skala
kejadian yang lebih kecil.

Baca Juga :  Legislator Golkar Minta Menkeu Jaga Kredibilitas Jokowi

“Jangan
sampai peristiwa saldo berkurang ini terjadi berulang kali. Nasabah bisa hilang
kepercayaan, tidak hanya pada satu bank, bisa membahayakan sistem perbankan nasional,”
jelasnya.

Pratama
berharap, insiden ini juga dapat menjadi pelajaran untuk seluruh pihak terkait.
Apalagi Bank Mandiri adalah salah satu bank terbesar di tanah air. Harapannya
agar menjaga ketenangan dan kenyamanan nasabah, yang ujungnya adalah menjaga
stabilitas nasional.

“Nasabah
sangat dirugikan, harapannya Mandiri bisa memberikan kompensasi yang layak bagi
seluruh nasabah Bank Mandiri,” tegasnya.

Seperti
diberitakan sebelumnya, erornya sistem Bank Mandiri yang terjadi saat backup
data dari core system ke backup system terasa sejak Sabtu (20/7) pagi. Hal
tersebut menyebabkan 10 persen nasabah Bank Mandiri secara nasional mengalami
gangguan saldo. Ada yang kehilangan saldonya, ada pula yang bertambah saldonya.

Erornya
sistem Bank Mandiri juga sempat menyebabkan kepanikan di kalangan nasabah Bank
Mandiri yang ramai membincangkannya di media sosial. Ada beberapa nasabah yang
mengaku mereka kehilangan saldonya hingga menjadi nol rupiah saat terjadi eror.(jpn)

 

 

Terpopuler

Artikel Terbaru