28.6 C
Jakarta
Sunday, December 22, 2024

Jaga Jarak Mudah Diucapkan, Tapi Sulit Dilakukan

Menjaga jarak atau physical distancing sebagai bagian dari protokol
kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 menjadi penting untuk
dilakukan. Berdasar rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), jarak aman
yang dianjurkan dalam physical distancing adalah satu hingga dua meter.

Kendati protokol kesehatan seperti jaga jarak dan lainnya sudah sering
disebarluaskan melalui berbagai media, namun hal itu masih sulit dilakukan.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengakui bahwa
jaga jarak mudah diucapkan, akan tetapi masih sulit untuk dilakukan. Padahal
apabila hal itu dilakukan, maka Covid-19 dapat dikendalikan.

“Jaga jarak mudah diucapkan, tapi masih sulit untuk dilakukan,” ujar
Doni kepada wartawan, Sabtu (20/6).

Dalam kesempatan tersebut, Doni juga mengatakan bahwa kedisiplinan
menjadi kunci dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Menurutnya,
penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 itu tidak akan mudah ditularkan
apabila masyarakat disiplin.

Baca Juga :  Dilaporkan Luhut, Haris Azhar: Kondisi Kebebasan Sipil Makin Menyusut

“Seperti yang saya sudah katakan, tiga kunci utama dalam memutus kunci
penanganan Covid-19 adalah disiplin, disiplin, dan disiplin,” katanya.

Terkait puncak Covid-19, Doni mengatakan bahwa hal itu semestinya tidak
akan terjadi dengan kedisiplinan yang tinggi. Doni mengatakan, hingga hari ini
belum ada ahli atau pakar yang dapat mengukur dan memastikan kapan pandemi
Covid-19 akan berakhir. Seluruh dunia saat ini sedang berlomba untuk membuat
dan mendapatkan vaksin.

Dalam hal ini, ada kemungkinan menurut pakar bahwa manusia akan hidup
lebih lama dengan Covid-19. Sebagaimana beberapa jenis penyakit yang lain
seperti HIV-AIDS yang sampai hari ini belum ada obat atau vaksinnya.

“Belum ada pakar yang bisa memastikan kapan akan berakhir. Bisa jadi
manusia akan hidup lama dengan Covid-19,” kata Doni. “Vaksin bisa ditemukan
atau tidak ditemukan, seperti HIV,” imbuhnya.

Baca Juga :  Ditantang Jozeph Paul Zhang, Ini Jawaban Gus Yaqut

Melihat kondisi tersebut, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo
(Jokowi) bahwa dalam hal ini masyarakat harus dapat hidup berdampingan dengan
Covid-19. Adapun berdampingan pada konteks ini bukan berarti menyerah, namun
beradaptasi untuk tetap aman dari Covid-19 dan tetap produktif.

“Berdampingan (dengan Covid-19), bukan berarti menyerah, akan tetapi
kita harus beradaptasi. Bagaimana kita tetap melakukan aktivitas, tapi tidak
terpapar Covid-19,” pungkas Doni.

Menjaga jarak atau physical distancing sebagai bagian dari protokol
kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 menjadi penting untuk
dilakukan. Berdasar rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), jarak aman
yang dianjurkan dalam physical distancing adalah satu hingga dua meter.

Kendati protokol kesehatan seperti jaga jarak dan lainnya sudah sering
disebarluaskan melalui berbagai media, namun hal itu masih sulit dilakukan.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengakui bahwa
jaga jarak mudah diucapkan, akan tetapi masih sulit untuk dilakukan. Padahal
apabila hal itu dilakukan, maka Covid-19 dapat dikendalikan.

“Jaga jarak mudah diucapkan, tapi masih sulit untuk dilakukan,” ujar
Doni kepada wartawan, Sabtu (20/6).

Dalam kesempatan tersebut, Doni juga mengatakan bahwa kedisiplinan
menjadi kunci dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Menurutnya,
penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 itu tidak akan mudah ditularkan
apabila masyarakat disiplin.

Baca Juga :  Dilaporkan Luhut, Haris Azhar: Kondisi Kebebasan Sipil Makin Menyusut

“Seperti yang saya sudah katakan, tiga kunci utama dalam memutus kunci
penanganan Covid-19 adalah disiplin, disiplin, dan disiplin,” katanya.

Terkait puncak Covid-19, Doni mengatakan bahwa hal itu semestinya tidak
akan terjadi dengan kedisiplinan yang tinggi. Doni mengatakan, hingga hari ini
belum ada ahli atau pakar yang dapat mengukur dan memastikan kapan pandemi
Covid-19 akan berakhir. Seluruh dunia saat ini sedang berlomba untuk membuat
dan mendapatkan vaksin.

Dalam hal ini, ada kemungkinan menurut pakar bahwa manusia akan hidup
lebih lama dengan Covid-19. Sebagaimana beberapa jenis penyakit yang lain
seperti HIV-AIDS yang sampai hari ini belum ada obat atau vaksinnya.

“Belum ada pakar yang bisa memastikan kapan akan berakhir. Bisa jadi
manusia akan hidup lama dengan Covid-19,” kata Doni. “Vaksin bisa ditemukan
atau tidak ditemukan, seperti HIV,” imbuhnya.

Baca Juga :  Ditantang Jozeph Paul Zhang, Ini Jawaban Gus Yaqut

Melihat kondisi tersebut, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo
(Jokowi) bahwa dalam hal ini masyarakat harus dapat hidup berdampingan dengan
Covid-19. Adapun berdampingan pada konteks ini bukan berarti menyerah, namun
beradaptasi untuk tetap aman dari Covid-19 dan tetap produktif.

“Berdampingan (dengan Covid-19), bukan berarti menyerah, akan tetapi
kita harus beradaptasi. Bagaimana kita tetap melakukan aktivitas, tapi tidak
terpapar Covid-19,” pungkas Doni.

Terpopuler

Artikel Terbaru