PALANGKA RAYA – Doa yang dibacakan
saat sidang paripurna penyampaian pidato presiden, pada Jumat (16/8) kemarin,
mendapat respon Wakil Gubernur Kalteng Habib Ismail. Pasalnya, pembaca doa yang
merupakan Anggota DPD RI dari Kaltim, menyebutkan dalam doa ibu kota
pemerintahan pindah ke Kaltim.
Namun demikian, Wagub Kalteng tetap
berkeyakinan Kalteng yang akan ditunjuk sebagai ibu kota pemerintahan
Indonesia. “Kita tunggu saja keputusan presiden. Doa yang kemarin itu masalah, karena semua berharap demikian
dan yang membaca doa merupakan Anggota DPD RI dari Kaltim, jadi wajar mereka
memohon doa demikian,” ucap Habib Ismail, usai memimpin Apel HUT
Kemerdekaan Indonesia, Sabtu (17/8).
Habib Ismail mengatakan, Kalteng
miliki sejarah yang cukup kuat sebagai ibu kota pemerintahan. Sebab, itu sudah
jauh-jauh hari dicanangkan oleh Presiden Pertama Soekarno. “Kita tetap
punya keyakinan, Kalteng akan menjadi ibu kota pemerintahan,” ujarnya.
Menurutnya, di Kalteng semua ada. alasan yang paling mudah adalah Presiden
Jokowi merupakan fungsionaris PDIP dan PDIP sangat Soekarnoisme. “Saya
kira ini alasan paling mudah, bahwa Kalteng nantinya sebagai ibu kota, kalau di
Kaltim ada bukit Soeharto, maka kita
punya Tugu Soekarno,” tegasnya.
Kalteng merupakan wilayah sentris
Indonesia. Artinya Kalteng merupakan wilayah yang ada ditengah-tengah
Indonesia. “Kalteng provinsi sentris ada ditengah dan memiliki lahan luas.
Dan masyarakat kita siap menerima pemindahan.
Namun, Kita sabar saja untuk
menunggu presiden, karena harus perhitungan sangat cermat. Ini untuk Indonesia
ke depan,” pungkasnya. (arj)