28.4 C
Jakarta
Saturday, September 21, 2024

Penerimaan Melemah, Defisit APBN 2019 Diperkirakan Jebol

Defisit anggaran
hingga semester pertama 2019 tercatat sebesar Rp 135,8 triliun atau setara
dengan 0,84 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Realisasi defisit anggaran
semester I-2019 lebih besar dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang
sebesar Rp 110,6 triliun atau setara 0,75 dari PDB.

Menteri Keuangan Sri
Mulyani Indrawati menuturkan, meningkatnya defisit anggaran tersebut
dikarenakan realisasi belanja yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan pendapatan.

“Total defisit
anggaran sampai semester satu 2019 lebih besar dibandingkan defisit semester
satu tahun lalu yang sebesar Rp 110,6 triliun,” ujar Menteri Keuangan Sri
Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (16/7).

Adapun realisasi
pendapatan negara sampai dengan Juni 2019 hanya mencapai Rp 898,8 triliun
(41,51 persen dari target APBN 2019). Rinciannya berasal dari penerimaan
perpajakan sebesar Rp 688,94 triliun (38,57 persen dari target APBN 2019) dan
penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 209 triliun (55,27 persen dari
target APBN 2019).

Baca Juga :  Ini Pidato Lengkap Soekarno Sebelum dan Sesudah Membacakan Proklamasi

Sementara itu,
realisasi belanja negara sampai tercatat mencapai Rp 1.034 triliun (42,03
persen dari pagu APBN 2019). Rinciannya, untuk belanja pemerintah pusat
mencapai Rp 630,57 triliun dan Transfer Daerah dan Dana Desa (TKDD) mencapai Rp
403,95 triliun.

“Terjadi pertumbuhan
belanja negara 9,6 persen,” katanya.

Menginjak paruh kedua,
Sri Mulyani memperkirakan defisit anggaran juga akan melebar. Defisit anggaran
hingga akhir tahun diperkirakan menyentuh Rp 310,8 triliun (1,93 persen dari
PDB), melampaui target APBN sebesar Rp 296 triliun (1,84 persen).

“Defisit akan sedikit
lebih tinggi karena adanya tren pelemahan penerimaan (APBN) karena ekonomi yang
mengalami tekanan,” tukasnya.(jpo)

 

Defisit anggaran
hingga semester pertama 2019 tercatat sebesar Rp 135,8 triliun atau setara
dengan 0,84 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Realisasi defisit anggaran
semester I-2019 lebih besar dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang
sebesar Rp 110,6 triliun atau setara 0,75 dari PDB.

Menteri Keuangan Sri
Mulyani Indrawati menuturkan, meningkatnya defisit anggaran tersebut
dikarenakan realisasi belanja yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan pendapatan.

“Total defisit
anggaran sampai semester satu 2019 lebih besar dibandingkan defisit semester
satu tahun lalu yang sebesar Rp 110,6 triliun,” ujar Menteri Keuangan Sri
Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (16/7).

Adapun realisasi
pendapatan negara sampai dengan Juni 2019 hanya mencapai Rp 898,8 triliun
(41,51 persen dari target APBN 2019). Rinciannya berasal dari penerimaan
perpajakan sebesar Rp 688,94 triliun (38,57 persen dari target APBN 2019) dan
penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 209 triliun (55,27 persen dari
target APBN 2019).

Baca Juga :  Ini Pidato Lengkap Soekarno Sebelum dan Sesudah Membacakan Proklamasi

Sementara itu,
realisasi belanja negara sampai tercatat mencapai Rp 1.034 triliun (42,03
persen dari pagu APBN 2019). Rinciannya, untuk belanja pemerintah pusat
mencapai Rp 630,57 triliun dan Transfer Daerah dan Dana Desa (TKDD) mencapai Rp
403,95 triliun.

“Terjadi pertumbuhan
belanja negara 9,6 persen,” katanya.

Menginjak paruh kedua,
Sri Mulyani memperkirakan defisit anggaran juga akan melebar. Defisit anggaran
hingga akhir tahun diperkirakan menyentuh Rp 310,8 triliun (1,93 persen dari
PDB), melampaui target APBN sebesar Rp 296 triliun (1,84 persen).

“Defisit akan sedikit
lebih tinggi karena adanya tren pelemahan penerimaan (APBN) karena ekonomi yang
mengalami tekanan,” tukasnya.(jpo)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru