Pemerintah
secara aktif melakukan monitoring harga dan pasokan pangan secara rutin.
Langkah ini dilakukan dalam rangka antisipasi ketersediaan pasokan pangan pokok
di tengah mewabahnya virus korona atau Covid-19.
“Kami
akan monitor terus. Pangan tidak boleh kurang, itu arahan Presiden,†ujar Menko
Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Selasa (17/3).
Airlangga
menjabarkan, secara umum telah dibahas stok dan harga 11 komoditas bahan pangan
pokok. Ketersediaan beberapa bahan pangan pokok utama, terutama komoditas
beras, jagung, daging sapi/kerbau, gula dan bawang putih dijamin cukup untuk
memenuhi kebutuhan.
“Stok
beras, jagung, daging sapi/kerbau, gula dan bawang putih dijamin cukup untuk
memenuhi kebutuhan,†tuturnya.
Terdapat sebesar
3,5 juta ton stok beras kini tersebar di gudang Perum BULOG, penggilingan, dan
pedagang. Diperkirakan panen raya terjadi pada Maret hingga Mei 2020.
Sehingga
pada akhir Mei 2020, diperkirakan akan terdapat stok beras sebesar 7,7 juta
ton. Sedangkan stok jagung pada akhir Februari 2020 sebesar 661 ribu ton dan
panen bulan Maret diperkirakan mencapai 6,2 juta ton.
Stabilisasi
harga gula akan dilaksanakan dengan pendistribusian gula sebanyak 20 ribu ton
oleh Perum BULOG dengan harga sebesar Rp 10.500 per kilogram. “Selain itu, akan
segera direalisasikan penyediaan gula konsumsi sejumlah 150 ribu ton oleh BUMN
yang ditugaskan,†imbuhnya.
Terkait
ketersediaan bawang putih, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto melaporkan
pihaknya telah menerbitkan tambahan Persetujuan Impor (PI) sebesar 70 ribu ton.
Sedangkan untuk stabilisasi harga daging, ia juga akan segera merealisasikan
rencana impor daging kerbau sebesar 170 ribu ton dan daging sapi sejumlah 120
ribu ton.(jpc)