26.3 C
Jakarta
Tuesday, April 15, 2025

Mendikbud Hapus UN, Pengamat: Langkah Cepat yang Patut Diapresiasi

Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Markarim membuat terobosan baru di dunia
pendidikan. Mantan CEO Gojek itu menghapus Ujian Nasional (UN) yang bakal
diterapkan pada 2021. Artinya, 2020 menjadi tahun terakhir pelaksanaan UN.

Pengamat pendidikan,
Indra Charismiadji mengapresiasi langkah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) dalam menghapus UN. Menurutnya, meski UN saat ini sudah tidak
lagi menjadi syarat kelulusan, tapi penghentian total merupakan langkah tepat.

“Perubahan ini patut
diapresiasi, artinya Kemendikbud tidak sekadar mengerjakan hal yang rutin
lagi,” ujar Indra saat dihubungi JawaPos.com, Kamis (12/12).

Meski begitu, Indra
mengatakan Nadiem punya tantangan lain. Yakni pemetaan perbaikan pendidikan
yang harus dilakukan dari hasil UN selama ini.

“Aksi itu sendiri,
sampai hari ini yang katanya hasilnya akan jadi bahan pemetaan tapi sayang
sekali petanya masih peta buta,” tutur Indra.

Baca Juga :  Dijuluki 'The King of Angin Surga', Prima Beber 13 Janji Kosong Luhut

Indra meminta
pemerintah melakukan langkah nyata untuk program yang dibuat berdasarkan
regulasi penghapusan UN. Pengambilan data berdasakan ujian tidak akan ada
pembangunan sumber daya manusia, jika data hanya disimpan.

Langkah tersebut
dicontohkan Indra seperti tes kesehatan yang memiliki angka konkret dan sasaran
tepat. Hal itu yang seharusnya menjadi proses edukasi oleh Kemendikbud.

“Yang paling penting
justru langkah setelah hasil lab tadi keluar, mau dikasih obat apa, mau
diterapi apa, mau disuruh mengubah pola hidup atau tidak, perlu mengubah pola
makan atau tidak, perlu berolahraga atau tidak,” pungkasnya.

Sekadar informasi,
Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan UN hanya akan ada pada 2020. Setelah itu
formatnya akan diganti. Sehingga pada 2021 tidak lagi ada UN. “Pada 2021, UN
akan diganti menjadi asesmen kompetisi minimum dan survei karakter,” ujar
Nadiem.

Baca Juga :  26 Anggota Teroris Bersenjata Papua Kembali ke NKR

Nadiem menjelaskan
alasan UN tetap dilakukan sampai dengan 2020. Alasannya karena sudah dilakukan
persiapan adanya pelaksanaan UN tersebut. Sehingga tidak bisa serta merta
dihapus.

Sementara itu, alasan
UN diganti karena berdasarkan survei dan diskusi dari beberapa pihak termasuk
juga dengan orang tua siswa, hasilnya tidak baik. Karena siswa fokusnya
menghapal materi yang telah dipelajari. UN juga menurut Nadiem belum menyentuh
kepada karakter siswa. Sehingga dia memutuskan UN hanya akan ada sampai 2020.
Setelah itu asesmen kompetisi minimum dan survei karakter‎ yang akan
diterapkan.

“Jadi memang belum
menyentuh karekter siswa secara holistik,” tuturnya.(jpc)

 

 

Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Markarim membuat terobosan baru di dunia
pendidikan. Mantan CEO Gojek itu menghapus Ujian Nasional (UN) yang bakal
diterapkan pada 2021. Artinya, 2020 menjadi tahun terakhir pelaksanaan UN.

Pengamat pendidikan,
Indra Charismiadji mengapresiasi langkah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) dalam menghapus UN. Menurutnya, meski UN saat ini sudah tidak
lagi menjadi syarat kelulusan, tapi penghentian total merupakan langkah tepat.

“Perubahan ini patut
diapresiasi, artinya Kemendikbud tidak sekadar mengerjakan hal yang rutin
lagi,” ujar Indra saat dihubungi JawaPos.com, Kamis (12/12).

Meski begitu, Indra
mengatakan Nadiem punya tantangan lain. Yakni pemetaan perbaikan pendidikan
yang harus dilakukan dari hasil UN selama ini.

“Aksi itu sendiri,
sampai hari ini yang katanya hasilnya akan jadi bahan pemetaan tapi sayang
sekali petanya masih peta buta,” tutur Indra.

Baca Juga :  Dijuluki 'The King of Angin Surga', Prima Beber 13 Janji Kosong Luhut

Indra meminta
pemerintah melakukan langkah nyata untuk program yang dibuat berdasarkan
regulasi penghapusan UN. Pengambilan data berdasakan ujian tidak akan ada
pembangunan sumber daya manusia, jika data hanya disimpan.

Langkah tersebut
dicontohkan Indra seperti tes kesehatan yang memiliki angka konkret dan sasaran
tepat. Hal itu yang seharusnya menjadi proses edukasi oleh Kemendikbud.

“Yang paling penting
justru langkah setelah hasil lab tadi keluar, mau dikasih obat apa, mau
diterapi apa, mau disuruh mengubah pola hidup atau tidak, perlu mengubah pola
makan atau tidak, perlu berolahraga atau tidak,” pungkasnya.

Sekadar informasi,
Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan UN hanya akan ada pada 2020. Setelah itu
formatnya akan diganti. Sehingga pada 2021 tidak lagi ada UN. “Pada 2021, UN
akan diganti menjadi asesmen kompetisi minimum dan survei karakter,” ujar
Nadiem.

Baca Juga :  26 Anggota Teroris Bersenjata Papua Kembali ke NKR

Nadiem menjelaskan
alasan UN tetap dilakukan sampai dengan 2020. Alasannya karena sudah dilakukan
persiapan adanya pelaksanaan UN tersebut. Sehingga tidak bisa serta merta
dihapus.

Sementara itu, alasan
UN diganti karena berdasarkan survei dan diskusi dari beberapa pihak termasuk
juga dengan orang tua siswa, hasilnya tidak baik. Karena siswa fokusnya
menghapal materi yang telah dipelajari. UN juga menurut Nadiem belum menyentuh
kepada karakter siswa. Sehingga dia memutuskan UN hanya akan ada sampai 2020.
Setelah itu asesmen kompetisi minimum dan survei karakter‎ yang akan
diterapkan.

“Jadi memang belum
menyentuh karekter siswa secara holistik,” tuturnya.(jpc)

 

 

Terpopuler

Artikel Terbaru