31.9 C
Jakarta
Saturday, September 21, 2024

Temuan KNKT: Sebelum Jatuh, Autothrottle Sriwijaya Air SJ182 Sudah 2 K

PROKALTENG.CO – Sistem autothrottle
pesawat Sriwijaya Air SJ182 diketahui sudah dua kali rusak. Itu berdasarkan
hasil investigasi dan analisa buku catatan perawatan pesawat.

Autothrottle merupakan sistem
pengatur gas yang memungkinkan pilot menentukan kecepatan (speed) dan dorongan (thrust)
pesawat secara otomatis. Dalam sistem kecepatan, autothrottle berguna untuk mengatur penerbangan pesawat dalam batas
yang aman.

Tidak berfungsinya sistem ini
pertama dilaporkan pada 3 Januari 2021, atau enam hari sebelum kecelakaan. Namun
kemudian dilakukan perbaikan dan bisa berfungsi dengan baik.

Tapi baru sehari berselang, 4
Januari 2021, authrottle kembali dilaporkan tidak berfungsi.

Perbaikan dilakukan dan belum
berhasil, sehingga dimasukkan pada daftar penundaan perbaikan atau Deferred Maintenance Item (DMI).

DMI adalah hal yang biasa.
Penundaan itu umumnya dapat dilakukan sampai sepuluh hari. Setelah itu, tanggal
5 Januari 2021, dilakukan perbaikan dengan hasil baik dan DMI ditutup.

Baca Juga :  280 Ribu PNS Akan Pindah ke Ibu Kota Baru

Demikian disampaikan Ketua Komite
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono dalam konferensi
pers laporan awal (preliminary report) investigasi SJ-182 di Jakarta, Rabu
(10/2/2021).

“Tidak ditemukan catatan adanya
DMI di buku catatan perawatan sampai dengan 9 Januari 2021,” ujar Nurcahyo.

Hasil investigasi juga menemukan,
pada 25 Desember 2020, sempat ditemukan juga penunjuk kecepatan (Mach/Airspeed Indicator) di sisi sebelah
kanan rusak. Perbaikan yang dilakukan belum berhasil dan dimasukkan ke dalam
daftar penundaan perbaikan kategori C.

Sesuai Minimum Equipment List (MEL), untuk kategori C penundaan perbaikan
boleh sampai dengan 10 hari.

Dengan temuan KNKT tersebut, maka
pesawat Boeing 737-500 yang terbang dengan rute Bandar Udara Internasional
Soekarno-Hatta, Jakarta menuju Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak
itu sudah laik terbang.

KNKT menemukan sistem autothrottle Sriwijaya Air SJ 182 yang
jatuh di perairan Kepulauan Seribu mengalami anomali. Yang kiri mundur terlalu
jauh, sedangkan yang kanan benar-benar tidak bergerak atau macet.

Baca Juga :  Jangan Khawatir !Batal Berangkat, Jemaah yang Sudah Lunas Bipih Otomat

Pergerakan sistem pengatur daya
atau gas ini terekam dalam data yang dilaporkan KNKT pada investigasi awal
kecelakaan pesawat. Soerjanto mengatakan, anomali yang dialami sistem
autothrottle belum bisa diartikan sebagai kondisi malfungsi. “Mungkin gejala
kerusakan ada di autrotottle, tapi kerusakan ada di tempat lain,” ujarnya.

KNKT saat ini sedang meneliti
adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem autothrottle. Menurut Seorjanto, penelitian ini melibatkan 13
komponen yang berhubungan dengan sistem pengatur kecepatan tersebut.

Kendati terjadi perubahan,
Soerjanto mengatakan semestinya autothrottle
tidak mempengaruhi penerbangan Sriwijaya Air saat itu. “Harusnya logikanya
mesin mati satu pun pesawat masih bisa terbang,” tuturnya.

PROKALTENG.CO – Sistem autothrottle
pesawat Sriwijaya Air SJ182 diketahui sudah dua kali rusak. Itu berdasarkan
hasil investigasi dan analisa buku catatan perawatan pesawat.

Autothrottle merupakan sistem
pengatur gas yang memungkinkan pilot menentukan kecepatan (speed) dan dorongan (thrust)
pesawat secara otomatis. Dalam sistem kecepatan, autothrottle berguna untuk mengatur penerbangan pesawat dalam batas
yang aman.

Tidak berfungsinya sistem ini
pertama dilaporkan pada 3 Januari 2021, atau enam hari sebelum kecelakaan. Namun
kemudian dilakukan perbaikan dan bisa berfungsi dengan baik.

Tapi baru sehari berselang, 4
Januari 2021, authrottle kembali dilaporkan tidak berfungsi.

Perbaikan dilakukan dan belum
berhasil, sehingga dimasukkan pada daftar penundaan perbaikan atau Deferred Maintenance Item (DMI).

DMI adalah hal yang biasa.
Penundaan itu umumnya dapat dilakukan sampai sepuluh hari. Setelah itu, tanggal
5 Januari 2021, dilakukan perbaikan dengan hasil baik dan DMI ditutup.

Baca Juga :  280 Ribu PNS Akan Pindah ke Ibu Kota Baru

Demikian disampaikan Ketua Komite
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono dalam konferensi
pers laporan awal (preliminary report) investigasi SJ-182 di Jakarta, Rabu
(10/2/2021).

“Tidak ditemukan catatan adanya
DMI di buku catatan perawatan sampai dengan 9 Januari 2021,” ujar Nurcahyo.

Hasil investigasi juga menemukan,
pada 25 Desember 2020, sempat ditemukan juga penunjuk kecepatan (Mach/Airspeed Indicator) di sisi sebelah
kanan rusak. Perbaikan yang dilakukan belum berhasil dan dimasukkan ke dalam
daftar penundaan perbaikan kategori C.

Sesuai Minimum Equipment List (MEL), untuk kategori C penundaan perbaikan
boleh sampai dengan 10 hari.

Dengan temuan KNKT tersebut, maka
pesawat Boeing 737-500 yang terbang dengan rute Bandar Udara Internasional
Soekarno-Hatta, Jakarta menuju Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak
itu sudah laik terbang.

KNKT menemukan sistem autothrottle Sriwijaya Air SJ 182 yang
jatuh di perairan Kepulauan Seribu mengalami anomali. Yang kiri mundur terlalu
jauh, sedangkan yang kanan benar-benar tidak bergerak atau macet.

Baca Juga :  Jangan Khawatir !Batal Berangkat, Jemaah yang Sudah Lunas Bipih Otomat

Pergerakan sistem pengatur daya
atau gas ini terekam dalam data yang dilaporkan KNKT pada investigasi awal
kecelakaan pesawat. Soerjanto mengatakan, anomali yang dialami sistem
autothrottle belum bisa diartikan sebagai kondisi malfungsi. “Mungkin gejala
kerusakan ada di autrotottle, tapi kerusakan ada di tempat lain,” ujarnya.

KNKT saat ini sedang meneliti
adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem autothrottle. Menurut Seorjanto, penelitian ini melibatkan 13
komponen yang berhubungan dengan sistem pengatur kecepatan tersebut.

Kendati terjadi perubahan,
Soerjanto mengatakan semestinya autothrottle
tidak mempengaruhi penerbangan Sriwijaya Air saat itu. “Harusnya logikanya
mesin mati satu pun pesawat masih bisa terbang,” tuturnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru