26.3 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Pengamatan BMKG, Hilal 1 Syawal Potensi Terlihat Pada 12 Mei 2021

PROKALTENG.CO – Pemantauan hilal awal bulan Syawal 1442 Hijriyah
akan dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Pemantauan
akan dilakukan di 29 titik di seluruh Indonesia. Data BMKG menyebut potensi
hilal awal Syawal terlihat sangat besar pada Rabu 12 Mei 2021.

Kepala Pusat Seismologi Teknik,
Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono mengatakan pihaknya
akan melakukan rukyat atau pemantauan hilal awal bulan Syawal selama dua hari.
Rukyat akan dilakukan pada 11 dan 12 Mei di 29 titik di seluruh Indonesia.

“Dalam penentuan awal bulan
Syawal 1442 H, BMKG akan melaksanakan Rukyatul Hilal selama 2 (dua) hari, yaitu
tanggal 11 dan 12 Mei 2021 di 29 lokasi di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan
tertulisnya, Minggu (9/5).

Dijelaskannya, pemantauan akan dilakukan
di danau Sentani Papua, Gedung Bupati Sarmi Provinsi Papua, Rooftop Hotel
Kriyad Papua, Tugu Christina Ambon, Tower Observatori hilal BMKG Ternate,
pantai Wolulu Sulteng.

Kemudian di GTC Makassar, Gedung
Rektorat IAIN Sultan Amai Gorontalo, Gedung Observasi Hisab Rukyat Kemenag
Sulteng, Rooftop Mega Trade Center Manado, Tower Masjid Balikpapan Islamic
Center, Dermaga Kokar NTT, Balkon Hotel Aston Kupang.

Baca Juga :  2 Hari Libur Nasional Diubah dan 1 Cuti Bersama Ditiadakan

Lalu di Tower SMA Astha Hanas
Subang, Pantai Tanjung Pasir Tangerang, Mess Pemda Bengkulu, Gedung Kebudayaan
Padang, Kantor Stageof Deli Serdang, Kantor BBMKG Wilayah I Medan, hingga Pusat
Observatorium Pengamatan Hilal Kemenag Aceh.

Dijelaskannya, pihaknya menyebut
konjungsi (Ijtimak) awal bulan Syawal 1442 H terjadi pada Rabu 12 Mei 2021 M,
pukul 01.59.47 WIB atau 02.59.47 WITA atau 03.59.47 WIT, sehingga dapat
disimpulkan di wilayah Indonesia konjungsi (ijtimak) terjadi sebelum Matahari
terbenam. Paling awal di Merauke pukul 17.37.16 WIT dan paling akhir pukul
18.46.31 WIB di Sabang, Aceh.

Data Hilal tanggal 11 Mei 2021
adalah tinggi hilal berkisar antara -5,61 derajat di Jayapura sampai dengan
-4,37 derajat di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Elongasi berkisar antara 4,56
derajat di Banda Aceh sampai dengan 5,87 derajat di Waris, Papua.

Sementara pada 12 Mei, tinggi
hilal berkisar antara 4,48 derajat di Merauke sampai dengan 6.05 derajat di
Sabang. Elongasi berkisar antara 5,31 derajat di Merauke sampai dengan 6,74
derajat di Sabang. Umur bulan berkisar antara 13,45 jam di Merauke sampai
dengan 16,78 jam di Sabang. Berkisar antara 22,57 menit di Merauke sampai
dengan 29,50 menit di Sabang.

Baca Juga :  Remaja Nyaris Bugil Saat ‘Sahur on the Road’ Minta Maaf

Fraksi iluminasi bulan berkisar
antara 0,22 persen di Merauke sampai dengan 0,35 persen di Sabang, Aceh. Objek
benda Langit yang dapat disangka sebagai hilal adalah Venus, berjarak sudut lebih
kecil 5 derajat dari bulan.

“Berdasarkan data Hilal awal
Syawal 1442 H di atas, dikarenakan posisi hilal minus, maka hilal tidak akan
teramati pada tanggal 11 Mei 2021. Sedangkan pada tanggal 12 Mei 2021
berdasarkan ilmu astronomi dan data rekor Hilal terlihat oleh BMKG serta jika
cuaca cerah (terutama di ufuk Barat), potensi hilal terlihat sangat besar,”
katanya.

Kendati demikian, untuk mengawali
bulan Syawal 1442 H atau merayakan Idul Fitri sebaiknya menunggu keputusan Menteri
Agama Republik Indonesia yang akan diumumkan pada tanggal 11 Mei 2021 malam,
setelah sidang isbat.

PROKALTENG.CO – Pemantauan hilal awal bulan Syawal 1442 Hijriyah
akan dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Pemantauan
akan dilakukan di 29 titik di seluruh Indonesia. Data BMKG menyebut potensi
hilal awal Syawal terlihat sangat besar pada Rabu 12 Mei 2021.

Kepala Pusat Seismologi Teknik,
Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono mengatakan pihaknya
akan melakukan rukyat atau pemantauan hilal awal bulan Syawal selama dua hari.
Rukyat akan dilakukan pada 11 dan 12 Mei di 29 titik di seluruh Indonesia.

“Dalam penentuan awal bulan
Syawal 1442 H, BMKG akan melaksanakan Rukyatul Hilal selama 2 (dua) hari, yaitu
tanggal 11 dan 12 Mei 2021 di 29 lokasi di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan
tertulisnya, Minggu (9/5).

Dijelaskannya, pemantauan akan dilakukan
di danau Sentani Papua, Gedung Bupati Sarmi Provinsi Papua, Rooftop Hotel
Kriyad Papua, Tugu Christina Ambon, Tower Observatori hilal BMKG Ternate,
pantai Wolulu Sulteng.

Kemudian di GTC Makassar, Gedung
Rektorat IAIN Sultan Amai Gorontalo, Gedung Observasi Hisab Rukyat Kemenag
Sulteng, Rooftop Mega Trade Center Manado, Tower Masjid Balikpapan Islamic
Center, Dermaga Kokar NTT, Balkon Hotel Aston Kupang.

Baca Juga :  2 Hari Libur Nasional Diubah dan 1 Cuti Bersama Ditiadakan

Lalu di Tower SMA Astha Hanas
Subang, Pantai Tanjung Pasir Tangerang, Mess Pemda Bengkulu, Gedung Kebudayaan
Padang, Kantor Stageof Deli Serdang, Kantor BBMKG Wilayah I Medan, hingga Pusat
Observatorium Pengamatan Hilal Kemenag Aceh.

Dijelaskannya, pihaknya menyebut
konjungsi (Ijtimak) awal bulan Syawal 1442 H terjadi pada Rabu 12 Mei 2021 M,
pukul 01.59.47 WIB atau 02.59.47 WITA atau 03.59.47 WIT, sehingga dapat
disimpulkan di wilayah Indonesia konjungsi (ijtimak) terjadi sebelum Matahari
terbenam. Paling awal di Merauke pukul 17.37.16 WIT dan paling akhir pukul
18.46.31 WIB di Sabang, Aceh.

Data Hilal tanggal 11 Mei 2021
adalah tinggi hilal berkisar antara -5,61 derajat di Jayapura sampai dengan
-4,37 derajat di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Elongasi berkisar antara 4,56
derajat di Banda Aceh sampai dengan 5,87 derajat di Waris, Papua.

Sementara pada 12 Mei, tinggi
hilal berkisar antara 4,48 derajat di Merauke sampai dengan 6.05 derajat di
Sabang. Elongasi berkisar antara 5,31 derajat di Merauke sampai dengan 6,74
derajat di Sabang. Umur bulan berkisar antara 13,45 jam di Merauke sampai
dengan 16,78 jam di Sabang. Berkisar antara 22,57 menit di Merauke sampai
dengan 29,50 menit di Sabang.

Baca Juga :  Remaja Nyaris Bugil Saat ‘Sahur on the Road’ Minta Maaf

Fraksi iluminasi bulan berkisar
antara 0,22 persen di Merauke sampai dengan 0,35 persen di Sabang, Aceh. Objek
benda Langit yang dapat disangka sebagai hilal adalah Venus, berjarak sudut lebih
kecil 5 derajat dari bulan.

“Berdasarkan data Hilal awal
Syawal 1442 H di atas, dikarenakan posisi hilal minus, maka hilal tidak akan
teramati pada tanggal 11 Mei 2021. Sedangkan pada tanggal 12 Mei 2021
berdasarkan ilmu astronomi dan data rekor Hilal terlihat oleh BMKG serta jika
cuaca cerah (terutama di ufuk Barat), potensi hilal terlihat sangat besar,”
katanya.

Kendati demikian, untuk mengawali
bulan Syawal 1442 H atau merayakan Idul Fitri sebaiknya menunggu keputusan Menteri
Agama Republik Indonesia yang akan diumumkan pada tanggal 11 Mei 2021 malam,
setelah sidang isbat.

Terpopuler

Artikel Terbaru