PROKALTENG.CO-Kabar gembira datang dari Desa Candirejo, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang. Seorang TKW yang dikabarkan hilang sejak 19 tahun lalu kini diketahui keberadaannya.
Korban adalah Ribut Uripah, 43, videonya tersebar luas di media sosial. Ia diketahui berada di sebuah gubug di hutan Malaysia sendirian. Gubug yang penuh tumpukan kayu itu menjadi tempat tinggalnya selama ini.
Dalam video berdurasi 2 menit 18 detik tersebut, ia ditanya oleh perekam yang menyebutkan asal daerahnya. Ia mengaku orang Desa Candirejo, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang.
Ia juga menyebut kalau namanya sekarang adalah Sakinah Anggraeni dan anaknya bernama Istianah berada di kampung halaman.
Sementara itu, Camat Bawang Suratno, saat diwawancarai membenarkan ada warganya yang hilang sejak tahun 2006 ditemukan di Malaysia.
“Saya dapat laporan kemarin sore dari grup WhatsApp Muspika, ternyata sudah ditangani oleh Kades Candirejo bahwa ada warga TKW yang nama aslinya Ribut, sudah dipastikan bahwa beliau adalah warga Candirejo,” ujarnya Kamis (6/3/2025).
Sekarang, korban sudah berkomunikasi dengan keluarganya melalui video call. Dan pemulangannya akan segera diurus oleh pihak-pihak terkait. Kades Candirejo Akhmad Musafak menjelaskan bahwa korban merupakan warga Desa Candirejo, RT 05 RW 06.
Pihak desa bersama keluarga pun menunggu panggilan video dari Malaysia.
“Tadi pagi sudah dilakukan video call, antara pihak keluarga, pemerintahan desa, kemudian keluarga yang ada di Malaysia. Kemudian nyambung dengan Pak Yoyok (mantan Bupati Batang, Red.),” ucapnya.
Saat Ribut pergi merantau, Musafak menyebut bahwa saat itu pihak desa hanya memberikan surat pengantar atau izin dari keluarga. Namun pihaknya tidak mengetahui, saat di Malaysia kedatangan Ribut di Malaysia menjadi ilegal.
Jawa Pos Radar Semarang mendatangi keluarga korban di Desa Candirejo. Di situ ada kakak korban, Tamat, 70, dan kakak ipar korban Misni, 60. Tamat menjelaskan bahwa mereka empat bersaudara.
“Sekarang sama-sama sudah tua, nangis bareng kita,” ujarnya dalam bahasa Jawa.
Tamat pun mencoba menahan haru, namun matanya sedikit berkaca-kaca.
Ribut adalah anak terakhir. Saat berangkat ke Malaysia, ia berusia 24 tahun dan meninggalkan anak yang masih 4 tahun. Semenjak kepergiannya, Ribut hanya satu kali mengirim surat dan uang, setelah satu tahun di Malaysia.
Namun setelah itu tak ada kabar apapun.
“Dulunya katanya, ada orang ngajak kerja keluar ke Malaysia, yang ngajak tetangga dulu, dia mau, anaknya masih kecil dan dirawat kakaknya,” timpal Misni.
Saat ini anaknya sudah berusia 23 tahun dan sedang menjalani kuliah. Seluruh keluarga pun kaget dan merasa bersyukur setelah mendapati informasi bahwa Ribut telah ketemu.
“Dulu masih sama suaminya, tidak tanggung jawab, akhirnya nekat berangkat kerja. Anaknya dirawat kakaknya, sudah kuliah sekarang,” ucapnya.
Keluarga yang ditinggalkan pun selalu mendoakannya. Jika masih hidup semoga bisa pulang, jika sudah meninggal semoga bisa tenang di alam sana.
“Harapannya bisa dipulangkan sama pemerintah. Semoga Lebaran bisa pulang. Selama hilang itu keluarga masih berharap, dengan ditahlilkan itu jika masih hidup bisa segera pulang. Jika sudah meninggal semoga di alam sana diterima,” imbuhnya. (yan/ton/jpg)