Site icon Prokalteng

Mutasi Virus Corona Baru D614G Sudah Terdeteksi di Lima Kota

mutasi-virus-corona-baru-d614g-sudah-terdeteksi-di-lima-kota

JAKARTA, KALTENGPOS.CO – Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristekdikti)
menyebutkan, bahwa virus mutasi corona D614G terdeteksi di lima kota di
Indonesia. Dari 24 whole genome sequence atau jumlah rangkaian DNA yang terkena
virus corona, 9 mengandung mutasi D614G

Menteri Riset dan
Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang
Brodjonegoro mengatakan, temuan 24 whole genome sequence tersebut berasal dari
beragam lembaga.

Empat berasal dari Universitas
Gadjah Mada (UGM), dua dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dua dari
kerja sama antara Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran
(Unpad) dan Laboratoium Kesehatan Jabar, 10 dari Lembaga Eijkman, dan enam dari
Universitas Airlangga (Unair).

“Virus mutasi corona D614G
terdeteksi di lima kota di Indonesia. Dari 24 whole genome sequence, bisa kami
sampaikan sembilan mengandung mutasi D614G,” kata Bambang dalam diskusi virtual
di Jakarta, Rabu (2/9).

“Masing-masing diantaranya, dua
dari Surabaya, tiga dari Jogja (Yogyakarta), satu dari Tangerang dan Jakarta
dan dua dari Bandung, jadi ada sembilan dari 24 yang sudah di submit,”
imbuhnya.

Bambang menyebutkan, berdasarkan
data yang dimiliki oleh Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID),
bahwa saat ini virus corona sudah bermutasi sebanyak 78 persennya yang tersebar
di seluruh belahan dunia.

“Angka 78 persen itu didapatkan
dari GISAID merupakan bank data yang menampung berbagai informasi virus dan
influenza. Jadi, itu sudah mendominasi virus SARS-CoV-2 (korona) itu sendiri,”
jelasnya.

Indonesia sendiri, lanjut
Bambang, sudah menyampaikan sekitar 34 whole genome sequence (jumlah rangkaian
DNA yang terkena virus) dari genome SARS-CoV-2.

“Dari jumlah tersebut hanya 24
yang dianalisa lebih lanjut, karena dianggap sudah memenuhi syarat sebagai whole genome sequence,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Lembaga
Biologi Molekular (LBM), Eijkman Amin Soebandrio menambahkan, bahwa
perkembangan mutasi virus corona ini ternyata telah dimulai pada Januari 2020.

“Perkembangan mutasi memang sudah
ada pada bulan Januari dan semakin banyak penyebarannya,” ujar Amin.

Amin menyebutkan, bahwa
keberadaan mutasi virus ini di Indonesia terdeteksi dan dilaporkan pada Mei
lalu. Kemunculan awalnya terdeteksi di Kota Yogyakarta, Bandung, hingga
Jakarta.

“Saat ini, kami tengah berupaya
mendapatkan informasi penyebaran jenis mutasi tersebut dari kota-kota lain di Indonesia,”
pungkasnya.

Exit mobile version