26.7 C
Jakarta
Saturday, September 21, 2024

Soal Demo Lanjutan di Papua, Tito: Itu Enggak Bisa Ditoleransi

Kapolri Jenderal Tito
Karnavian melarang keras adanya aksi massa di Papua dan Papua Barat. Alasannya,
Polri sudah membuka ruang kepada masyarakat Papua untuk menyampaikan aspirasi.
Namun, malah selalu berujung anarkistis.

Tito juga sudah
memerintahkan Kapolda Papua Irjen Rudolf Rodja dan Kapolda Papua Barat Brigjen
Herry Rudolf Nahak untuk tidak lagi memberi izin kegiatan aksi massa di wilayah
hukumnya.

“Saya sudah
perintahkan kepada Kapolda Papua dan Papua Barat mengeluarkan maklumat untuk
melakukan larangan demonstrasi atau unjuk rasa yang potensial anarkistis,” kata
Tito di kawasan Jakarta Pusat, Minggu (1/9).

Selain itu, Tito juga
mendorong penegakan hukum bagi mereka yang melakukan provokasi pada aksi-aksi
sebelumnya. Karena sebelumnya telah diberikan kesempatan penyampaian aspirasi,
namun ujungnya kerusuhan. “Itu enggak bisa ditoleransi,” tegas Tito.

Baca Juga :  Viral Video Wanita PNS Takut Saat Tes Swab, Endingnya Bikin Ngilu

Dia mengatakan,
pengalaman di Manokwari dan Jayapura, polisi memberikan kesempatan masyarakat
menyampaikan aspirasinya sesuai dengan undang-undang. Namun, akhirnya berujung
anarkistis dan menimbulkan korban.

“Maka saya dalam
rangka pencegahan, saya perintahkan kepada kapolda untuk mengeluarkan maklumat
di situasi saat ini, melarang demonstrasi yang potensi anarkistis,” tegas Tito.

Tito juga mengatakan,
pihaknya bersama dengan TNI sudah mengerahkan total 6 ribu personel untuk
mengamankan Papua. Menurut Tito, kondisi di Papua kini sudah kondusif.

“Papua sudah relatif
aman. Pasukan dari Polri maupun TNI yang sudah turun ke Papua dan Papua Barat
itu lebih hampir 6 ribu. Itu ada di Jayapura, Manokwari, Sorong, kemudian di
Paniai, Deyai, Nabire kemudian di Fakfak,” kata Tito.

Baca Juga :  Gatot Nurmantyo: Bayangkan Ketuhanan YME Menjadi Ketuhanan Yang Berke

Selain personel, kata
Tito, pihaknya juga menyiagakan helikopter dan pesawat. Dia menambahkan,
kendaraan udara itu bisa dipakai seandainya diperlukan. Upaya pendekatan pun
sudah dilakukan. Salah satunya dengan Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal bersama
dengan Kapolda dan Pangdam yang telah menggelar dialog dengan masyarakat
setempat.

“Banyak pihak termasuk
paguyuban dan masyarakat Papua yang asli juga sudah melakukan banyak dialog,
kemudian kami tetap menggelar pasukan di sana sampai dengan situasi aman,”
jelas Tito.

Mantan Kapolda Metro
Jaya ini menambahkan, pembersihan puing-puing akibat aksi massa juga sudah
dilakukan. Adapun pihak yang memimpin adalah Wakil Gubernur Papua termasuk
Polri dan TNI.(jpg)

 

Kapolri Jenderal Tito
Karnavian melarang keras adanya aksi massa di Papua dan Papua Barat. Alasannya,
Polri sudah membuka ruang kepada masyarakat Papua untuk menyampaikan aspirasi.
Namun, malah selalu berujung anarkistis.

Tito juga sudah
memerintahkan Kapolda Papua Irjen Rudolf Rodja dan Kapolda Papua Barat Brigjen
Herry Rudolf Nahak untuk tidak lagi memberi izin kegiatan aksi massa di wilayah
hukumnya.

“Saya sudah
perintahkan kepada Kapolda Papua dan Papua Barat mengeluarkan maklumat untuk
melakukan larangan demonstrasi atau unjuk rasa yang potensial anarkistis,” kata
Tito di kawasan Jakarta Pusat, Minggu (1/9).

Selain itu, Tito juga
mendorong penegakan hukum bagi mereka yang melakukan provokasi pada aksi-aksi
sebelumnya. Karena sebelumnya telah diberikan kesempatan penyampaian aspirasi,
namun ujungnya kerusuhan. “Itu enggak bisa ditoleransi,” tegas Tito.

Baca Juga :  Viral Video Wanita PNS Takut Saat Tes Swab, Endingnya Bikin Ngilu

Dia mengatakan,
pengalaman di Manokwari dan Jayapura, polisi memberikan kesempatan masyarakat
menyampaikan aspirasinya sesuai dengan undang-undang. Namun, akhirnya berujung
anarkistis dan menimbulkan korban.

“Maka saya dalam
rangka pencegahan, saya perintahkan kepada kapolda untuk mengeluarkan maklumat
di situasi saat ini, melarang demonstrasi yang potensi anarkistis,” tegas Tito.

Tito juga mengatakan,
pihaknya bersama dengan TNI sudah mengerahkan total 6 ribu personel untuk
mengamankan Papua. Menurut Tito, kondisi di Papua kini sudah kondusif.

“Papua sudah relatif
aman. Pasukan dari Polri maupun TNI yang sudah turun ke Papua dan Papua Barat
itu lebih hampir 6 ribu. Itu ada di Jayapura, Manokwari, Sorong, kemudian di
Paniai, Deyai, Nabire kemudian di Fakfak,” kata Tito.

Baca Juga :  Gatot Nurmantyo: Bayangkan Ketuhanan YME Menjadi Ketuhanan Yang Berke

Selain personel, kata
Tito, pihaknya juga menyiagakan helikopter dan pesawat. Dia menambahkan,
kendaraan udara itu bisa dipakai seandainya diperlukan. Upaya pendekatan pun
sudah dilakukan. Salah satunya dengan Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal bersama
dengan Kapolda dan Pangdam yang telah menggelar dialog dengan masyarakat
setempat.

“Banyak pihak termasuk
paguyuban dan masyarakat Papua yang asli juga sudah melakukan banyak dialog,
kemudian kami tetap menggelar pasukan di sana sampai dengan situasi aman,”
jelas Tito.

Mantan Kapolda Metro
Jaya ini menambahkan, pembersihan puing-puing akibat aksi massa juga sudah
dilakukan. Adapun pihak yang memimpin adalah Wakil Gubernur Papua termasuk
Polri dan TNI.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru