JAKARTA – Wakil Ketua Fraksi Golkar Bidang Industri dan Pembangunan (Inbang) DPR RI Mukhtarudin mengatakan bahwa Industri pengolahan kelapa sawit menjadi salah satu sektor yang sangat signifikan di tanah Air.
Mengingat, kata Mukhtarudin, Indonesia saat ini masih menjadi negara produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan produksi Crude Palm Oil (CPO) mencapai 45,5 juta metrik ton (MT) per tahun.
“Artinya, industri pengolahan sawit ini merupakan salah satu sektor unggulan yang menopang perekonomian nasional,” tutur Mukhtarudin, Rabu 22 Mei 2024.
Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini bilang kinerja pengolahan sawit tersebut sangat berkontribusi terhadap ekspor nonmigas dan sektor padat karya.
“Saya kira perannya penting juga yakni turut menciptakan kemandirian energi melalui biodiesel yang dapat menghemat devisa dan berdampak positif terhadap lingkungan,” imbuh Mukhtarudin.
Selain itu, Anggota Komisi VII DPR RI ini mengatakan industri pengolahan sawit tersebut, perannya penting dalam mengejar target pengurangan Gas Rumah Kaca (GRK) mencapai 31,89% pada tahun 2030.
Mukharudin pun berharap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita untuk terus mengembangkan pendidikan vokasi atau kejuruan dalam bidang Industri tanah air.
“Pendidikan vokasi industri yang kuat mampu menciptakan SDM yang kompeten yang tangguh dan berdaya saing global,” pungkas Mukhtarudin.
Peran Vital Industri Sawit
Diketahui, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri kelapa sawit penting dalam meningkatkan kesejahteraan petani sawit swadaya, hingga menambah perolehan devisa bagi negara.
“Industri kelapa sawit mampu menyerap jutaan tenaga kerja, dan rantai industri ini dapat menghidupi puluhan juta masyarakat,” kata Menperin.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan hal itu saat membuka secara daring Seminar Sawit dengan tema “Sawit Generasi Emas: Membangun Masa Depan Berkelanjutan” di Politeknik ATI Padang, pada Selasa, kemarin.
Menperin mengatakan untuk menggerakkan roda industri sawit nasional, dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten di bidang tersebut.
“Kementerian Perindustrian juga terus mencetak calon SDM industri di bidang sawit melalui unit pendidikan vokasi industri,” ujar Menperin.
Program pengembangan industri hilir kelapa sawit telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2022 tentang Kebijakan Industri Nasional yang diarahkan pada penguatan produksi pangan fungsional/bernutrisi, aneka ragam produk hilir nonpangan, hingga bahan bakar nabati berbasis minyak sawit.
“Pembangunan SDM industri sawit merupakan upaya untuk mewujudkan tujuan hilirisasi komoditas tersebut, yaitu pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkas Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. (tim)