JAKARTA – Anggota Komisi XII DPR RI yang membidangi sektor energi, Mukhtarudin, menyatakan dukungan penuh terhadap penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) penjualan listrik hijau sebesar 3,4 gigawatt ke Singapura oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mewakili pemerintah Indonesia.
Mukhtarudin menilai kebijakan dari Pemerintahan Prabowo sebagai terobosan strategis untuk memposisikan Indonesia sebagai pemimpin energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara.
Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI ini bilang MoU yang telah ditandatangani oleh Menteri ESDM hingga 2035 tersebut bukan hanya soal ekspor listrik, tetapi juga menunjukkan komitmen Indonesia dalam mempercepat transisi energi bersih.
“Saya kira terobosan dari Presiden Prabowo adalah langkah besar menuju dekarbonisasi ekonomi dan mendukung target net-zero emission,” tutur Mukhtarudin, Selasa 17 Juni 2025.
Menurut Mukhtarudin, kerja sama ini memiliki dampak ekonomi yang signifikan, termasuk potensi investasi hingga US$50 miliar untuk pembangkit panel surya dan US$2,7 miliar untuk industri manufaktur panel surya serta baterai.
Politisi Dapil Kalteng ini juga mengapresiasi rencana pengembangan kawasan industri hijau BBK yang diharapkan menarik investasi Rp162 triliun dari Singapura.
“Harapan kita tentu akan menciptakan ratusan ribu lapangan kerja baru, terutama di sektor konstruksi dan teknologi energi terbarukan,” imbuh Mukhtarudin.
Mukhtarudin juga mengapresiasi Kabinet Merah-Putih Prabowo- Gibran melalui Kementerian ESDM yang telah memanfaatkan momentum global menuju energi terbarukan.
“Ini saatnya Indonesia bangkit sebagai pemain kunci di pasar energi hijau dunia,” pungkas Mukhtarudin.
Diketahui, ada tiga poin yang disepakati dalam kerja sama ini, yakni tentang zona industri berkelanjutan, kerja sama interkoneksi dan perdagangan listrik lintas batas, teknologi energi terbarukan dan rendah karbon, serta efisiensi dan konservasi energi.
Sementara yang ketiga, adalah kerja sama dalam sistem penangkapan dan penyimpanan karbon lintas batas atau CCS.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, Singapura akan membangun kawasan industri hijau bersama di Kepulauan Riau, yakni Batam, Bintan, dan Karimun, dengan nilai investasi di atas USD 10 miliar.
Ketum Golkar ini juga menegaskan, Indonesia akan mengizinkan perdagangan listrik hijau , jika Singapura juga memberikan kontribusi berupa pengembangan hilirisasi industri panel surya di Indonesia.
Adapun kapasitas ekspor listrik EBT batas ke Singapura mencapai 3,4 GW. Untuk memenuhi permintaan tersebut, Kementerian ESDM membutuhkan produksi panel surya sebesar 18,7 GW dan produksi baterai sebesar 35,7 GWh.
“Perdagangan listrik lintas batas ini diperkirakan akan mendatangkan potensi penambahan devisa sekitar USD 4 hingga 6 miliar per tahun, serta potensi 418.000 lapangan pekerjaan baru,” pungkas Bahlil Lahadalia. (tim)