28.8 C
Jakarta
Friday, July 11, 2025

Mukhtarudin Dorong Kerja Sama Brasil-Indonesia untuk Energi Bersih

JAKARTA – Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin memberikan dorongan kuat kepada pemerintah untuk memaksimalkan potensi kerja sama dengan Brasil guna mempercepat agenda transisi energi nasional.

Hal itu disampaikan Mukhtarudin menyambut pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang menyebut Brasil sebagai mitra strategis.

“Saya kira pengalaman Brasil dalam pemanfaatan energi rendah karbon, khususnya bioetanol, dapat menjadi katalis bagi Indonesia untuk mencapai target bauran energi bersih yang lebih ambisius,” tutur Mukhtarudin, Jumat (11/7/2025).

Anggota Komisi XII DPR RI ini memuji capaian Brasil yang berhasil memasok 88% kebutuhan listriknya dari sumber energi rendah karbon, seperti tenaga air, angin, surya, dan bioenergi.

Politisi Dapil Kalteng ini menyoroti keberhasilan Brasil sebagai produsen etanol terbesar kedua di dunia melalui pengembangan bioetanol berbasis tebu atau molase yang sangat relevan dengan rencana Indonesia untuk memperluas penggunaan biofuel dari berbagai bahan baku lokal.

Baca Juga :  Beras dan Biaya Pendidikan Alami Inflasi, Legislator Golkar Kalteng Bilang Begini

Mukhtarudin bilang Brasil telah menunjukkan model energi berkelanjutan yang terintegrasi dengan sektor pertanian.

“Ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga bagaimana mereka menciptakan ekosistem yang mendukung ketahanan energi sekaligus pertumbuhan ekonomi. Indonesia harus belajar dari pengalaman ini untuk mempercepat transisi energi

Peluang Ekonomi dan Ketahanan Energi

Mukhtarudin menekankan bahwa pengembangan bioetanol tidak hanya mendukung agenda transisi energi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, terutama di wilayah-wilayah penghasil bahan baku seperti tebu, kelapa sawit, atau tanaman bioenergi lainnya.

Menurutnya, kerja sama dengan Brasil dapat mencakup transfer teknologi, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, dan investasi di sektor energi terbarukan, yang akan memperkuat ekosistem energi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

“Bioetanol berbasis tebu atau bahan baku lokal lainnya bisa menjadi game-changer. Selain mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, ini juga akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan petani, dan memperkuat ekonomi daerah.

Baca Juga :  Mukhtarudin Dukung Pengembangan UMKM Pondok Pesantren

Artinya, lanjut Mukhtarudin, Brasil telah membuktikan bahwa sektor energi dan pertanian bisa berjalan beriringan untuk menghasilkan dampak nyata.

Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia ini juga mengapresiasi pernyataan Presiden Prabowo yang menyoroti pentingnya inovasi Brasil dalam pengembangan biofuel dan pertanian terintegrasi.

Mukhtarudin menilai pendekatan Brasil, yang menggabungkan inovasi teknologi dengan pemberdayaan sektor pertanian, dapat menjadi blueprint bagi Indonesia untuk mencapai ketahanan energi sekaligus mendukung pembangunan ekonomi yang merata.

“Harapanya kerja sama ini harus berorientasi pada hasil yang terukur. Kita tidak hanya membutuhkan komitmen, tetapi juga peta jalan yang jelas untuk memastikan bahwa teknologi dan pengalaman Brasil dapat diadopsi secara efektif di Indonesia,” tegas Mukhtarudin. (tim)

JAKARTA – Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin memberikan dorongan kuat kepada pemerintah untuk memaksimalkan potensi kerja sama dengan Brasil guna mempercepat agenda transisi energi nasional.

Hal itu disampaikan Mukhtarudin menyambut pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang menyebut Brasil sebagai mitra strategis.

“Saya kira pengalaman Brasil dalam pemanfaatan energi rendah karbon, khususnya bioetanol, dapat menjadi katalis bagi Indonesia untuk mencapai target bauran energi bersih yang lebih ambisius,” tutur Mukhtarudin, Jumat (11/7/2025).

Anggota Komisi XII DPR RI ini memuji capaian Brasil yang berhasil memasok 88% kebutuhan listriknya dari sumber energi rendah karbon, seperti tenaga air, angin, surya, dan bioenergi.

Politisi Dapil Kalteng ini menyoroti keberhasilan Brasil sebagai produsen etanol terbesar kedua di dunia melalui pengembangan bioetanol berbasis tebu atau molase yang sangat relevan dengan rencana Indonesia untuk memperluas penggunaan biofuel dari berbagai bahan baku lokal.

Baca Juga :  Beras dan Biaya Pendidikan Alami Inflasi, Legislator Golkar Kalteng Bilang Begini

Mukhtarudin bilang Brasil telah menunjukkan model energi berkelanjutan yang terintegrasi dengan sektor pertanian.

“Ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga bagaimana mereka menciptakan ekosistem yang mendukung ketahanan energi sekaligus pertumbuhan ekonomi. Indonesia harus belajar dari pengalaman ini untuk mempercepat transisi energi

Peluang Ekonomi dan Ketahanan Energi

Mukhtarudin menekankan bahwa pengembangan bioetanol tidak hanya mendukung agenda transisi energi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, terutama di wilayah-wilayah penghasil bahan baku seperti tebu, kelapa sawit, atau tanaman bioenergi lainnya.

Menurutnya, kerja sama dengan Brasil dapat mencakup transfer teknologi, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, dan investasi di sektor energi terbarukan, yang akan memperkuat ekosistem energi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

“Bioetanol berbasis tebu atau bahan baku lokal lainnya bisa menjadi game-changer. Selain mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, ini juga akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan petani, dan memperkuat ekonomi daerah.

Baca Juga :  Mukhtarudin Dukung Pengembangan UMKM Pondok Pesantren

Artinya, lanjut Mukhtarudin, Brasil telah membuktikan bahwa sektor energi dan pertanian bisa berjalan beriringan untuk menghasilkan dampak nyata.

Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia ini juga mengapresiasi pernyataan Presiden Prabowo yang menyoroti pentingnya inovasi Brasil dalam pengembangan biofuel dan pertanian terintegrasi.

Mukhtarudin menilai pendekatan Brasil, yang menggabungkan inovasi teknologi dengan pemberdayaan sektor pertanian, dapat menjadi blueprint bagi Indonesia untuk mencapai ketahanan energi sekaligus mendukung pembangunan ekonomi yang merata.

“Harapanya kerja sama ini harus berorientasi pada hasil yang terukur. Kita tidak hanya membutuhkan komitmen, tetapi juga peta jalan yang jelas untuk memastikan bahwa teknologi dan pengalaman Brasil dapat diadopsi secara efektif di Indonesia,” tegas Mukhtarudin. (tim)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/