JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin pesimistis target lifting minyak 1 juta bopd pada tahun 2030 tak akan terwujud.
“Saya kira lifting kita setiap tahun turun terus, bukan naik. Jadi bagaimana bisa kita mencapai target itu,” tandas Mukhtarudin Rapat Kerja dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu 5 Juni 2024.
Hingga Mei 2024, realisasi lifting minyak 561,9 ribu bopd. Sementara, target lifting pada APBN 2024 sebesar 635 ribu bopd.
Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini pun berharap pemerintah dalam hal ini harus ada evaluasi menyeluruh terkait target lifting minyak 1 juta bopd pada tahun 2030 tersebut.
“Kembali kita pada kinerja pada sektor hulu. Saya tak paham persoalan apa sih hingga target lifting ini tak tercapai. Padahal kita tahu kenapa investor tak masuk, kenapa lesu di sektor hulu. Tapi upaya-upaya perbaikan tidak dilakukan oleh SKK Migas,” pungkas Mukhtarudin.
Sementara, Anggota Komisi VII Fraksi PKS Mulyanto juga menyoroti target lifting minyak 1 juta bopd di 2030 tersebut.
Mulyanto mengaku, mulanya dibuat gembira terkait target tersebut. Namun, dirinya menilai, pemerintah tidak memberikan dukungan untuk mencapai target tersebut.
“Tapi saya menemukan fakta pemerintah tidak mendukung, setengah hati, kondisi makronya tidak kondusif, gerakannya EBT, investasi anjlok, natural declining, pengusaha sebagian besar hengkang ya. Saya rasa, visi Pak Dwi nggak pernah terwujud menjadi Inpres, kelembagaan SKK Migas tetap sebagai sebuah unit kecil yang padahal sudah di judicial review, harusnya udah diganti kelembagaannya itu,” imbuh Mulyanto.
Diketahui, Kementerian ESDM mengusulkan lifting minyak dan gas bumi (migas) pada tahun depan 1,583-1,648 juta barel setara minyak per hari (boepd) pada tahun depan.
Lifting itu terdiri lifting minyak 580 ribu-601 ribu barel per hari (bopd) dan lifting gas 1,003 juta-1,047 juta boepd. (tim)