Selada kemasan yang terlihat segar dan praktis ternyata menyimpan potensi risiko kontaminasi yang berbahaya jika tidak diperhatikan.Selada kemasan adalah sayuran berdaun hijau yang telah dicuci, dipotong, dan dikemas dalam plastik untuk konsumsi instan.
Menurut Darin Detwiler, seorang profesor kebijakan pangan di Northeastern University dan penulis Food Safety: Past, Present, and Predictions, selada kemasan merupakan salah satu produk dengan risiko kontaminasi tertinggi di toko kelontong.
Memahami potensi risiko dalam konsumsi selada kemasan membantu meningkatkan kewaspadaan dalam memilih serta mengolah sayuran yang aman bagi kesehatan.
Berikut bahaya tersembunyi dalam selada kemasan: kenali risiko kontaminasi dan cara menjaga sayuran tetap aman dilansir dari laman Huffpost, Selasa (29/4):
- Limbah Pertanian
Kontaminasi dapat terjadi dari limpasan air yang tercemar kotoran hewan saat pengairan di ladang. Air irigasi yang berasal dari kolam pupuk kandang membawa patogen seperti E. coli, salmonella, dan listeria.
Limbah dari peternakan besar di dekat ladang menambah potensi risiko pencemaran. Kotoran hewan mengandung bakteri berbahaya yang sangat sulit dihilangkan hanya dengan pencucian biasa.
- Penanganan Saat Panen
Selada kemasan rentan terkontaminasi dari tangan petani, alat panen, serta kendaraan pengangkut yang tidak steril. Bakteri dapat berpindah saat proses pemindahan hasil panen ke tempat pengolahan.
Air yang digunakan dalam proses pembersihan awal pun dapat menjadi sumber kontaminasi tambahan. Proses pasca panen yang tidak higienis memperbesar peluang bakteri berkembang.
- Proses Pengolahan Terpusat
Sayuran dari berbagai ladang dicampur lalu dicuci bersama, memperbesar penyebaran patogen jika satu sumber tercemar. Mesin pencuci dalam skala besar hanya mengurangi kotoran kasat mata tanpa menjamin hilangnya bakteri. Pencampuran ribuan daun dari berbagai sumber mempercepat distribusi kontaminasi. Kesulitan menelusuri asal usul meningkatkan risiko tidak terdeteksi.
- Distribusi dan Penyimpanan
Perjalanan panjang dari pabrik ke toko membutuhkan pendinginan yang konsisten untuk memperlambat pertumbuhan bakteri. Setiap perubahan suhu, seperti penyimpanan dalam truk yang terlalu panas, meningkatkan pertumbuhan patogen.
Paparan suhu ruangan yang terlalu lama mempercepat pelayuan sekaligus perkembangbiakan bakteri. Menjaga suhu di bawah 4°C sangat penting agar pertumbuhan mikroorganisme tetap terkendali.
- Ketidakamanan Pencucian Ulang
Mencuci ulang selada kemasan di rumah justru berpotensi menyebabkan kontaminasi silang. Permukaan wastafel, alat dapur, atau tangan yang kurang higienis bisa menjadi sumber baru bakteri.
Air keran tidak cukup kuat untuk menghilangkan patogen seperti E. coli yang melekat kuat pada daun. Risiko meningkat terutama jika biofilm sudah terbentuk di permukaan sayuran.
- Konsumsi Tanpa Proses Pemanasan
Selada biasanya dikonsumsi mentah tanpa pemasakan, sehingga patogen tidak terbunuh oleh suhu panas. Bakteri berbahaya tetap aktif meski sudah disimpan dalam lemari es.
Biofilm yang melindungi bakteri membuat pencucian biasa menjadi tidak efektif. Hanya pemanasan hingga suhu minimal 75°C yang bisa membunuh sebagian besar bakteri berbahaya.
- Cara Aman Memilih Selada Kemasan
Pilih kantong selada dengan tanggal kadaluarsa yang masih lama dan kondisi daun segar, tidak berlendir atau berubah warna. Hindari membeli produk dengan kelebihan cairan dalam kemasan karena itu tanda kesegaran menurun.
Simpan segera di lemari es setelah pembelian untuk menjaga suhu tetap stabil. Membeli kepala selada utuh lalu mencuci sendiri dapat mengurangi risiko dibandingkan selada kemasan.
Memperhatikan sumber, penanganan, hingga penyimpanan selada kemasan menjadi langkah penting dalam mencegah risiko kontaminasi pangan berbahaya.(jpc)