27.5 C
Jakarta
Monday, April 7, 2025

Dampak Buruk Gemar Makan Camilan Gorengan Bagi Kesehatan

Camilan atau makanan yang digoreng alias gorengan, sangat populer bagi masyarakat Indonesia.Selain cara penyajiannya yang mudah, gorengan juga menjadi camilan yang cukup mudah serta murah untuk didapatkan. Meski enak dan mudah didapatkan, ternyata makan gorengan memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan.

Makan gorengan yang sering dikonsumsi seperti ikan, kentang, potongan ayam, tahu, tempe hingga cemilan stik keju dan lainnya, cenderung tinggi kalori dan lemak trans.Alhasil, mengkonsumsi makanan yang digoreng dalam jumlah banyak berdampak buruk bagi kesehatan.

Makanan yang digoreng kemungkinan mengandung akrilamida yang berbahaya. Akrilamida merupakan zat beracun yang dapat terbentuk saat makanan dimasak dengan suhu tinggi seperti menggoreng, dan memanggang.Akrilamida terbentuk akibat dari reaksi kimia antara gula dan asam amino yang disebut asparagine.

Menurut laman National Library of Medicine, makanan yang memiliki konsentrasi akrilamida tinggi yaitu makanan bertepung dan makanan yang dipanggang. Sementara dilansir JawaPos.com pada Rabu (22/11) Healthline, makan gorengan dapat berdampak buruk bagi kesehatan, yaitu sebagai berikut:

Baca Juga :  Pelayanan Dasar Masyarakat Menjadi Perhatian Serius

Risiko Penyakit Jantung

Makanan yang digoreng bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, kolesterol yang tinggi dan obesitas. Semua penyakit itu merupakan gejala dari penyakit jantung. Penelitian tahun 2014 yang dilakukan oleh Am J Clin seorang Nutrisionis dari Amerika mengungkapkan bahwa semakin sering orang makan gorengan, semakin besar resiko terkena penyakit jantung.

Hasil lain dari dampak gorengan juga diungkapkan oleh beberapa peneliti pada tahun 2016. Penelitian itu dilakukan selama empat tahun dengan 16.479 responden. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa makan dua porsi ikan goreng per minggu dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskuler yang lebih tinggi.

Sedangkan seseorang yang mengonsumsi makanan tinggi buah buahan dan sayur-sayuran memiliki resiko jauh lebih rendah.

Diabetes

Beberapa penelitian dari National Library of Medicine, mengungkapkan bahwa makanan yang digoreng meningkatan resiko terkena diabetes tipe 2.

Sementara itu studi lainnya pada 2005 menemukan bahwa orang yang mengonsumsi makanan cepat saji lebih dari dua kali dalam seminggu, kemungkinan dua kali lebih besar pula mengalami resistensi insulin.

Baca Juga :  Selain Rasa Lezat, Sayur Kangkung untuk Mengatasi Masalah Kesehatan

Contohnya seseorang yang mengonsumsi empat hingga enam porsi gorengan per minggu memiliki kemungkinan 39 persen lebih besar terkena diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang mengkonsumsi kurang dari satu porsi per minggu.

Hal berbeda akan dirasakan oleh seseorang yang memakan gorengan tujuh kali atau lebih per minggunya. Mereka akan memiliki kemungkinan 55 persen lebih besar terkena diabetes tipe 2.

Obesitas atau Kegemukan

Makanan yang digoreng mengandung lebih banyak kalori, dibandingkan dengan makanan yang tidak digoreng. Sehingga orang yang memakan gorengan terlalu banyak akan meningkatkan asupan kalori secara signifikan, alhasil berat badan akan bertambah.

Peneliti dari National Library of Medicine telah menunjukkan keterkaitan antara makanan yang digoreng dan obesitas. Jika penyebabnya bukan dari kandungan kalori yang tinggi, tak lain penyebabnya yaitu pada lemak trans yang ada di gorengan.(jpc/ind)

Camilan atau makanan yang digoreng alias gorengan, sangat populer bagi masyarakat Indonesia.Selain cara penyajiannya yang mudah, gorengan juga menjadi camilan yang cukup mudah serta murah untuk didapatkan. Meski enak dan mudah didapatkan, ternyata makan gorengan memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan.

Makan gorengan yang sering dikonsumsi seperti ikan, kentang, potongan ayam, tahu, tempe hingga cemilan stik keju dan lainnya, cenderung tinggi kalori dan lemak trans.Alhasil, mengkonsumsi makanan yang digoreng dalam jumlah banyak berdampak buruk bagi kesehatan.

Makanan yang digoreng kemungkinan mengandung akrilamida yang berbahaya. Akrilamida merupakan zat beracun yang dapat terbentuk saat makanan dimasak dengan suhu tinggi seperti menggoreng, dan memanggang.Akrilamida terbentuk akibat dari reaksi kimia antara gula dan asam amino yang disebut asparagine.

Menurut laman National Library of Medicine, makanan yang memiliki konsentrasi akrilamida tinggi yaitu makanan bertepung dan makanan yang dipanggang. Sementara dilansir JawaPos.com pada Rabu (22/11) Healthline, makan gorengan dapat berdampak buruk bagi kesehatan, yaitu sebagai berikut:

Baca Juga :  Pelayanan Dasar Masyarakat Menjadi Perhatian Serius

Risiko Penyakit Jantung

Makanan yang digoreng bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, kolesterol yang tinggi dan obesitas. Semua penyakit itu merupakan gejala dari penyakit jantung. Penelitian tahun 2014 yang dilakukan oleh Am J Clin seorang Nutrisionis dari Amerika mengungkapkan bahwa semakin sering orang makan gorengan, semakin besar resiko terkena penyakit jantung.

Hasil lain dari dampak gorengan juga diungkapkan oleh beberapa peneliti pada tahun 2016. Penelitian itu dilakukan selama empat tahun dengan 16.479 responden. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa makan dua porsi ikan goreng per minggu dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskuler yang lebih tinggi.

Sedangkan seseorang yang mengonsumsi makanan tinggi buah buahan dan sayur-sayuran memiliki resiko jauh lebih rendah.

Diabetes

Beberapa penelitian dari National Library of Medicine, mengungkapkan bahwa makanan yang digoreng meningkatan resiko terkena diabetes tipe 2.

Sementara itu studi lainnya pada 2005 menemukan bahwa orang yang mengonsumsi makanan cepat saji lebih dari dua kali dalam seminggu, kemungkinan dua kali lebih besar pula mengalami resistensi insulin.

Baca Juga :  Selain Rasa Lezat, Sayur Kangkung untuk Mengatasi Masalah Kesehatan

Contohnya seseorang yang mengonsumsi empat hingga enam porsi gorengan per minggu memiliki kemungkinan 39 persen lebih besar terkena diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang mengkonsumsi kurang dari satu porsi per minggu.

Hal berbeda akan dirasakan oleh seseorang yang memakan gorengan tujuh kali atau lebih per minggunya. Mereka akan memiliki kemungkinan 55 persen lebih besar terkena diabetes tipe 2.

Obesitas atau Kegemukan

Makanan yang digoreng mengandung lebih banyak kalori, dibandingkan dengan makanan yang tidak digoreng. Sehingga orang yang memakan gorengan terlalu banyak akan meningkatkan asupan kalori secara signifikan, alhasil berat badan akan bertambah.

Peneliti dari National Library of Medicine telah menunjukkan keterkaitan antara makanan yang digoreng dan obesitas. Jika penyebabnya bukan dari kandungan kalori yang tinggi, tak lain penyebabnya yaitu pada lemak trans yang ada di gorengan.(jpc/ind)

Terpopuler

Artikel Terbaru