Aktivitas seksual memiliki dampak yang positif bagi kesehatan mental. Pasalnya, hubungan seksual dapat melepaskan hormon seperti dopamin dan oksitosin di otak, sehingga dapat menimbulkan perasaan senang dan bahagia.
Namun ternyata perilaku seksual memiliki dampak psikologis dan emosional yang signifikan pada individu.Hubungan seksual dapat memengaruhi harga diri, kepercayaan diri, dan kenyamanan emosional.
Namun, penting diingat bahwa perilaku seksual harus selalu dilakukan atas dasar saling suka dan aman.Melakukan perilaku seksual berisiko, seperti hubungan seks tanpa kondom, gonta-ganti pasangan, atau berhubungan dengan orang asing, dapat menularkan penyakit menular seksual.
Tidak hanya itu, perilaku seks berisiko juga berdampak signifikan pada kesehatan mental.Gangguan mental diakibatkan oleh perilaku seksual yang tidak sewajarnya atau menyimpang.
Kemungkinan seseorang untuk bergonta-ganti pasangan saat ini semakin meningkat di masyarakat.Hal tersebut tidak lepas dari maraknya aplikasi kencan, yang memudahkan orang untuk berkenalan dan melakukan aktivitas seksual.
Bagi sebagian orang, sering berganti pasangan merupakan cara memenuhi hasrat seksual yang tidak dapat dipenuhi oleh satu pasangan saja.Aktivitas seksual dengan sering berganti pasangan juga dapat menimbulkan perasaan bersalah, malu, dan rendah diri.
Dilansir dari Allo Health, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa seseorang yang bergonta-ganti pasangan seksual akan memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.Tanda kesehatan mental yang baik bukan hanya berarti tidak memiliki penyakit mental.
Kondisi kesehatan mental yang baik juga meliputi memiliki pandangan positif terhadap kehidupan, mampu mengatasi stres, dan memiliki hubungan yang baik dengan orang lain.Memiliki kesehatan mental yang baik menjadikan lebih siap menghadapi pasang surut kehidupan dan memanfaatkan peluang sebaik-baiknya.
Menyiapkan kesehatan mental dalam konteks perilaku seksual yang baik, berkaitan erat dengan pendidikan seks sejak remaja.Pendidikan seks harus didukung dari orang tua di rumah, guru di sekolah, serta lingkungan sekitarnya.
Pendidikan seks yang kurang, berpengaruh pada perilaku seksual yang tidak sesuai dengan norma di masyarakat.Perilaku seksual yang terlanjur menyimpang dapat diatasi dengan bantuan profesional, seperti ke psikolog, psikiater, dan ahli seksologi.(jpc/ind)