31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Kenali Penyakit Kusta, Penyebab dan Cara Penularannya

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, dr. Riza Syahputra, MAP mengatakan bahwa kusta merupakan jenis penyakit kulit, yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Leprae.

Penyakit yang satu ini mempengaruhi kulit, saraf prifer, mukosa, saluran pernapasan bagian atas dan mata. Kemudian, bakteri Mycobacterium Leprae. Dapat menyebabkan kehilangan kemampuan untuk merasakan sentuhan dan rasa sakit.

“Kusta dapat tertular ke manusia, melalui percikan air liur (ludah, Red) penderita kusta,” ucap Riza.

Cara mencegah penyakit kusta, kata Riza menghindari kontak fisik yang berdekatan lama terhadap penderitanya. Di samping itu, kusta juga bisa ditularkan lewat inhalasi alias menghirup udara saat pengidapnya bersin atau batuk.

Baca Juga :  Tiga Sektor Ini Wajib Dikembangkan dan Diberdayakan

“Salah satu faktor meningkatkan risiko penyakit kusta, yaitu kontak dekat dan berulang dengan seorang yang mengidap penyakit ini yang tidak diobati dalam waktu lama,”katanya

Untuk gejala kusta, salah satunya yaitu bercak perubahan warna menjadi lebih putih dan lesi di kulit. Berbentuk benjolan, gejala ini tidak hilang setelah beberapa minggu atau lebih. Lesi pada kulit ini, juga disertai gejala kebas pada bagian tersebut dan kelemahan otot.

 

Dijelaskan Resa, ada beberapa jenis kusta yang menimbulkan gejala berbeda, dan dapat mempengaruhi bagaimana cara mengobatinya. Untuk langkah penanganan pertama yang dilakukan, yaitu mengunjungi fasilitas Kesehatan terdekat. Sehingga, petugas medis dapat menentukan (diagnosis) kusta apa yang menimpa penderitanya.

Baca Juga :  Reses PerseoranganDapil V, Banyak Terima Keluhkan Masyarakat

“Untuk pengobatan kusta di Indonesia,  pengidap penyakit ini diberi obat antibiotik selama 6 bulan hingga 2 tahun. Dokter yang akan menentukan antibiotik, dosis, dan durasi penggunaannya. Berdasarkan jenis kusta yang menyerang,”imbuhnya.

Selain itu juga ada terapi Multi-obat (Multidrug Therapy) adalah pengobatan umum yang mampu mengobati kusta dengan kombinasi antibiotik.

“Kemudian, dapat ditangani dengan cara operasi bagi penderita kusta yang mengalami kecacatan tubuh. Tujuannya untuk menormalkan fungsi saraf yang rusak. Kemudian, memperbaiki bentuk tubuh yang cacat dan mengembalikan fungsi anggota tubuh,”terangnya.

Perlu diketahui, pada tahun 2021 total ada 97 kasus kusta di Kalimantan Tengah, sementara pada 2022 mengalami penurunan hingga 60 kasus.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, dr. Riza Syahputra, MAP mengatakan bahwa kusta merupakan jenis penyakit kulit, yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Leprae.

Penyakit yang satu ini mempengaruhi kulit, saraf prifer, mukosa, saluran pernapasan bagian atas dan mata. Kemudian, bakteri Mycobacterium Leprae. Dapat menyebabkan kehilangan kemampuan untuk merasakan sentuhan dan rasa sakit.

“Kusta dapat tertular ke manusia, melalui percikan air liur (ludah, Red) penderita kusta,” ucap Riza.

Cara mencegah penyakit kusta, kata Riza menghindari kontak fisik yang berdekatan lama terhadap penderitanya. Di samping itu, kusta juga bisa ditularkan lewat inhalasi alias menghirup udara saat pengidapnya bersin atau batuk.

Baca Juga :  Tiga Sektor Ini Wajib Dikembangkan dan Diberdayakan

“Salah satu faktor meningkatkan risiko penyakit kusta, yaitu kontak dekat dan berulang dengan seorang yang mengidap penyakit ini yang tidak diobati dalam waktu lama,”katanya

Untuk gejala kusta, salah satunya yaitu bercak perubahan warna menjadi lebih putih dan lesi di kulit. Berbentuk benjolan, gejala ini tidak hilang setelah beberapa minggu atau lebih. Lesi pada kulit ini, juga disertai gejala kebas pada bagian tersebut dan kelemahan otot.

 

Dijelaskan Resa, ada beberapa jenis kusta yang menimbulkan gejala berbeda, dan dapat mempengaruhi bagaimana cara mengobatinya. Untuk langkah penanganan pertama yang dilakukan, yaitu mengunjungi fasilitas Kesehatan terdekat. Sehingga, petugas medis dapat menentukan (diagnosis) kusta apa yang menimpa penderitanya.

Baca Juga :  Reses PerseoranganDapil V, Banyak Terima Keluhkan Masyarakat

“Untuk pengobatan kusta di Indonesia,  pengidap penyakit ini diberi obat antibiotik selama 6 bulan hingga 2 tahun. Dokter yang akan menentukan antibiotik, dosis, dan durasi penggunaannya. Berdasarkan jenis kusta yang menyerang,”imbuhnya.

Selain itu juga ada terapi Multi-obat (Multidrug Therapy) adalah pengobatan umum yang mampu mengobati kusta dengan kombinasi antibiotik.

“Kemudian, dapat ditangani dengan cara operasi bagi penderita kusta yang mengalami kecacatan tubuh. Tujuannya untuk menormalkan fungsi saraf yang rusak. Kemudian, memperbaiki bentuk tubuh yang cacat dan mengembalikan fungsi anggota tubuh,”terangnya.

Perlu diketahui, pada tahun 2021 total ada 97 kasus kusta di Kalimantan Tengah, sementara pada 2022 mengalami penurunan hingga 60 kasus.

Terpopuler

Artikel Terbaru