27.3 C
Jakarta
Sunday, September 8, 2024

Penting Bangun Mood Anak Sebelum Mengunjungi Dokter Gigi

Menjalani perawatan atau pengobatan gigi dan mulut masih menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian anak-anak. Stigma mengerikan dokter gigi yang tertanam dalam diri anak biasanya dipicu karena banyak hal.

Salah satunya karena sering ditakut-takuti. Atau dibawa ke rumah sakit maupun klinik mulut dan gigi ketika anak sudah merasa kesakitkan.Di temui di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Drg. Sari membenarkan fenomena itu. Dia menyarankan kepada orang tua untuk tidak lagi melakukan kedua hal tersebut.

”Sebetulnya jangan membiasakan diri untuk membawa anak ke dokter gigi ketika sakit saja,” kata dokter Sari, yang bertugas di Dharmawangsa Dental Studio (DSS) itu.

Sebaiknya, lanjut Sari, para orang tua harus memeriksakan kondisi mulut dan gigi anak secara rutin.

”Kalau bisa memang harus perawatan rutin untuk pencegahan. Kami menyarankan sekitar 3-4 bulan sekali gigi dan mulut anak diperiksakan ke dokter gigi,” tutur Sari.

Baca Juga :  Cara Membedakan Gejala Nyeri Pinggang karena Batu Ginjal dan Kanker

Dengan begitu, diyakini tidak akan meninggalkan pengalaman traumatis pada anak. Sehingga mereka datang juga dengan kondisi atau mood yang baik

”Nggak dalam keadaan yang lagi kesakitan,” jelas Sari.

Direktur Utama Jivas Group drg Sofie menambahkan, punya cara khusus untuk menangani masalah ketakutan pada anak saat ke dokter gigi. Serta, memberikan kesan menyenangkan pada anak.

Selain mendatangi dokter-dokter ahli dan menggunakan teknologi canggih, juga senantiasa mendesain klinik-klinik menjadi ramah anak. Sebab, dia paham betul suasana dan kenyamanan bangunan atau ruangan sangat memengaruhi mood anak.

”Iya, itu pengaruh banget karena ketika mood anak baik, mereka jadi bisa menghargai ambience. Jadi, anak-anak bisa merasa sangat nyaman dengan interior. Ngerasa homey lah, nggak takut,” tutur Sofie.

Baca Juga :  Ini Dia, Resep Obat Batuk Kering Alami Tanpa Obat

”Yang lebih di-appreciate pelanggan memang karena ambience klinik kami. Kami juga memiliki perawatan untuk orang dewasa. Memang spiritnya untuk anak dan dewasa, tapi kebetulan keunggulannya perawatan gigi anak,” ujar Sofie.

Jivas Group mengadakan Dentist Gathering guna merayakan sekaligus memberikan pembelajaran yang lebih luas bagi para profesional di bidang kedokteran gigi. Selain DDS, Jivas Group juga memiliki tiga cabang utama yaitu Brawijaya Dental Studio Antasari, Brawijaya Dental Studio Kemang, dan Brawijaya Dental Studio Duren Tiga.

”Ke depan berencana membuka cabang baru di daerah lainnya untuk memudahkan jangkauan para konsumen,” papar Sofie.(jpc)

Menjalani perawatan atau pengobatan gigi dan mulut masih menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian anak-anak. Stigma mengerikan dokter gigi yang tertanam dalam diri anak biasanya dipicu karena banyak hal.

Salah satunya karena sering ditakut-takuti. Atau dibawa ke rumah sakit maupun klinik mulut dan gigi ketika anak sudah merasa kesakitkan.Di temui di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Drg. Sari membenarkan fenomena itu. Dia menyarankan kepada orang tua untuk tidak lagi melakukan kedua hal tersebut.

”Sebetulnya jangan membiasakan diri untuk membawa anak ke dokter gigi ketika sakit saja,” kata dokter Sari, yang bertugas di Dharmawangsa Dental Studio (DSS) itu.

Sebaiknya, lanjut Sari, para orang tua harus memeriksakan kondisi mulut dan gigi anak secara rutin.

”Kalau bisa memang harus perawatan rutin untuk pencegahan. Kami menyarankan sekitar 3-4 bulan sekali gigi dan mulut anak diperiksakan ke dokter gigi,” tutur Sari.

Baca Juga :  Cara Membedakan Gejala Nyeri Pinggang karena Batu Ginjal dan Kanker

Dengan begitu, diyakini tidak akan meninggalkan pengalaman traumatis pada anak. Sehingga mereka datang juga dengan kondisi atau mood yang baik

”Nggak dalam keadaan yang lagi kesakitan,” jelas Sari.

Direktur Utama Jivas Group drg Sofie menambahkan, punya cara khusus untuk menangani masalah ketakutan pada anak saat ke dokter gigi. Serta, memberikan kesan menyenangkan pada anak.

Selain mendatangi dokter-dokter ahli dan menggunakan teknologi canggih, juga senantiasa mendesain klinik-klinik menjadi ramah anak. Sebab, dia paham betul suasana dan kenyamanan bangunan atau ruangan sangat memengaruhi mood anak.

”Iya, itu pengaruh banget karena ketika mood anak baik, mereka jadi bisa menghargai ambience. Jadi, anak-anak bisa merasa sangat nyaman dengan interior. Ngerasa homey lah, nggak takut,” tutur Sofie.

Baca Juga :  Ini Dia, Resep Obat Batuk Kering Alami Tanpa Obat

”Yang lebih di-appreciate pelanggan memang karena ambience klinik kami. Kami juga memiliki perawatan untuk orang dewasa. Memang spiritnya untuk anak dan dewasa, tapi kebetulan keunggulannya perawatan gigi anak,” ujar Sofie.

Jivas Group mengadakan Dentist Gathering guna merayakan sekaligus memberikan pembelajaran yang lebih luas bagi para profesional di bidang kedokteran gigi. Selain DDS, Jivas Group juga memiliki tiga cabang utama yaitu Brawijaya Dental Studio Antasari, Brawijaya Dental Studio Kemang, dan Brawijaya Dental Studio Duren Tiga.

”Ke depan berencana membuka cabang baru di daerah lainnya untuk memudahkan jangkauan para konsumen,” papar Sofie.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru