PROKALTENG.CO–
Badan Pertahanan Sipil Gaza menyebut insiden itu juga melukai sekitar 300 orang.
“Sedikitnya 30 martir gugur,” kata juru bicara Mahmud Bassal kepada AFP.
Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Mohammed Abu Salmiya, menuturkan pihaknya menerima 35 jenazah korban penembakan.
Peristiwa itu terjadi sekitar 3 kilometer barat daya perlintasan Zikim, jalur masuk truk bantuan ke Gaza.
Namun, militer Israel membantah bertanggung jawab atas jatuhnya korban jiwa. Mereka mengklaim hanya melepaskan tembakan peringatan karena merasa terancam.
“Menurut penyelidikan awal, IDF tidak mengetahui adanya korban akibat tembakan,” bunyi pernyataan resmi militer.
Beberapa jam sebelumnya, Pertahanan Sipil Gaza juga melaporkan 14 warga tewas dalam empat insiden lain, tiga di antaranya dekat lokasi distribusi bantuan.
Tentara Israel mengakui melepas tembakan peringatan pada dua insiden tersebut.
Jeda Perang Dinilai Tak Cukup
Keterbatasan akses media membuat kantor berita AFP tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban.
Gaza sendiri telah dikepung perang selama hampir 22 bulan. Laporan mandat PBB menyebut lebih dari dua juta warga kini menghadapi ancaman kelaparan besar-besaran.
Perang bermula dari serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.219 orang, mayoritas warga sipil.
Sebagai balasan, serangan Israel sejauh ini telah menewaskan lebih dari 60 ribu orang di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan setempat.
Sejak akhir pekan lalu, Israel memberlakukan jeda serangan pada siang hari di jalur aman dan kawasan padat penduduk untuk memperlancar distribusi bantuan.
Bantuan juga dijatuhkan lewat udara oleh Yordania, Uni Emirat Arab, dan Inggris. Prancis akan mulai menyalurkan 40 ton bantuan pada 1 Agustus.
Namun, menurut Badan Kemanusiaan PBB (OCHA), langkah tersebut masih jauh dari cukup. “Jeda Israel tidak memungkinkan aliran bantuan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan besar di Gaza,” tegas OCHA.
Perundingan Gencatan Senjata Mandek
Sementara itu, upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata masih buntu. Utusan khusus Amerika Serikat, Steve Witkoff, dijadwalkan mengunjungi Israel pada Kamis (31/7) setelah negosiasi di Doha gagal pekan lalu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan pihaknya bersama AS sedang menimbang opsi lain untuk membebaskan sandera.
Di sisi lain, Qatar, Arab Saudi, dan Mesir mendesak Hamas meletakkan senjata dan mengakhiri kekuasaan di Gaza demi menghentikan perang.(jpg)