30.8 C
Jakarta
Thursday, July 3, 2025

Trump Perintahkan Serang Iran

PROKALTENG.CO โ€“ Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melaporkan, bahwa
Amerika Serikat (AS) tengah berencana menyerang Iran sebelum Donald Trump
lengser dari kursi Kepresidenan.

Dikutip dari Russia Today, jumat (27/11/2020), Instruksi tersebut diungkap oleh
seorang pejabat pertahanan Israel. Ia mengatakan, pemerintah Israel telah
menginstruksikan IDF untuk menyusun rencana jika Trump memerintahkan serangan
preemptive ke Iran.

Jurnalis Barak Ravid melaporkan
kepada Axios, kemungkinan besar jika serangan tersebut akan menargetkan
infrastruktur nuklir milik Teheran.

Persiapan yang diinstruksikan
bukan hanya terkait operasi serangan, tetapi juga persiapan menangkal serangan
balasan yang mungkin diprovokasi oleh Iran dengan menggunakan pejuang proksi di
Suriah, Lebanon, dan Jalur Gaza.

Namun, laporan Ravid menyebut
instruksi tersebut bukan hasil dari intelijen khusus melainkan sikap
antisipatif รขโ‚ฌล“periode yang sangat sensitifรขโ‚ฌย sebelum pelantikan Presiden AS
terpilih Joe Biden pada 20 Januari 2021.

Baca Juga :  Ma'ruf Amin Bilang Serangan Israel Bukan Tindakan Bela Diri, tapi Genosida

Laporan itu muncul hanya beberapa
hari setelah stasiun televisi Israel, Channel 13 menyatakan, bahwa Washington
dan Tel Aviv berencana meningkatkan รขโ‚ฌล“operasi rahasiaรขโ‚ฌย terhadap Teheran pada
hari-hari terakhir masa jabatan Trump.

New York Times pada awal bulan
ini menulis laporan yang menyebut, Trump tengah mencari opsi untuk menyerang
kemampuan nuklir Iran yang dikatakan hampir pasti akan difokuskan pada
fasilitas pengayaan uranium Natanz.

Iran pun siapkan balasan
mematikan jika AS lancarkan serangan. Para penasihat keamanan AS telah
memperingatkan Trump agar tidak melakukan manuver serangan ke Iran yang berpotensi
memicu konflik regional.

Ketegangan Iran dan AS semakin
meninggi di bawah pemerintahan Presiden Trump akibat sejumlah kebijakan yang
dinilai berusaha mencekik Teheran. Trump membatalkan perjanjian Nuklir pada
2018 setelah sebelumnya disepakati pada 2015 di bawah pemerintahan Barack
Obama.

Baca Juga :  OMG, Dalam Sehari 800 Orang di Italia Tewas Akibat Virus Corona

PROKALTENG.CO โ€“ Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melaporkan, bahwa
Amerika Serikat (AS) tengah berencana menyerang Iran sebelum Donald Trump
lengser dari kursi Kepresidenan.

Dikutip dari Russia Today, jumat (27/11/2020), Instruksi tersebut diungkap oleh
seorang pejabat pertahanan Israel. Ia mengatakan, pemerintah Israel telah
menginstruksikan IDF untuk menyusun rencana jika Trump memerintahkan serangan
preemptive ke Iran.

Jurnalis Barak Ravid melaporkan
kepada Axios, kemungkinan besar jika serangan tersebut akan menargetkan
infrastruktur nuklir milik Teheran.

Persiapan yang diinstruksikan
bukan hanya terkait operasi serangan, tetapi juga persiapan menangkal serangan
balasan yang mungkin diprovokasi oleh Iran dengan menggunakan pejuang proksi di
Suriah, Lebanon, dan Jalur Gaza.

Namun, laporan Ravid menyebut
instruksi tersebut bukan hasil dari intelijen khusus melainkan sikap
antisipatif รขโ‚ฌล“periode yang sangat sensitifรขโ‚ฌย sebelum pelantikan Presiden AS
terpilih Joe Biden pada 20 Januari 2021.

Baca Juga :  Ma'ruf Amin Bilang Serangan Israel Bukan Tindakan Bela Diri, tapi Genosida

Laporan itu muncul hanya beberapa
hari setelah stasiun televisi Israel, Channel 13 menyatakan, bahwa Washington
dan Tel Aviv berencana meningkatkan รขโ‚ฌล“operasi rahasiaรขโ‚ฌย terhadap Teheran pada
hari-hari terakhir masa jabatan Trump.

New York Times pada awal bulan
ini menulis laporan yang menyebut, Trump tengah mencari opsi untuk menyerang
kemampuan nuklir Iran yang dikatakan hampir pasti akan difokuskan pada
fasilitas pengayaan uranium Natanz.

Iran pun siapkan balasan
mematikan jika AS lancarkan serangan. Para penasihat keamanan AS telah
memperingatkan Trump agar tidak melakukan manuver serangan ke Iran yang berpotensi
memicu konflik regional.

Ketegangan Iran dan AS semakin
meninggi di bawah pemerintahan Presiden Trump akibat sejumlah kebijakan yang
dinilai berusaha mencekik Teheran. Trump membatalkan perjanjian Nuklir pada
2018 setelah sebelumnya disepakati pada 2015 di bawah pemerintahan Barack
Obama.

Baca Juga :  OMG, Dalam Sehari 800 Orang di Italia Tewas Akibat Virus Corona

Terpopuler

Artikel Terbaru