PROKALTENG.CO-Protes pro Palestina terus meluas di Amerika Serikat (AS). Kampus jadi lokomotif gerakan. Ribuan mahasiswa dari banyak kampus-kampus elite bahkan menggelar aksi turun ke jalan hingga mendirikan perkemahan khusus dengan tema solidaritas bagi warga Gaza.
Mereka menuntut agar Israel menghentikan genosida dan penjajahan di Gaza. Dilansir dari Agence France-Presse (AFP), protes dimulai sejak pekan lalu di Columbia University, New York. Aksi lantas meluas ke kampus-kampus lain.
Termasuk Universitas Yale di Connecticut dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Boston.
Beberapa mahasiswa di Columbia University juga melaporkan adanya intimidasi dan anti-Semitisme.
Itu terjadi di tengah protes penghentian perang dan seruan ke kampus untuk memutuskan hubungan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Zionis.
Sejak awal pekan ini, aksi terus meluas. Makin banyak civitas kampus beraksi, setelah lebih dari 100 demonstran di Columbia University ditangkap pekan lalu. Pihak otoritas AS turut membungkam aksi mahasiswa itu.
Beberapa mahasiswa juga diskors. Di antara mereka terdapat Isra Hirsi, putri anggota DPR AS, Ilhan Omar. Omar mempertanyakan sikap universitas yang menargetkan pengunjuk rasa pro Palestina.
’’Setidaknya tiga mahasiswa, yakni Isra Hirsi, Maryam Iqbal, dan Soph Dinu telah menerima pemberitahuan skorsing dari Barnard College, afiliasi Columbia,’’ kata kelompok advokasi pro-Palestina Institute for Middle East Understanding.
Ketua DPR AS Mike Johnson meminta Presiden Columbia University Minouche Shafik untuk mundur dari jabatannya. Komite kongres menuduh Shafik gagal melindungi mahasiswa Yahudi di kampus.
Itu adalah tuduhan kesekian kalinya yang dilontarkan, termasuk kepada tiga pimpinan kampus elite lainnya, pada sidang tahun lalu. Hal itu menimbulkan shock pada institusi pendidikan tinggi.
Terpisah, PM Israel Benjamin Netanyahu ikut gelisah dengan gelombang perlawanan itu. Dia menyerukan agar aksi pro Palestina di kampus distop. Dia menuduh apa yang terjadi di kampus-kampus elit AS sebagai praktik antisemitisme.
’’Apa yang terjadi di kampus-kampus Amerika sungguh mengerikan. Itu tidak masuk dibenarkan. Itu harus dihentikan. Itu harus dikutuk dan dikecam dengan tegas,’’ tuturnya dilansir dari Reuters. (dee/bay/jpg/zuk)