28.4 C
Jakarta
Tuesday, August 19, 2025

Serangan Rusia di Ukraina Tewaskan 10 Korban, Tekanan Diplomatik Meningkat

PROKALTENG.CO-Serangan udara Rusia mengguncang beberapa kota besar Ukraina pada Senin (18/8) waktu setempat, hanya beberapa jam sebelum Presiden Volodymyr Zelensky dijadwalkan bertemu dengan Donald Trump di Washington.

Menurut laporan United Nations, serangan di kota Kharkiv dan Zaporizhzhia menewaskan sedikitnya 10 orang, termasuk tiga di antaranya anak-anak, sementara 23 orang lainnya mengalami luka-luka.

Kharkiv, yang berada di timur laut Ukraina dan hanya berjarak sekitar 30 km dari perbatasan Rusia, kembali menjadi sasaran serangan. Sebagai kota terbesar kedua di Ukraina, wilayah ini sudah mengalami kerusakan berat serta serangan terus menerus sejak invasi Rusia pada 24 Februari 2022.

Di sisi lain, serangan terpisah di kota selatan Zaporizhzhia menewaskan tiga orang dan melukai sekitar 20 lainnya. Otoritas setempat menyebut pasukan pertahanan berhasil menembak jatuh 88 drone dan rudal yang diluncurkan Rusia pada malam sebelumnya.

Sementara itu, laporan terbaru UN Human Rights Monitor mencatat bahwa Juli 2025 menjadi bulan dengan jumlah korban sipil tertinggi sejak Mei 2022. Dalam periode itu, tercatat 286 orang meninggal dan 1.388 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan yang terus berlanjut.

Kesaksian warga menggambarkan betapa buruknya dampak dari serangan itu. “Blok apartemen biasa… keluarga dengan anak kecil, taman bermain anak-anak, dan kompleks perumahan,” ujar Olena Yakusheva kepada Reuters.

Baca Juga :  SKY Ajak Semua Elemen Bantu Korban Kebakaran di Flamboyan

Di tengah meningkatnya korban sipil, Rusia hingga kini belum memberikan komentar resmi, meski berulang kali menegaskan bahwa mereka tidak menargetkan warga sipil.

Zelensky mengecam aksi Rusia sebagai upaya “demonstratif dan sinis” untuk menekan Ukraina menjelang pertemuannya dengan Presiden AS Donald Trump. Menurutnya, Presiden Rusia Vladimir Putin sengaja melancarkan serangan besar guna mempermalukan upaya diplomasi dan memberikan tekanan terhadap Ukraina maupun Eropa.

“Putin akan melakukan pembunuhan demonstratif untuk mempertahankan tekanan terhadap Ukraina dan Eropa, sekaligus untuk mempermalukan upaya diplomatik,” tulis Zelensky di akun X @ZelenskyyUa.

Dikutip dari ABC News, sebelumnya, Ukraina juga telah melancarkan serangan drone terhadap Rusia pada Senin (11/8) menjelang pertemuan Trump dengan Putin di Alaska.

Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan telah menembak jatuh 59 drone milik Ukraina pada hari itu, dan Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin melaporkan sedikitnya sembilan pesawat ditembak jatuh dalam perjalanan menuju ibu kota.

“Kau pikir perang berakhir hanya karena kau di Washington? Kau meluncurkan drone ke Rusia sehari sebelum Putin bertemu Trump di Alaska. Jika kau ingin perang ini berakhir, kau harus menerima tuntutan Putin. Tidak ada cara lain,” ujar akun X @GabeZZOZZ menanggapi postingan Zelensky.

Baca Juga :  Pemkab Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran

Zelensky telah tiba di Washington pada Minggu (17/8) waktu setempat dengan membawa tuntutan jaminan keamanan dari Amerika Serikat dan sekutunya. Ia menolak usulan yang dibawa Putin saat pertemuan dengan Trump di Alaska pekan lalu, salah satunya penyerahan wilayah Donbas, dikutip dari Reuters.

“Saya sudah tiba di Washington, besok saya akan bertemu dengan Presiden Trump,” tulis akun Zelensky di akun X.

Trump, di sisi lain, mendorong Ukraina agar menerima kesepakatan dengan alasan “Rusia adalah kekuatan besar yang tak mungkin dikalahkan.”

Tidak hanya Zelensky, sejumlah warga Ukraina ikut menolak kesepakatan ini dengan mengungkapkan kecurigaannya. “Kalau Donbas dilepas, besok mereka akan minta Zaporizhzhia dan Kherson,” kata Dmytro Furlet, seorang insinyur berusia 44 tahun.

Zelensky kini menghadapi pilihan sulit antara mempertahankan sikap tegas dengan menolak penyerahan wilayah atau mengikuti permintaan Trump dengan risiko kehilangan sebagian wilayah Ukraina sebagai imbalan jaminan keamanan. Serangan yang terjadi beberapa jam sebelum pertemuan menegaskan betapa tingginya resiko tersebut. (jpg)

 

 

PROKALTENG.CO-Serangan udara Rusia mengguncang beberapa kota besar Ukraina pada Senin (18/8) waktu setempat, hanya beberapa jam sebelum Presiden Volodymyr Zelensky dijadwalkan bertemu dengan Donald Trump di Washington.

Menurut laporan United Nations, serangan di kota Kharkiv dan Zaporizhzhia menewaskan sedikitnya 10 orang, termasuk tiga di antaranya anak-anak, sementara 23 orang lainnya mengalami luka-luka.

Kharkiv, yang berada di timur laut Ukraina dan hanya berjarak sekitar 30 km dari perbatasan Rusia, kembali menjadi sasaran serangan. Sebagai kota terbesar kedua di Ukraina, wilayah ini sudah mengalami kerusakan berat serta serangan terus menerus sejak invasi Rusia pada 24 Februari 2022.

Di sisi lain, serangan terpisah di kota selatan Zaporizhzhia menewaskan tiga orang dan melukai sekitar 20 lainnya. Otoritas setempat menyebut pasukan pertahanan berhasil menembak jatuh 88 drone dan rudal yang diluncurkan Rusia pada malam sebelumnya.

Sementara itu, laporan terbaru UN Human Rights Monitor mencatat bahwa Juli 2025 menjadi bulan dengan jumlah korban sipil tertinggi sejak Mei 2022. Dalam periode itu, tercatat 286 orang meninggal dan 1.388 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan yang terus berlanjut.

Kesaksian warga menggambarkan betapa buruknya dampak dari serangan itu. “Blok apartemen biasa… keluarga dengan anak kecil, taman bermain anak-anak, dan kompleks perumahan,” ujar Olena Yakusheva kepada Reuters.

Baca Juga :  SKY Ajak Semua Elemen Bantu Korban Kebakaran di Flamboyan

Di tengah meningkatnya korban sipil, Rusia hingga kini belum memberikan komentar resmi, meski berulang kali menegaskan bahwa mereka tidak menargetkan warga sipil.

Zelensky mengecam aksi Rusia sebagai upaya “demonstratif dan sinis” untuk menekan Ukraina menjelang pertemuannya dengan Presiden AS Donald Trump. Menurutnya, Presiden Rusia Vladimir Putin sengaja melancarkan serangan besar guna mempermalukan upaya diplomasi dan memberikan tekanan terhadap Ukraina maupun Eropa.

“Putin akan melakukan pembunuhan demonstratif untuk mempertahankan tekanan terhadap Ukraina dan Eropa, sekaligus untuk mempermalukan upaya diplomatik,” tulis Zelensky di akun X @ZelenskyyUa.

Dikutip dari ABC News, sebelumnya, Ukraina juga telah melancarkan serangan drone terhadap Rusia pada Senin (11/8) menjelang pertemuan Trump dengan Putin di Alaska.

Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan telah menembak jatuh 59 drone milik Ukraina pada hari itu, dan Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin melaporkan sedikitnya sembilan pesawat ditembak jatuh dalam perjalanan menuju ibu kota.

“Kau pikir perang berakhir hanya karena kau di Washington? Kau meluncurkan drone ke Rusia sehari sebelum Putin bertemu Trump di Alaska. Jika kau ingin perang ini berakhir, kau harus menerima tuntutan Putin. Tidak ada cara lain,” ujar akun X @GabeZZOZZ menanggapi postingan Zelensky.

Baca Juga :  Pemkab Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran

Zelensky telah tiba di Washington pada Minggu (17/8) waktu setempat dengan membawa tuntutan jaminan keamanan dari Amerika Serikat dan sekutunya. Ia menolak usulan yang dibawa Putin saat pertemuan dengan Trump di Alaska pekan lalu, salah satunya penyerahan wilayah Donbas, dikutip dari Reuters.

“Saya sudah tiba di Washington, besok saya akan bertemu dengan Presiden Trump,” tulis akun Zelensky di akun X.

Trump, di sisi lain, mendorong Ukraina agar menerima kesepakatan dengan alasan “Rusia adalah kekuatan besar yang tak mungkin dikalahkan.”

Tidak hanya Zelensky, sejumlah warga Ukraina ikut menolak kesepakatan ini dengan mengungkapkan kecurigaannya. “Kalau Donbas dilepas, besok mereka akan minta Zaporizhzhia dan Kherson,” kata Dmytro Furlet, seorang insinyur berusia 44 tahun.

Zelensky kini menghadapi pilihan sulit antara mempertahankan sikap tegas dengan menolak penyerahan wilayah atau mengikuti permintaan Trump dengan risiko kehilangan sebagian wilayah Ukraina sebagai imbalan jaminan keamanan. Serangan yang terjadi beberapa jam sebelum pertemuan menegaskan betapa tingginya resiko tersebut. (jpg)

 

 

Terpopuler

Artikel Terbaru

/