25.1 C
Jakarta
Saturday, May 24, 2025

PBB dan Amnesty Internasional Desak Penyelidikan Kematian Morsi

PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan penyelidikan
menyeluruh dan transparan atas kematian mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi di
pengadilan awal pekan ini.

Kantor hak asasi manusia PBB pada
hari Selasa (18/6) mengatakan, penyelidikan harus mencakup semua aspek
perawatannya selama hampir enam tahun penahanannya.

“Kekhawatiran telah
dikemukakan mengenai kondisi penahanan Morsi, termasuk akses ke perawatan medis
yang memadai, serta akses yang memadai ke pengacara dan keluarganya,” kata
jurubicara hak asasi manusia PBB Rupert Colville dalam sebuah pernyataan.

“Penyelidikan harus
dilakukan oleh pengadilan atau otoritas kompeten lainnya yang independen dari
otoritas yang ditahan dan diberi mandat untuk melakukan investigasi yang cepat,
tidak memihak, dan efektif mengenai keadaan dan penyebab kematiannya,”
tambahnya, seperti dimuat Al Jazeera.

Desakan pengusutan penyebab
kematian mantan Presiden Mesir itu juga disuarakan Amnesty International.

Baca Juga :  Inggris Lockdown, Ratu Elizabeth Batalkan Pesta Ultah ke-94

Lembaga non-pemerintah yang
berbasis di London, Inggris itu meminta Pemerintah Mesir bertanggung jawab atas
meninggalnya Morsi.

“Pihak berwenang Mesir harus
segera memerintahkan penyelidikan independen, menyeluruh dan transparan terkait
kematian Morsi. Selain juga kondisi penahanan dan akses Morsi terhadap
perawatan medis,” ujar Wakil Direktur Amnesty International untuk Timur
Tengah dan Afrika Utara Magdalena Mughrabi, seperti dilansir dari laman
organisasi tersebut, Rabu (19/6).

Seperti banyak diberitakan, Morsi
selama dalam penjara ditahan di dalam penahanan isolasi. Ia sama sekali tidak
mendapat perawatan kesehatan yang memadai. Bahkan anggota keluarganya juga
tidak diberi izin untuk mengunjungi.

Menurut Mughrabi, Mesir punya catatan
mengerikan dalam memperlakukan tahanan yang berada dalam penahanan isolasi.
Para tahanan, imbuhnya, acapkali mendapat siksaan dan perlakuan buruk lainnya.

Baca Juga :  Tanda-tanda Kekalahan Trump Semakin Jelas, Pejabat Gedung Putih Ramai-

Dari catatan tersebut, Mughrabi
menilai adanya penyelidikan atas kematian Morsi sangat diperlukan. Dengan
penyelidikan, publik akan mengetahui apak Morsi meninggal dalam kondisi wajar
atau tak wajar.

“Dan memastikan bahwa
pemerintah bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hak-hak asasi
Morsi,” imbuhnya.

Menurut keterangan keluarga,
Morsi memiliki riwayat diabetes dan pernah pingsan beberapa kali selama dalam
tahanan.

Tak hanya itu, pihak keluarga
juga menyebut tidak ada perawatan medis yang memadai yang diberikan pemerintah
kepada Presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis tersbeut.

Mohammed Morsi meninggal dunia
saat menjalani persidangan atas kasus spionase dan pembocoran informasi rahasia
negara. Ia sempat berbicara beberapa menita dalam persidangan itu, sebelum
kemudian pingsan dan meninggal dunia. (rmol/kpc)

PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan penyelidikan
menyeluruh dan transparan atas kematian mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi di
pengadilan awal pekan ini.

Kantor hak asasi manusia PBB pada
hari Selasa (18/6) mengatakan, penyelidikan harus mencakup semua aspek
perawatannya selama hampir enam tahun penahanannya.

“Kekhawatiran telah
dikemukakan mengenai kondisi penahanan Morsi, termasuk akses ke perawatan medis
yang memadai, serta akses yang memadai ke pengacara dan keluarganya,” kata
jurubicara hak asasi manusia PBB Rupert Colville dalam sebuah pernyataan.

“Penyelidikan harus
dilakukan oleh pengadilan atau otoritas kompeten lainnya yang independen dari
otoritas yang ditahan dan diberi mandat untuk melakukan investigasi yang cepat,
tidak memihak, dan efektif mengenai keadaan dan penyebab kematiannya,”
tambahnya, seperti dimuat Al Jazeera.

Desakan pengusutan penyebab
kematian mantan Presiden Mesir itu juga disuarakan Amnesty International.

Baca Juga :  Inggris Lockdown, Ratu Elizabeth Batalkan Pesta Ultah ke-94

Lembaga non-pemerintah yang
berbasis di London, Inggris itu meminta Pemerintah Mesir bertanggung jawab atas
meninggalnya Morsi.

“Pihak berwenang Mesir harus
segera memerintahkan penyelidikan independen, menyeluruh dan transparan terkait
kematian Morsi. Selain juga kondisi penahanan dan akses Morsi terhadap
perawatan medis,” ujar Wakil Direktur Amnesty International untuk Timur
Tengah dan Afrika Utara Magdalena Mughrabi, seperti dilansir dari laman
organisasi tersebut, Rabu (19/6).

Seperti banyak diberitakan, Morsi
selama dalam penjara ditahan di dalam penahanan isolasi. Ia sama sekali tidak
mendapat perawatan kesehatan yang memadai. Bahkan anggota keluarganya juga
tidak diberi izin untuk mengunjungi.

Menurut Mughrabi, Mesir punya catatan
mengerikan dalam memperlakukan tahanan yang berada dalam penahanan isolasi.
Para tahanan, imbuhnya, acapkali mendapat siksaan dan perlakuan buruk lainnya.

Baca Juga :  Tanda-tanda Kekalahan Trump Semakin Jelas, Pejabat Gedung Putih Ramai-

Dari catatan tersebut, Mughrabi
menilai adanya penyelidikan atas kematian Morsi sangat diperlukan. Dengan
penyelidikan, publik akan mengetahui apak Morsi meninggal dalam kondisi wajar
atau tak wajar.

“Dan memastikan bahwa
pemerintah bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hak-hak asasi
Morsi,” imbuhnya.

Menurut keterangan keluarga,
Morsi memiliki riwayat diabetes dan pernah pingsan beberapa kali selama dalam
tahanan.

Tak hanya itu, pihak keluarga
juga menyebut tidak ada perawatan medis yang memadai yang diberikan pemerintah
kepada Presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis tersbeut.

Mohammed Morsi meninggal dunia
saat menjalani persidangan atas kasus spionase dan pembocoran informasi rahasia
negara. Ia sempat berbicara beberapa menita dalam persidangan itu, sebelum
kemudian pingsan dan meninggal dunia. (rmol/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru