28.3 C
Jakarta
Wednesday, April 9, 2025

Agresi Israel Menggila

BULAN Sabit Merah Indonesia (BSMI) mendesak
agar perbatasan Gaza bisa segera dibuka. Hal itu untuk memberikan akses
bantuan, terutama kesehatan dan logistik.

Ketua Umum Dewan Pimpina Nasional (DPN) BSMI
M. Djazuli Ambari dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (16/5)
mengatakan, ratusan korban wafat dan ribuan korban luka di Palestina memerlukan
bantuan kesehatan mendesak.

BSMI juga mendesak dunia untuk membantu
Palestina sebab fasilitas kesehatan di Gaza terancam kolaps menangani korban
serangan Israel. Karena itu, yang paling diperlukan adalah bantuan medis berupa
obat-obatan, kursi roda, serta logistik, baik untuk pasien, tenaga kesehatan,
maupun warga yang kehilangan rumah.

“Selain itu, bantuan dokter spesialis akibat
load yang tinggi di fasilitas kesehatan di Gaza,” kata Djazuli.

Berdasarkan keterangan dari sukarelawan BSMI
di Gaza dan Al Quds, saat ini kebutuhan yang mendesak adalah perawatan para
korban terluka akibat serangan Israel. Selain itu, bantuan logistik juga
diperlukan bagi mereka yang kehilangan rumah dan tempat tinggal.

Baca Juga :  Panik Wabah Virus Corona, Warga Cina Bunuh Anjing dan Kucing Piaraan

Lebih lanjut, Djazuli mendesak Dewan Keamanan
PBB dan organisasi internasional agar Israel menghentikan tindakan agresinya di
Gaza dan Al Quds, Yerusalem.

Bahkan, Djazuli juga menyayangkan tindakan
Amerika Serikat (AS) yang memblokir rapat darurat Sidang Keamanan PBB terkait
dengan agresi Israel ke Palestina.

“Kami desak Dewan Keamanan PBB segera
bertindak. Sikap AS yang enggan menggelar rapat darurat Sidang DK PBB amat
disayangkan sebab agresi yang dilakukan pada saat umat Islam menggelar ibadah
pada bulan Ramadan dan Idulfitri,” katanya.

Menurut dia, banyak korban anak-anak dan
perempuan yang nonkombatan akibat agresi tersebut. Hal itu merupakan
pelanggaran yang nyata terhadap Konvensi Jenewa 1949.

Djazuli menegaskan agar Israel harus segera
menghentikan semua tindakan kekerasan di Gaza dan Al Quds tanpa syarat. Selain
itu, Israel harus bertanggung jawab atas kerusakan dan jatuhnya korban jiwa
akibat perbuatan mereka, baik secara hukum, moril, maupun materiel.

Baca Juga :  10 Warga Hanau Tewas Diberondong Peluru

Namun, Djazuli mengapresiasi dan mendukung
sikap pemerintah Indonesia yang langsung merespons keras tindakan Israel. Ia
berharap pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri bisa menggalang
dan menyatukan semua komponen bangsa di Indonesia untuk memberikan tekanan
lebih kuat ke dunia.

“Termasuk dalam mengirim bantuan setelah
kemarin bisa mengirim bantuan ke India, kini kami menunggu komitmen pemerintah
bisa mengirim bantuan juga untuk masyarakat Palestina,” ujar Djazuli.

BULAN Sabit Merah Indonesia (BSMI) mendesak
agar perbatasan Gaza bisa segera dibuka. Hal itu untuk memberikan akses
bantuan, terutama kesehatan dan logistik.

Ketua Umum Dewan Pimpina Nasional (DPN) BSMI
M. Djazuli Ambari dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (16/5)
mengatakan, ratusan korban wafat dan ribuan korban luka di Palestina memerlukan
bantuan kesehatan mendesak.

BSMI juga mendesak dunia untuk membantu
Palestina sebab fasilitas kesehatan di Gaza terancam kolaps menangani korban
serangan Israel. Karena itu, yang paling diperlukan adalah bantuan medis berupa
obat-obatan, kursi roda, serta logistik, baik untuk pasien, tenaga kesehatan,
maupun warga yang kehilangan rumah.

“Selain itu, bantuan dokter spesialis akibat
load yang tinggi di fasilitas kesehatan di Gaza,” kata Djazuli.

Berdasarkan keterangan dari sukarelawan BSMI
di Gaza dan Al Quds, saat ini kebutuhan yang mendesak adalah perawatan para
korban terluka akibat serangan Israel. Selain itu, bantuan logistik juga
diperlukan bagi mereka yang kehilangan rumah dan tempat tinggal.

Baca Juga :  Panik Wabah Virus Corona, Warga Cina Bunuh Anjing dan Kucing Piaraan

Lebih lanjut, Djazuli mendesak Dewan Keamanan
PBB dan organisasi internasional agar Israel menghentikan tindakan agresinya di
Gaza dan Al Quds, Yerusalem.

Bahkan, Djazuli juga menyayangkan tindakan
Amerika Serikat (AS) yang memblokir rapat darurat Sidang Keamanan PBB terkait
dengan agresi Israel ke Palestina.

“Kami desak Dewan Keamanan PBB segera
bertindak. Sikap AS yang enggan menggelar rapat darurat Sidang DK PBB amat
disayangkan sebab agresi yang dilakukan pada saat umat Islam menggelar ibadah
pada bulan Ramadan dan Idulfitri,” katanya.

Menurut dia, banyak korban anak-anak dan
perempuan yang nonkombatan akibat agresi tersebut. Hal itu merupakan
pelanggaran yang nyata terhadap Konvensi Jenewa 1949.

Djazuli menegaskan agar Israel harus segera
menghentikan semua tindakan kekerasan di Gaza dan Al Quds tanpa syarat. Selain
itu, Israel harus bertanggung jawab atas kerusakan dan jatuhnya korban jiwa
akibat perbuatan mereka, baik secara hukum, moril, maupun materiel.

Baca Juga :  10 Warga Hanau Tewas Diberondong Peluru

Namun, Djazuli mengapresiasi dan mendukung
sikap pemerintah Indonesia yang langsung merespons keras tindakan Israel. Ia
berharap pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri bisa menggalang
dan menyatukan semua komponen bangsa di Indonesia untuk memberikan tekanan
lebih kuat ke dunia.

“Termasuk dalam mengirim bantuan setelah
kemarin bisa mengirim bantuan ke India, kini kami menunggu komitmen pemerintah
bisa mengirim bantuan juga untuk masyarakat Palestina,” ujar Djazuli.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru