32.7 C
Jakarta
Friday, April 11, 2025

Tiongkok Sebut Aksi Demonstran Hongkong Seperti Teroris

Tiongkok mulai gerah dengan kondisi di
Hongkong. Aksi para demonstran dalam beberapa hari terakhir menjadi tak
terkendali. Pemerintah Tiongkok mengecam aksi demonstran dan menyebut tindakan mereka
seperti teroris.

Hal itu karena para
demonstran dianggap telah merusak citra Hongkong di mata dunia internasional.
Bukan apa-apa, dalam dua hari berturut-turut yakni Senin-Selasa (12-13 Agustus
2019), otoritas Bandara Internasional Hongkong terpaksa menutup operasional
bandara. Akibatnya, ratusan jadwal penerbangan dari Hongkong batal.

Seperti diketahui,
pengunjuk rasa menduduki area terminal keberangkatan Bandara Hongkong. Bahkan,
pada Selasa (13/8), mereka lebih berani dengan membuat barikade dari troli
bagasi. Selain itu, mereka saling mengaitkan tangan sehingga menghalangi
penumpang untuk memasuki area keberangkatan untuk melakukan check-in.

Baca Juga :  Terkait Rencana Ibadah Haji 2020, Saudi Minta Umat Islam Menunggu

Tindakan tersebut
sontak membuat pemerintah Hongkong marah. Mereka menggunakan cara represif
untuk memulihkan operasional bandara. Pengunjuk rasa dibubarkan paksa. Cara
yang dilakukan cukup cerdik yakni tak menggunakan tembakan gas air mata
melainkan semprotan merica. Selain itu, sejumlah demonstran yang dianggap
sebagai provokator juga ditangkap dan ditahan.

Aksi pengunjuk rasa
pada Selasa (13/8) yang memicu pemerintah Tiongkok geram. Mereka lantas
menyebut peristiwa di Bandara Hongkong saat itu mirip serangan teroris yang
berujung pada bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa.

Bentrokan pecah
setelah sekelompok kecil pengunjuk rasa mengatakan telah menangkap mata-mata
Tiongkok di antara kerumunan mereka. Demonstran juga mengikat serta memukuli
seorang jurnalis yang kemudian diidentifikasi bekerja di Global Times yang
dikontrol oleh Tiongkok. Beijing sendiri mengklaim orang yang dianggap
mata-mata oleh demonstran tersebut adalah warga kota Shenzhen yang hanya
mengunjungi Hong Kong.

Baca Juga :  Virus Korona Lebih Berbahaya daripada SARS

“Kami mengecam aksi
pengunjuk rasa. Tindakan mereka seperti teroris,” beber Xu Luying, juru bicara
Kantor Urusan Dewan Negara Hong Kong dan Makau seperti dilansir Al Jazeera. Xu
menambahkan tindakan itu telah merusak citra Hongkong di dunia internasional.(jpg)

 

Tiongkok mulai gerah dengan kondisi di
Hongkong. Aksi para demonstran dalam beberapa hari terakhir menjadi tak
terkendali. Pemerintah Tiongkok mengecam aksi demonstran dan menyebut tindakan mereka
seperti teroris.

Hal itu karena para
demonstran dianggap telah merusak citra Hongkong di mata dunia internasional.
Bukan apa-apa, dalam dua hari berturut-turut yakni Senin-Selasa (12-13 Agustus
2019), otoritas Bandara Internasional Hongkong terpaksa menutup operasional
bandara. Akibatnya, ratusan jadwal penerbangan dari Hongkong batal.

Seperti diketahui,
pengunjuk rasa menduduki area terminal keberangkatan Bandara Hongkong. Bahkan,
pada Selasa (13/8), mereka lebih berani dengan membuat barikade dari troli
bagasi. Selain itu, mereka saling mengaitkan tangan sehingga menghalangi
penumpang untuk memasuki area keberangkatan untuk melakukan check-in.

Baca Juga :  Terkait Rencana Ibadah Haji 2020, Saudi Minta Umat Islam Menunggu

Tindakan tersebut
sontak membuat pemerintah Hongkong marah. Mereka menggunakan cara represif
untuk memulihkan operasional bandara. Pengunjuk rasa dibubarkan paksa. Cara
yang dilakukan cukup cerdik yakni tak menggunakan tembakan gas air mata
melainkan semprotan merica. Selain itu, sejumlah demonstran yang dianggap
sebagai provokator juga ditangkap dan ditahan.

Aksi pengunjuk rasa
pada Selasa (13/8) yang memicu pemerintah Tiongkok geram. Mereka lantas
menyebut peristiwa di Bandara Hongkong saat itu mirip serangan teroris yang
berujung pada bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa.

Bentrokan pecah
setelah sekelompok kecil pengunjuk rasa mengatakan telah menangkap mata-mata
Tiongkok di antara kerumunan mereka. Demonstran juga mengikat serta memukuli
seorang jurnalis yang kemudian diidentifikasi bekerja di Global Times yang
dikontrol oleh Tiongkok. Beijing sendiri mengklaim orang yang dianggap
mata-mata oleh demonstran tersebut adalah warga kota Shenzhen yang hanya
mengunjungi Hong Kong.

Baca Juga :  Virus Korona Lebih Berbahaya daripada SARS

“Kami mengecam aksi
pengunjuk rasa. Tindakan mereka seperti teroris,” beber Xu Luying, juru bicara
Kantor Urusan Dewan Negara Hong Kong dan Makau seperti dilansir Al Jazeera. Xu
menambahkan tindakan itu telah merusak citra Hongkong di dunia internasional.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru