26.8 C
Jakarta
Saturday, June 14, 2025

Israel Luncurkan Serangan Udara Besar-besaran ke Sejumlah Target Strategis di Iran

Ketegangan di Timur Tengah memuncak tajam setelah Israel meluncurkan serangkaian serangan udara besar-besaran ke sejumlah target strategis di Iran pada Jumat (13/6/2025) dini hari waktu setempat.

Serangan ini, dikabarkan telah menewaskan tokoh-tokoh penting dalam militer dan program nuklir Iran, serta menimbulkan kekhawatiran global akan pecahnya perang skala penuh antara kedua negara.

Dilansir dari CNBC, Jumat (13/6/2025), Israel menargetkan lokasi-lokasi yang disebut terkait dengan program nuklir Iran, termasuk fasilitas di Natanz dan Khandab. Dua ilmuwan nuklir senior Iran, Fereydoun Abbasi-Davani dan Mohammad Mehdi Tehranchi, turut tewas.

Selain itu, dua tokoh militer penting juga dikabarkan menjadi korban: Mohammad Hossein Bagheri, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, dan Hossein Salami, Panglima Garda Revolusi Islam (Islamic Revolutionary Guard Corps/IRGC).

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengeluarkan pernyataan keras pasca serangan tersebut. “Dengan kejahatan ini, rezim Zionis telah menulis nasib pahit dan menyakitkan bagi dirinya sendiri, dan mereka pasti akan menghadapinya,” ujar Khamenei seperti dikutip oleh media pemerintah Iran, seperti dikutip CNBC.

Baca Juga :  Pria Bersenjata Tembak Imam Masjid Lalu Bunuh Diri

Melansir BBC, serangan udara ini merupakan bagian dari operasi militer besar bernama Operation Rising Lion yang diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia menegaskan bahwa serangan itu diperlukan untuk melindungi kelangsungan hidup Israel. “Iran adalah ancaman nyata bagi eksistensi kami,” ujarnya.

Masih menurut BBC, serangan tersebut juga menghantam wilayah permukiman sipil di Teheran, dan menyebabkan korban jiwa termasuk anak-anak. Namun, laporan ini belum dapat diverifikasi secara independen. Serangan juga terjadi di kota Khoramabad yang dikenal sebagai basis peluncuran rudal balistik Iran.

Sebagai balasan, militer Iran meluncurkan sekitar 100 drone ke wilayah Israel. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebut pihaknya tengah berupaya mencegat drone-drone tersebut. Pemerintah Israel pun mengumumkan status darurat nasional dan menutup seluruh wilayah udaranya untuk penerbangan sipil.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan masyarakat bahwa “serangan rudal dan drone ke wilayah Israel dan penduduk sipil diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat.” Sementara itu, Netanyahu meminta masyarakat bersiap untuk kemungkinan mengungsi ke tempat perlindungan selama beberapa waktu.

Baca Juga :  Perang Israel Hamas Semakin Bergejolak, Imbas Harga Minyak Dunia Naik?

Meski terlibat secara tidak langsung, Amerika Serikat disebut telah mengetahui rencana serangan tersebut sebelumnya. Presiden Donald Trump mengatakan bahwa ia “lebih memilih kesepakatan” terkait nuklir daripada serangan militer. Namun ia menegaskan, “Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.”

Dalam konferensi pers yang dikutip CNBC, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan kepada kedua belah pihak untuk menahan diri. “Kawasan ini tidak dapat menanggung konflik yang lebih dalam,” tegasnya. Ia meminta semua pihak menunjukkan “tindakan paling maksimal dalam menahan diri.”

Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menjadi salah satu pemimpin dunia yang mengeluarkan pernyataan keras.

“Malaysia mendesak para sekutu Israel, khususnya yang memiliki pengaruh besar, untuk memberikan tekanan maksimal agar agresi ini dihentikan,” katanya dalam unggahan di platform X.(jpc)

Ketegangan di Timur Tengah memuncak tajam setelah Israel meluncurkan serangkaian serangan udara besar-besaran ke sejumlah target strategis di Iran pada Jumat (13/6/2025) dini hari waktu setempat.

Serangan ini, dikabarkan telah menewaskan tokoh-tokoh penting dalam militer dan program nuklir Iran, serta menimbulkan kekhawatiran global akan pecahnya perang skala penuh antara kedua negara.

Dilansir dari CNBC, Jumat (13/6/2025), Israel menargetkan lokasi-lokasi yang disebut terkait dengan program nuklir Iran, termasuk fasilitas di Natanz dan Khandab. Dua ilmuwan nuklir senior Iran, Fereydoun Abbasi-Davani dan Mohammad Mehdi Tehranchi, turut tewas.

Selain itu, dua tokoh militer penting juga dikabarkan menjadi korban: Mohammad Hossein Bagheri, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, dan Hossein Salami, Panglima Garda Revolusi Islam (Islamic Revolutionary Guard Corps/IRGC).

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengeluarkan pernyataan keras pasca serangan tersebut. “Dengan kejahatan ini, rezim Zionis telah menulis nasib pahit dan menyakitkan bagi dirinya sendiri, dan mereka pasti akan menghadapinya,” ujar Khamenei seperti dikutip oleh media pemerintah Iran, seperti dikutip CNBC.

Baca Juga :  Pria Bersenjata Tembak Imam Masjid Lalu Bunuh Diri

Melansir BBC, serangan udara ini merupakan bagian dari operasi militer besar bernama Operation Rising Lion yang diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia menegaskan bahwa serangan itu diperlukan untuk melindungi kelangsungan hidup Israel. “Iran adalah ancaman nyata bagi eksistensi kami,” ujarnya.

Masih menurut BBC, serangan tersebut juga menghantam wilayah permukiman sipil di Teheran, dan menyebabkan korban jiwa termasuk anak-anak. Namun, laporan ini belum dapat diverifikasi secara independen. Serangan juga terjadi di kota Khoramabad yang dikenal sebagai basis peluncuran rudal balistik Iran.

Sebagai balasan, militer Iran meluncurkan sekitar 100 drone ke wilayah Israel. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebut pihaknya tengah berupaya mencegat drone-drone tersebut. Pemerintah Israel pun mengumumkan status darurat nasional dan menutup seluruh wilayah udaranya untuk penerbangan sipil.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan masyarakat bahwa “serangan rudal dan drone ke wilayah Israel dan penduduk sipil diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat.” Sementara itu, Netanyahu meminta masyarakat bersiap untuk kemungkinan mengungsi ke tempat perlindungan selama beberapa waktu.

Baca Juga :  Perang Israel Hamas Semakin Bergejolak, Imbas Harga Minyak Dunia Naik?

Meski terlibat secara tidak langsung, Amerika Serikat disebut telah mengetahui rencana serangan tersebut sebelumnya. Presiden Donald Trump mengatakan bahwa ia “lebih memilih kesepakatan” terkait nuklir daripada serangan militer. Namun ia menegaskan, “Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.”

Dalam konferensi pers yang dikutip CNBC, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan kepada kedua belah pihak untuk menahan diri. “Kawasan ini tidak dapat menanggung konflik yang lebih dalam,” tegasnya. Ia meminta semua pihak menunjukkan “tindakan paling maksimal dalam menahan diri.”

Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menjadi salah satu pemimpin dunia yang mengeluarkan pernyataan keras.

“Malaysia mendesak para sekutu Israel, khususnya yang memiliki pengaruh besar, untuk memberikan tekanan maksimal agar agresi ini dihentikan,” katanya dalam unggahan di platform X.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/