PROKALTENG.CO – Lima hari pascagempa bermagnitudo 7,6 yang mengguncang Prefektur Ishikawa, Jepang, 240 orang dinyatakan belum ditemukan. Sementara untuk korban meninggal dunia sebagaimana dilansir Antara pada Jumat (5/1), bertambah menjadi 92 orang
Akibat gempa yang terjadi pada (1/1) lalu itu, 33 ribu orang dievakuasi ke 370 tempat penampungan di Ishikawa. Terdapat 700 orang belum dapat dievakuasi karena terkendala akses yang sulit untuk menjangkau.
Pencarian dan penyelamatan korban gempa terkendala karena adanya kerusakan struktur yang luas, tanah longsor, dan gempa-gempa susulan yang masih terjadi.
Tim operasi pencarian dan penyelamatan juga harus berhadapan dengan runtuhan dan jalan yang terblokir untuk mencapai korban selamat. Selain itu, kerusakan jalan dan kemacetan juga menghambat pendistribusian bantuan ke wilayah terdampak.
Pemerintah Jepang pun memperbanyak pasukan bela diri atau the Self Defense Force (SDF) mencapai 4,6 ribu orang untuk melakukan penyelamatan korban gempa di Noto.
Gempa berkekuatan magnitudo 7,6 tersebut diakibatkan adanya pergerakan sebuah patahan atau sesar yang membentang 150 Km di bawah Semenanjung Noto.
Selain itu, aktivitas seismik juga memungkinkan akan terus berlangsung sementara waktu. Para pakar meyakini gempa tersebut disebabkan sesar besar saat dinding atas sesar bergeser ke atas menjauhi footwall atau bagian sesar yang berada di bawah bidang sesar.
Wilayah aktivitas tektonik tersebut meluas di dalam dan sekitar Semenanjung Noto. Tak hanya itu, aktivitas seismik kuat pun sudah terdeteksi di bagian utara Semenanjung Noto, Prefektur Ishikawa sejak Desember 2020. Area ini pula pernah diguncang gempa bermagnitudo 5,4 pada Juni 2022 dan 6,5 pada Mei 2023.
Dengan kondisi tersebut, masyarakat setempat diharap tetap waspada menyikapi adanya kemungkinan gempa susulan yang dapat berkekuatan 7 pada skala intensitas gempa Jepang. (pri/jawapos.com)