26.6 C
Jakarta
Friday, April 11, 2025

Jauh dari Aman di Syria

ALEPPO– Penduduk Kota Azaz, Aleppo, Syria, baru saja keluar masjid setelah salat Magrib pada Minggu (2/6) waktu setempat ketika sebuah bom mobil meledak. Lokasi masjid dekat dengan pasar yang tengah ramai pengunjung. Ledakan yang kuat mengakibatkan 19 orang kehilangan nyawa. Empat di antaranya adalah anak-anak. Sebanyak 20 orang lainnya juga luka-luka.

“Ini adalah malapetaka sebelum libur Idulfitri,” ujar Jihad Berro, petugas kamar mayat di rumah sakit setempat, seperti dikutip AFP. 

Rumah sakit penuh dengan para korban dan keluarganya. Mereka yang tidak bisa diselamatkan terpaksa diletakkan di lantai karena keterbatasan tempat. Pencarian korban masih dilakukan hingga kemarin (3/6). Berro mengungkapkan, mayoritas korban adalah orang-orang yang tengah berbelanja baju, makanan, dan hadiah untuk Idul Fitri. Sekitar enam toko terbakar dan belasan toko lainnya rusak di bagian depan. 

Baca Juga :  Jumlah Kasus Naik Drastis, Malaysia Darurat Covid-19

Belum diketahui siapa pelaku di balik serangan maut itu. Azaz seharusnya aman. Wilayah tersebut masuk dalam perlindungan Turki. Negeri yang terletak di dua benua itu meluncurkan Operasi Perisai Eufrat pada 2016 dan menguasai sekitar 2 ribu kilometer persegi wilayah utara Syria. Azaz termasuk di dalamnya. 

Pasukan Turki memukul mundur kelompok Islamic State (IS) alias ISIS dan mencegah warga maupun tentara Kurdi mendekati wilayah tersebut. Tentara dan intelijen Turki masih beroperasi di area yang mereka kuasai. Entah bagaimana mereka akhirnya bisa kecolongan. 

Syria kini memang kembali membara. Meski ada gencatan senjata, pertempuran tetap terjadi di beberapa titik. Pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad dan sekutunya, Rusia, membombardir wilayah yang dikuasai oposisi. Serangan udara itu sengaja diarahkan ke sekolah-sekolah dan rumah sakit. Setidaknya 20 rumah sakit di Idlib luluh lantak akibat serangan selama sebulan ini. 

Baca Juga :  Langgar Aturan Karantina di Singapura, Pria Inggris Terancam Dipenjara

Assad menyerukan agar penduduknya yang mengungsi pulang. Mereka yang memang tak bersalah akan dimaafkan dan diterima kembali. Namun, janji itu hanya isapan jempol. Syrian Network for Human Rights mengungkapkan bahwa selama 2 tahun ini ada sekitar 2 ribu pengungsi yang pulang. Begitu tiba di tanah airnya, mereka justru ditangkap, disiksa, dan diawasi terus-menerus.  

“Jika tahu jadinya begini, saya tidak akan pernah kembali,” ujar salah seorang pemuda yang kembali dari pengungsian dan tinggal di dekat Damaskus. (sha/c7/sof)

ALEPPO– Penduduk Kota Azaz, Aleppo, Syria, baru saja keluar masjid setelah salat Magrib pada Minggu (2/6) waktu setempat ketika sebuah bom mobil meledak. Lokasi masjid dekat dengan pasar yang tengah ramai pengunjung. Ledakan yang kuat mengakibatkan 19 orang kehilangan nyawa. Empat di antaranya adalah anak-anak. Sebanyak 20 orang lainnya juga luka-luka.

“Ini adalah malapetaka sebelum libur Idulfitri,” ujar Jihad Berro, petugas kamar mayat di rumah sakit setempat, seperti dikutip AFP. 

Rumah sakit penuh dengan para korban dan keluarganya. Mereka yang tidak bisa diselamatkan terpaksa diletakkan di lantai karena keterbatasan tempat. Pencarian korban masih dilakukan hingga kemarin (3/6). Berro mengungkapkan, mayoritas korban adalah orang-orang yang tengah berbelanja baju, makanan, dan hadiah untuk Idul Fitri. Sekitar enam toko terbakar dan belasan toko lainnya rusak di bagian depan. 

Baca Juga :  Jumlah Kasus Naik Drastis, Malaysia Darurat Covid-19

Belum diketahui siapa pelaku di balik serangan maut itu. Azaz seharusnya aman. Wilayah tersebut masuk dalam perlindungan Turki. Negeri yang terletak di dua benua itu meluncurkan Operasi Perisai Eufrat pada 2016 dan menguasai sekitar 2 ribu kilometer persegi wilayah utara Syria. Azaz termasuk di dalamnya. 

Pasukan Turki memukul mundur kelompok Islamic State (IS) alias ISIS dan mencegah warga maupun tentara Kurdi mendekati wilayah tersebut. Tentara dan intelijen Turki masih beroperasi di area yang mereka kuasai. Entah bagaimana mereka akhirnya bisa kecolongan. 

Syria kini memang kembali membara. Meski ada gencatan senjata, pertempuran tetap terjadi di beberapa titik. Pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad dan sekutunya, Rusia, membombardir wilayah yang dikuasai oposisi. Serangan udara itu sengaja diarahkan ke sekolah-sekolah dan rumah sakit. Setidaknya 20 rumah sakit di Idlib luluh lantak akibat serangan selama sebulan ini. 

Baca Juga :  Langgar Aturan Karantina di Singapura, Pria Inggris Terancam Dipenjara

Assad menyerukan agar penduduknya yang mengungsi pulang. Mereka yang memang tak bersalah akan dimaafkan dan diterima kembali. Namun, janji itu hanya isapan jempol. Syrian Network for Human Rights mengungkapkan bahwa selama 2 tahun ini ada sekitar 2 ribu pengungsi yang pulang. Begitu tiba di tanah airnya, mereka justru ditangkap, disiksa, dan diawasi terus-menerus.  

“Jika tahu jadinya begini, saya tidak akan pernah kembali,” ujar salah seorang pemuda yang kembali dari pengungsian dan tinggal di dekat Damaskus. (sha/c7/sof)

Terpopuler

Artikel Terbaru