SEKITAR 100 orang tewas dalam bentrokan antara penggemar sepak bola di sebuah pertandingan di N’Zerekore, kota terbesar kedua di Guinea, pada hari Minggu (1/12/2024) waktu setempat.
Sumber rumah sakit mengatakan kepada AFP bahwa kekerasan besar-besaran tersebut menciptakan pemandangan mengenaskan. Seorang dokter yang tidak berwenang berbicara kepada media mengatakan,
“Ada sekitar 100 orang yang meninggal,” dengan mayat-mayat memenuhi rumah sakit setempat dan kamar mayat.
“Ada mayat-mayat berjejer sejauh mata memandang di rumah sakit. Yang lainnya tergeletak di lantai di lorong-lorong. Kamar mayat penuh,” tambahnya. Dokter lain juga melaporkan “puluhan orang meninggal.”
Video yang beredar di media sosial, yang belum dapat diverifikasi oleh AFP, menunjukkan pemandangan kekacauan di jalan di luar pertandingan dan banyak mayat tergeletak di tanah. Seorang saksi mata mengatakan, “Semuanya berawal dari keputusan wasit yang ditentang. Kemudian, para penggemar menyerbu lapangan,” ujarnya dengan syarat anonim demi alasan keamanan.
Media lokal melaporkan bahwa pertandingan tersebut merupakan bagian dari turnamen yang diselenggarakan untuk menghormati pemimpin junta Guinea, Mamadi Doumbouya, yang merebut kekuasaan setelah kudeta pada September 2021 dan telah mengangkat dirinya sendiri sebagai presiden.
Turnamen semacam itu sudah lazim di negara Afrika Barat tersebut dalam beberapa minggu terakhir, saat Doumbouya mengincar peluang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden dan membentuk aliansi politik.
N’Zerekore, di tenggara Guinea, sekitar 570 kilometer dari ibu kota, Conakry, berpenduduk sekitar 200.000 orang.
Menurut laporan terbaru, bentrokan tersebut juga menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum, termasuk pembakaran kantor polisi di N’Zerekore. Pemerintah Guinea belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini, namun tekanan dari masyarakat internasional semakin meningkat untuk mengatasi situasi tersebut.(jpg)