28.8 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

TNI Siapkan Antisipasi Kemungkinan Terburuk Dampak Sosial Covid-19

JAKARTA – Kemungkinan muncul gejolak sosial yang mengarah ke
tindakan anarkis akibat dampak pandemi COVID-19, bisa saja terjadi. Tentara
Nasional Indonesia (TNI) telah menyiapkan pasukan untuk dalam menghadapi
kemungkinan terburuk yang bisa mengarah ke tindakan anarkis.

“TNI selalu berpikiran yang
terburuk dan pasukan telah disiapkan. Terutama dalam kondisi krisis seperti
sekarang ini,” tegas Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Sisriadi
dalam di Jakarta, Selasa (28/4).

Ia melihat kurva perkembangan
COVID-19 di Indonesia memang ada sedikit laju penurunan penambahan jumlah
kasus. Namun, TNI belum yakin akan terjadi penurunan. Sebab saat ini masih
dalam jangka pendek. “Kita masih harus siapkan kondisi terburuk yang bisa
terjadi,” tegasnya.

Persiapan yang dilakukan oleh
TNI, adalah menyiapkan 109 rumah sakit TNI di tiga matra. Yakni darat, laut
maupun udara. “Sekarang dimulai peningkatan kapasitas kesehatan. TNI telah
mengajukan peningkatan anggaran di TNI dan Kemhan dengan meminta persetujuan
dari anggota DPR,” imbuhnya.

Menurut dia, kondisi terburuk di
bidang keamanan masalah pandemi COVID-19 ini tak semata-mata masalah kesehatan.
Tetapi juga ekonomi. “Ketika ekonomi yang menyentuh masyarakat pada akar
rumput, ini berkaitan erat dengan masalah perut. Ketika masalah perut, maka
bisa menjadi penyulut masalah keamanan yang lebih besar,” paparnya.

Baca Juga :  Kemendikbud Catat 718 Bahasa Daerah di Indonesia

Untuk antisipasi ini, TNI sudah
membuat rencana kontijengsi. Yaitu kemungkinan terburuk di bidang keamanan
masyarakat. “Kita juga menyiapkan pasukan untuk menghadapi gejolak sosial yang
mungkin bisa berdampak ke arah anarkis. Sehingga dampak keamanan bisa
diperkecil ketika di awal sudah disiapkan,” urainya.

Terpisah, mantan anggota DPR RI Lily
Wahid mengatakan pandemi COVID-19 membuat berbagai lini kehidupan manusia harus
berubah. Namun, bukan berarti kepedulian sosial ditinggalkan.

“Justru perlu ditumbuhkan.
Terutama dalam membantu kelompok yang paling berdampak. Baik secara ekonomi
maupun fisik di bulan Ramadhan ini. Saya melihat saat ini kepedulian sosial
masyarakat saat pandemi Corona dan memasuki bulan Ramadhan ini sudah mulai
muncul di banyak tempat. Ini harus terus ditumbuhkan,” ujar Lily Wahid di
Jakarta, Selasa (28/4).

Menurut Lily, kepedulian menjadi
salah satu kunci untuk melawan dampak pandemi Corona. Ini penting karena sangat
banyak orang terdampak dengan kondisi wabah ini.

Baca Juga :  Masya Allah, Ustaz Arifin Ilham Sudah Siapkan Kain Kafan Sebelum Wafat

Dia mengajak seluruh pihak yang
secara ekonomi sudah mapan, minimal peduli di lingkungan sekitar untuk lebih
sering mengulurkan tangan membantu yang terdampak. Terutama untuk pemenuhan
kebutuhan sehari-hari. “Kalau kepedulian sosial ini tumbuh baik, Insya Allah
kita akan bisa melalui cobaan ini. Apalagi di bulan Ramadhan, banyak-banyaklah
beribadah, bersedekah, berdoa, agar semua ini segera berlalu,” imbuhnya.

Selain itu, cucu pendiri
Nahdlatul Ulama (NU) ini, mengimbau masyarakat untuk mematuhi pemerintah untuk
tidak keluar rumah dan tidak mudik. Ini penting karena dampak karena dengan
tetap berada di rumah. Jangan pertemuan-pertemuan, apalagi kontak fisik.

Ia mendukung pemberlakuan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Menurut Lily, PSBB akan efektif dalam
mencegah COVID-19, bila masyarakat patuh dan melaksanakan aturan itu.

“Memang rasanya aneh di bulan
Ramadhan nggak salat tarawih berjamaah di masjid dan Idul Fitri tidak mudik.
Sepertinya suasana puasa dan lebaran akan berbeda tahun ini. Tetapi itu tidak
mengurangi khidmat dalam menjalankan ibadah. Lebih baik diam di rumah dan jangan
mudik,” papar Lily.

JAKARTA – Kemungkinan muncul gejolak sosial yang mengarah ke
tindakan anarkis akibat dampak pandemi COVID-19, bisa saja terjadi. Tentara
Nasional Indonesia (TNI) telah menyiapkan pasukan untuk dalam menghadapi
kemungkinan terburuk yang bisa mengarah ke tindakan anarkis.

“TNI selalu berpikiran yang
terburuk dan pasukan telah disiapkan. Terutama dalam kondisi krisis seperti
sekarang ini,” tegas Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Sisriadi
dalam di Jakarta, Selasa (28/4).

Ia melihat kurva perkembangan
COVID-19 di Indonesia memang ada sedikit laju penurunan penambahan jumlah
kasus. Namun, TNI belum yakin akan terjadi penurunan. Sebab saat ini masih
dalam jangka pendek. “Kita masih harus siapkan kondisi terburuk yang bisa
terjadi,” tegasnya.

Persiapan yang dilakukan oleh
TNI, adalah menyiapkan 109 rumah sakit TNI di tiga matra. Yakni darat, laut
maupun udara. “Sekarang dimulai peningkatan kapasitas kesehatan. TNI telah
mengajukan peningkatan anggaran di TNI dan Kemhan dengan meminta persetujuan
dari anggota DPR,” imbuhnya.

Menurut dia, kondisi terburuk di
bidang keamanan masalah pandemi COVID-19 ini tak semata-mata masalah kesehatan.
Tetapi juga ekonomi. “Ketika ekonomi yang menyentuh masyarakat pada akar
rumput, ini berkaitan erat dengan masalah perut. Ketika masalah perut, maka
bisa menjadi penyulut masalah keamanan yang lebih besar,” paparnya.

Baca Juga :  Kemendikbud Catat 718 Bahasa Daerah di Indonesia

Untuk antisipasi ini, TNI sudah
membuat rencana kontijengsi. Yaitu kemungkinan terburuk di bidang keamanan
masyarakat. “Kita juga menyiapkan pasukan untuk menghadapi gejolak sosial yang
mungkin bisa berdampak ke arah anarkis. Sehingga dampak keamanan bisa
diperkecil ketika di awal sudah disiapkan,” urainya.

Terpisah, mantan anggota DPR RI Lily
Wahid mengatakan pandemi COVID-19 membuat berbagai lini kehidupan manusia harus
berubah. Namun, bukan berarti kepedulian sosial ditinggalkan.

“Justru perlu ditumbuhkan.
Terutama dalam membantu kelompok yang paling berdampak. Baik secara ekonomi
maupun fisik di bulan Ramadhan ini. Saya melihat saat ini kepedulian sosial
masyarakat saat pandemi Corona dan memasuki bulan Ramadhan ini sudah mulai
muncul di banyak tempat. Ini harus terus ditumbuhkan,” ujar Lily Wahid di
Jakarta, Selasa (28/4).

Menurut Lily, kepedulian menjadi
salah satu kunci untuk melawan dampak pandemi Corona. Ini penting karena sangat
banyak orang terdampak dengan kondisi wabah ini.

Baca Juga :  Masya Allah, Ustaz Arifin Ilham Sudah Siapkan Kain Kafan Sebelum Wafat

Dia mengajak seluruh pihak yang
secara ekonomi sudah mapan, minimal peduli di lingkungan sekitar untuk lebih
sering mengulurkan tangan membantu yang terdampak. Terutama untuk pemenuhan
kebutuhan sehari-hari. “Kalau kepedulian sosial ini tumbuh baik, Insya Allah
kita akan bisa melalui cobaan ini. Apalagi di bulan Ramadhan, banyak-banyaklah
beribadah, bersedekah, berdoa, agar semua ini segera berlalu,” imbuhnya.

Selain itu, cucu pendiri
Nahdlatul Ulama (NU) ini, mengimbau masyarakat untuk mematuhi pemerintah untuk
tidak keluar rumah dan tidak mudik. Ini penting karena dampak karena dengan
tetap berada di rumah. Jangan pertemuan-pertemuan, apalagi kontak fisik.

Ia mendukung pemberlakuan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Menurut Lily, PSBB akan efektif dalam
mencegah COVID-19, bila masyarakat patuh dan melaksanakan aturan itu.

“Memang rasanya aneh di bulan
Ramadhan nggak salat tarawih berjamaah di masjid dan Idul Fitri tidak mudik.
Sepertinya suasana puasa dan lebaran akan berbeda tahun ini. Tetapi itu tidak
mengurangi khidmat dalam menjalankan ibadah. Lebih baik diam di rumah dan jangan
mudik,” papar Lily.

Terpopuler

Artikel Terbaru