26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Gaji Guru Indonesia Terendah di Asia Tenggara

JAKARTA – Pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Nadiem Makarim di Hari Guru Nasional (HGN) terus mendapat respon. Wakil Ketua
Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih menyayangkan, pidato Nadiem yang belum
menyentuh persoalan guru di Indonesia. Terlebih, upah guru di Indonesia, yang
paling rendah di Asia Tenggara.

Dia menilai, pidato yang
disampaikan memiliki maksud yang baik. Yakni, agar meningkatkan awareness guru
terhadap anak didiknya. Tapi persoalan guru nasional saat ini masih
mengkhawatirkan. Pihaknya masih menunggu terobosan nyata. Ia juga mengomentari
pidato Nadiem menyambut HGN yang bertepatan pada 25 November dan diunggah di
akun resmi kemendikbud tersebut.

“Memang ada problem kurikulum
yang sulit diikuti guru dan murid. Selain itu juga bongkar pasang kebijakan
seolah semua pendidik dipaksa bereksperimen,” ucap politisi PKS ini di gedung
parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/11).

Namun, menurut Fikri, saat ini
posisi Nadiem adalah pembuat kebijakan yang tugasnya menemukan solusi atas
beragam permasalahan pendidikan. Khususnya terkait guru. “Masalah guru di
Indonesia mulai dari jumlah, kualitas, sampai kesejahteraan pendidik itu
mestinya jadi prioritas,” imbuhnya. Menurut data Kemendikbud RI, secara
nasional tahun ini terdapat kekurangan 746.121 guru di sekolah negeri seiring
adanya 62.759 guru yang akan pensiun.

Baca Juga :  Sambut Sumpah Pemuda, 100 Buku Sejarah Diterbitkan Kembali

Jumlah tersebut diprediksi akan
terus meningkat. Pada tahun 2021, jumlah guru pensiun mencapai 69.757. Bahkan,
dalam satu kesempatan, mantan Mendikbud Muhajir Efendi pernah meminta para guru
yang sudah pensiun tahun ini agar tetap mengajar, sampai guru pengganti ada.
“Kondisi ini menunjukkan sudah darurat pasokan guru,” paparnya.

Selain itu, masih terdapat 1,62
juta guru yang belum tersertifikasi. Padahal sertifikasi bertujuan agar guru
memiliki kualitas akademik dan kompetensi yang mumpuni. “Target dirampungkan
tahun ini sulit tercapai,” ucap Fikri. Terkait kesejahteraan guru, saat ini
masih terdapat 736 ribu guru honorer dengan upah hanya beberapa ratus ribu
rupiah. “Jauh di bawah upah minimum provinsi dan kabupaten kota,” sambung
Fikri.

Skema pemerintah yang dijanjikan
di depan DPR beberapa waktu lalu adalah diangkat menjadi CPNS bagi yang masih
berusia di bawah 35 tahun. Selain itu, diangkat menjadi pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja (P3K). “Namun pengangkatan P3K ini mesti melewati penganggaran
di APBD masing-masing daerah. Artinya paling cepat tahun depan terealisasi,”
urainya.

Upah guru di Indonesia, tambah
Fikri juga termasuk yang paling rendah di Asia Tenggara. “Dibandingkan
Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei, dan bahkan Filipina, gaji guru kita
paling rendah,” tukasnya.

Baca Juga :  Tentang Tim Bentukan Wiranto, Komnas HAM: Politik Memaksakan Penegakan

Data Unesco menyebutkan besaran
gaji guru di Singapura mencapai Rp57 juta per bulan. Di Brunei mencapai Rp24
juta per bulan, Malaysia Rp22 juta per bulan, Thailand Rp12 juta per bulan. Di
Filipina minimal Rp10 juta per bulan. “Di Indonesia saya pikir tidak cukup
dengan minimal UMK atau UMP. Yang layak itu gaji guru minimal dua kali UMK,”
cetusnya.

Di hari guru ini, menurut Fikri,
yang mesti ditegaskan adalah kejelasan atas nasib guru. “Ada kaitan kuat dengan
penganggaran. Sebutkan besaran anggaran pastinya. Kami siap bahas di DPR,”
jelasnya.

Wakil Ketua Umum DPP Partai
Gerindra Fadli Zon mengatakan, meskipun sudah 25 tahun memperingati HGN,
kesejahteraan guru masih menjadi isu nasional yang tidak kunjung terselesaikan.
Ia mengkritisi pidato Nadiem Makarim.”Saya melihat, kesejahteraan guru juga
belum menjadi perhatian utama. Dari teks pidato yang beredar di media, saya
perhatikan Mendikbud lebih banyak memberikan arahan ketimbang penghargaan
kepada para guru,” kata Fadli.

Menurutnya, semangat utama
peringatan hari guru bertujuan agar semua pihak, terutama pemerintah
menghormati, mengapresiasi, dan meningkatkan kesejahteraan guru. Sayangnya,
pesan yang dimaksud tidak tercermin dalam pidato Mendikbud. (khf/fin/rh/kpc)

JAKARTA – Pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Nadiem Makarim di Hari Guru Nasional (HGN) terus mendapat respon. Wakil Ketua
Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih menyayangkan, pidato Nadiem yang belum
menyentuh persoalan guru di Indonesia. Terlebih, upah guru di Indonesia, yang
paling rendah di Asia Tenggara.

Dia menilai, pidato yang
disampaikan memiliki maksud yang baik. Yakni, agar meningkatkan awareness guru
terhadap anak didiknya. Tapi persoalan guru nasional saat ini masih
mengkhawatirkan. Pihaknya masih menunggu terobosan nyata. Ia juga mengomentari
pidato Nadiem menyambut HGN yang bertepatan pada 25 November dan diunggah di
akun resmi kemendikbud tersebut.

“Memang ada problem kurikulum
yang sulit diikuti guru dan murid. Selain itu juga bongkar pasang kebijakan
seolah semua pendidik dipaksa bereksperimen,” ucap politisi PKS ini di gedung
parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/11).

Namun, menurut Fikri, saat ini
posisi Nadiem adalah pembuat kebijakan yang tugasnya menemukan solusi atas
beragam permasalahan pendidikan. Khususnya terkait guru. “Masalah guru di
Indonesia mulai dari jumlah, kualitas, sampai kesejahteraan pendidik itu
mestinya jadi prioritas,” imbuhnya. Menurut data Kemendikbud RI, secara
nasional tahun ini terdapat kekurangan 746.121 guru di sekolah negeri seiring
adanya 62.759 guru yang akan pensiun.

Baca Juga :  Sambut Sumpah Pemuda, 100 Buku Sejarah Diterbitkan Kembali

Jumlah tersebut diprediksi akan
terus meningkat. Pada tahun 2021, jumlah guru pensiun mencapai 69.757. Bahkan,
dalam satu kesempatan, mantan Mendikbud Muhajir Efendi pernah meminta para guru
yang sudah pensiun tahun ini agar tetap mengajar, sampai guru pengganti ada.
“Kondisi ini menunjukkan sudah darurat pasokan guru,” paparnya.

Selain itu, masih terdapat 1,62
juta guru yang belum tersertifikasi. Padahal sertifikasi bertujuan agar guru
memiliki kualitas akademik dan kompetensi yang mumpuni. “Target dirampungkan
tahun ini sulit tercapai,” ucap Fikri. Terkait kesejahteraan guru, saat ini
masih terdapat 736 ribu guru honorer dengan upah hanya beberapa ratus ribu
rupiah. “Jauh di bawah upah minimum provinsi dan kabupaten kota,” sambung
Fikri.

Skema pemerintah yang dijanjikan
di depan DPR beberapa waktu lalu adalah diangkat menjadi CPNS bagi yang masih
berusia di bawah 35 tahun. Selain itu, diangkat menjadi pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja (P3K). “Namun pengangkatan P3K ini mesti melewati penganggaran
di APBD masing-masing daerah. Artinya paling cepat tahun depan terealisasi,”
urainya.

Upah guru di Indonesia, tambah
Fikri juga termasuk yang paling rendah di Asia Tenggara. “Dibandingkan
Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei, dan bahkan Filipina, gaji guru kita
paling rendah,” tukasnya.

Baca Juga :  Tentang Tim Bentukan Wiranto, Komnas HAM: Politik Memaksakan Penegakan

Data Unesco menyebutkan besaran
gaji guru di Singapura mencapai Rp57 juta per bulan. Di Brunei mencapai Rp24
juta per bulan, Malaysia Rp22 juta per bulan, Thailand Rp12 juta per bulan. Di
Filipina minimal Rp10 juta per bulan. “Di Indonesia saya pikir tidak cukup
dengan minimal UMK atau UMP. Yang layak itu gaji guru minimal dua kali UMK,”
cetusnya.

Di hari guru ini, menurut Fikri,
yang mesti ditegaskan adalah kejelasan atas nasib guru. “Ada kaitan kuat dengan
penganggaran. Sebutkan besaran anggaran pastinya. Kami siap bahas di DPR,”
jelasnya.

Wakil Ketua Umum DPP Partai
Gerindra Fadli Zon mengatakan, meskipun sudah 25 tahun memperingati HGN,
kesejahteraan guru masih menjadi isu nasional yang tidak kunjung terselesaikan.
Ia mengkritisi pidato Nadiem Makarim.”Saya melihat, kesejahteraan guru juga
belum menjadi perhatian utama. Dari teks pidato yang beredar di media, saya
perhatikan Mendikbud lebih banyak memberikan arahan ketimbang penghargaan
kepada para guru,” kata Fadli.

Menurutnya, semangat utama
peringatan hari guru bertujuan agar semua pihak, terutama pemerintah
menghormati, mengapresiasi, dan meningkatkan kesejahteraan guru. Sayangnya,
pesan yang dimaksud tidak tercermin dalam pidato Mendikbud. (khf/fin/rh/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru