28.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

23 Hari Tahun 2021, Sudah 197 Bencana Terjadi di Indonesia

PROKALTENG.CO – Belum genap sebulan, memasuki Januari 2021, sudah
tercatat sebanyak 197 bencana terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Persisnya
antara 1 hingga 23 Januari 2021.

Sebagaimana dikutip dari
keterangan resmi di laman Twitter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Sabtu (23/1), mayoritas bencana tersebut merupakan bencana hidrometeorologi,
atau bencana yang terjadi sebagai dampak dari fenomena meteorologi/alam.

Bencana banjir merupakan yang
mendominasi, yakni sebanyak 134 kejadian, disusul tanah longsor 31 kejadian,
dan puting beliung sebanyak 24 kejadian.

Serangkaian bencana di awal 2021
menyebabkan 184 orang meninggal dunia, lebih dari 2.700 orang mengalami
luka-luka, 9 orang dinyatakan hilang, dan mereka yang menderita dan mengungsi
mencapai 1,9 juta orang.

Baca Juga :  Polisi Pembanting Mahasiswa Dihukum Turun Pangkat

Dibanding periode yang sama pada
Januari 2020, BNPB mencatat ada 297 bencana saat itu, termasuk yang menjadi
sorotan yakni banjir di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Namun di sisi lain,
bencana awal tahun ini lebih banyak merengut nyawa dibandingkan sejumlah
bencana di Januari 2020 yang menewaskan 91 orang.

Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika (BMKG) memperingatkan skenario terburuk, di mana fenomena iklim
terjadi bersamaan saat ini sedang berlangsung, yang juga bersamaan dengan
puncak musim hujan.

Kondisi ini dapat berdampak pada
cuaca di wilayah Indonesia, sehingga perlu diwaspadai peningkatan potensi
bencana hidrometeorologi. “Sejak Oktober 2020, BMKG memberikan peringatan
dini potensi terjadinya kondisi ekstrim terkait cuaca akibat berbagai fenomena
yang dikhawatirkan akan terjadi bersamaan dengan musim hujan,” kata Kepala
BMKG, Dwikorita Karnawati.

Baca Juga :  Mahasiswa PTKIN Bisa Ajukan Keringanan UKT ke Rektor

BMKG memperkirakan, sejumlah
daerah perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrim dan adanya potensi banjir dalam
beberapa hari ke depan. Hujan ekstrim tersebut sangat berpotensi menimbulkan
dampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor
yang dapat membahayakan bagi publik, serta hujan lebat disertai kilat/petir dan
gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan.

PROKALTENG.CO – Belum genap sebulan, memasuki Januari 2021, sudah
tercatat sebanyak 197 bencana terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Persisnya
antara 1 hingga 23 Januari 2021.

Sebagaimana dikutip dari
keterangan resmi di laman Twitter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Sabtu (23/1), mayoritas bencana tersebut merupakan bencana hidrometeorologi,
atau bencana yang terjadi sebagai dampak dari fenomena meteorologi/alam.

Bencana banjir merupakan yang
mendominasi, yakni sebanyak 134 kejadian, disusul tanah longsor 31 kejadian,
dan puting beliung sebanyak 24 kejadian.

Serangkaian bencana di awal 2021
menyebabkan 184 orang meninggal dunia, lebih dari 2.700 orang mengalami
luka-luka, 9 orang dinyatakan hilang, dan mereka yang menderita dan mengungsi
mencapai 1,9 juta orang.

Baca Juga :  Polisi Pembanting Mahasiswa Dihukum Turun Pangkat

Dibanding periode yang sama pada
Januari 2020, BNPB mencatat ada 297 bencana saat itu, termasuk yang menjadi
sorotan yakni banjir di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Namun di sisi lain,
bencana awal tahun ini lebih banyak merengut nyawa dibandingkan sejumlah
bencana di Januari 2020 yang menewaskan 91 orang.

Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika (BMKG) memperingatkan skenario terburuk, di mana fenomena iklim
terjadi bersamaan saat ini sedang berlangsung, yang juga bersamaan dengan
puncak musim hujan.

Kondisi ini dapat berdampak pada
cuaca di wilayah Indonesia, sehingga perlu diwaspadai peningkatan potensi
bencana hidrometeorologi. “Sejak Oktober 2020, BMKG memberikan peringatan
dini potensi terjadinya kondisi ekstrim terkait cuaca akibat berbagai fenomena
yang dikhawatirkan akan terjadi bersamaan dengan musim hujan,” kata Kepala
BMKG, Dwikorita Karnawati.

Baca Juga :  Mahasiswa PTKIN Bisa Ajukan Keringanan UKT ke Rektor

BMKG memperkirakan, sejumlah
daerah perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrim dan adanya potensi banjir dalam
beberapa hari ke depan. Hujan ekstrim tersebut sangat berpotensi menimbulkan
dampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor
yang dapat membahayakan bagi publik, serta hujan lebat disertai kilat/petir dan
gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan.

Terpopuler

Artikel Terbaru