30.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Kemenristekdikti Sediakan 1.000 Beasiswa untuk Disabilitas

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menyediakan sebanyak kuota 1.000 beasiswa
bagi penyandang disabilitas, untuk melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi
Negeri (PTN).

Direktur Jenderal Pembelajaran
dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti, Prof Ismunandar mengatakan,
Besaran beasiswa yang diberikan lebih besar dibandingkan Bidikmisi. Hal itu
dikarenakan mahasiswa disabilitas lebih banyak kebutuhannya.

“Tahun ini kami menyediakan
sebanyak 1.000 kuota beasiswa untuk disabilitas yang lulus seleksi masuk PTN
baik itu melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN),
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), maupun seleksi mandiri,”
kata Ismunandar di Jakarta, Senin (8/7).

Ismu menjelaskan, pada
tahun-tahun sebelumnya sebenarnya sudah ada kuota untuk penyandang disabilitas,
akan tetapi digabung ke dalam beasiswa Bidikmisi yang mana salah satu syaratnya
harus tidak mampu.

Baca Juga :  Wadidaw! Pemerintah Gandeng Preman Pasar Razia Protokol Kesehatan

“Tidak semuanya penyandang
disabilitas yang berasal dari keluarga tidak mampu, ada juga yang menengah dan
mampu,” ujarnya.

Ismu menyebutkan, pada Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang akan diumumkan Selasa
(9/7), ada 200 peserta disabilitas yang lulus seleksi.

“Ada 1.200 yang ikut Ujian Tulis
Berbasis Komputer (UTBK), tapi yang lulus SBMPTN ini hanya 200. Siapa mereka,
kita tunggu besok,” imbuhnya.

Kepala Pusat Studi Layanan
Disabilitas LPPM Universitas Negeri Yogyakarta, Nur Azizah, mengatakan ada tiga
kesulitan bagi kelompok disabilitas untuk menyesuaikan diri di perguruan
tinggi.

“Pertama kondisi disabilitas yang
dialami, sistem dukungan di perguruan tinggi yang tidak terintegrasi, serta
individu dan keluarga dari mahasiswa disabilitas tidak mengetahui fasilitas
pendukung yang telah disediakan di kampus,” tuturnya.

Baca Juga :  Masuk Kantor Damri Wajib Bawa Surat Bebas Covid-19

Untuk menangani hal tersebut,
pihaknya memberikan beberapa rekomendasi, salah satunya dan yang paling penting
ialah sinergitas antara individu penyandang disabilitas, keluarganya, lembaga
pendidikan tinggi, serta sistem lingkungannya.

“Selain itu, kultur yang tidak
diskriminatif serta pembelajaran yang universal menjadi penyokong kesuksesan
individu dengan disabilitas dalam menempuh pendidikan tinggi,” pungkasnya. (der/fin/kpc)

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menyediakan sebanyak kuota 1.000 beasiswa
bagi penyandang disabilitas, untuk melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi
Negeri (PTN).

Direktur Jenderal Pembelajaran
dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti, Prof Ismunandar mengatakan,
Besaran beasiswa yang diberikan lebih besar dibandingkan Bidikmisi. Hal itu
dikarenakan mahasiswa disabilitas lebih banyak kebutuhannya.

“Tahun ini kami menyediakan
sebanyak 1.000 kuota beasiswa untuk disabilitas yang lulus seleksi masuk PTN
baik itu melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN),
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), maupun seleksi mandiri,”
kata Ismunandar di Jakarta, Senin (8/7).

Ismu menjelaskan, pada
tahun-tahun sebelumnya sebenarnya sudah ada kuota untuk penyandang disabilitas,
akan tetapi digabung ke dalam beasiswa Bidikmisi yang mana salah satu syaratnya
harus tidak mampu.

Baca Juga :  Wadidaw! Pemerintah Gandeng Preman Pasar Razia Protokol Kesehatan

“Tidak semuanya penyandang
disabilitas yang berasal dari keluarga tidak mampu, ada juga yang menengah dan
mampu,” ujarnya.

Ismu menyebutkan, pada Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang akan diumumkan Selasa
(9/7), ada 200 peserta disabilitas yang lulus seleksi.

“Ada 1.200 yang ikut Ujian Tulis
Berbasis Komputer (UTBK), tapi yang lulus SBMPTN ini hanya 200. Siapa mereka,
kita tunggu besok,” imbuhnya.

Kepala Pusat Studi Layanan
Disabilitas LPPM Universitas Negeri Yogyakarta, Nur Azizah, mengatakan ada tiga
kesulitan bagi kelompok disabilitas untuk menyesuaikan diri di perguruan
tinggi.

“Pertama kondisi disabilitas yang
dialami, sistem dukungan di perguruan tinggi yang tidak terintegrasi, serta
individu dan keluarga dari mahasiswa disabilitas tidak mengetahui fasilitas
pendukung yang telah disediakan di kampus,” tuturnya.

Baca Juga :  Masuk Kantor Damri Wajib Bawa Surat Bebas Covid-19

Untuk menangani hal tersebut,
pihaknya memberikan beberapa rekomendasi, salah satunya dan yang paling penting
ialah sinergitas antara individu penyandang disabilitas, keluarganya, lembaga
pendidikan tinggi, serta sistem lingkungannya.

“Selain itu, kultur yang tidak
diskriminatif serta pembelajaran yang universal menjadi penyokong kesuksesan
individu dengan disabilitas dalam menempuh pendidikan tinggi,” pungkasnya. (der/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru