25.2 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

BMKG Imbau Pemudik Waspada Cuaca Buruk dan Gelombang Tinggi

BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau
pemudik waspada potensi cuaca buruk. Berdasarkan pantauan kondisi atmosfer
terkini, terdapat indikasi peningkatan kelembapan atmosfer di wilayah
Indonesia. Pemicu utama yang menyebabkan hal tersebut adalah aktivitas
gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) yang mulai memasuki wilayah
Samudera Hindia (Kuadran 2).

“Kondisi ini dapat
menimbulkan adanya daerah pusaran angin, pertemuan angin dan perlambatan
kecepatan angin. Yang berpotensi menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas
sedang hingga lebat,” ujar Deputi Bidang Meteorologi, BMKG Mulyono R.
Prabowo, dalam keterangan persnya Minggu (2/6/2019).

Menurutnya, diprakirakan pada
periode tanggal 1 Juni 2019 sampai 5 Juni 2019, potensi hujan lebat terjadi di
beberapa tempat. Seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Kep. Riau,
Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara,
Gorontalo, Maluku dan Papua.

Baca Juga :  Tito Minta Seluruh Pemda Prioritaskan Pembangunan Ekonomi pada 2021

“Selain potensi hujan lebat,
diprakirakan juga ada potensi angin kencang di beberapa wilayah Indonesia.
Yakni di Banten, Jawa Barat, NTT, Maluku dan Papua,” jelas Mulyono.

Terkait juga dengan aktivitas
kemaritiman, diprakirakan ketinggian gelombang akan mengalami peningkatan
>2,5 meter di beberapa wilayah. Yakni Ketinggian Gelombang 2,5 meter
sampai  4,0 meter.

Seperti di Perairan Utara Sabang,
Perairan Selatan P. Rotte – Kupang, Perairan Barat Aceh, Laut Sawu, Perairan
Barat P. Simeulue hingga Kep. Mentawai. Kemudian di Laut Timor Selatan NTT,
Perairan Bengkulu – P. Enggano, Samudera Hindia Selatan Bali hingga NTT.
Kemudian di Perairan Barat Lampung, Perairan Timur Kep. Wakatobi, Samudera
Hindia Barat Aceh hingga Kep. Mentawai, Laut Banda bagian selatan, Selat Sunda
bagian selatan, Perairan Kep. Letti hingga Tanimbar, Perairan Selatan Jawa
hingga Sumbawa, Perairan Selatan Kep. Kei hingga Aru, Selat Bali – Lombok –
Alas bagian selatan, Laut Arafuru, Perairan Selatan P. Sumba hingga P. Sawu.

Baca Juga :  Waspadalah ! Kondisi Pandemi COVID-19 Bikin Masyarakat Jenuh, Bisa Men

Adapun Ketinggian Gelombang 4,0
meter sampai 6,0 meter, di Samudera Hindia Barat Bengkulu hingga selatan Jawa

“Masyarakat diimbau agar
waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari cuaca
ekstrem tersebut. Seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, serta potensi
gangguan transportasi laut akibat angin kencang dan gelombang tinggi,”
pungkasnya. (dai/indopos/kpc)

BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau
pemudik waspada potensi cuaca buruk. Berdasarkan pantauan kondisi atmosfer
terkini, terdapat indikasi peningkatan kelembapan atmosfer di wilayah
Indonesia. Pemicu utama yang menyebabkan hal tersebut adalah aktivitas
gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) yang mulai memasuki wilayah
Samudera Hindia (Kuadran 2).

“Kondisi ini dapat
menimbulkan adanya daerah pusaran angin, pertemuan angin dan perlambatan
kecepatan angin. Yang berpotensi menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas
sedang hingga lebat,” ujar Deputi Bidang Meteorologi, BMKG Mulyono R.
Prabowo, dalam keterangan persnya Minggu (2/6/2019).

Menurutnya, diprakirakan pada
periode tanggal 1 Juni 2019 sampai 5 Juni 2019, potensi hujan lebat terjadi di
beberapa tempat. Seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Kep. Riau,
Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara,
Gorontalo, Maluku dan Papua.

Baca Juga :  Tito Minta Seluruh Pemda Prioritaskan Pembangunan Ekonomi pada 2021

“Selain potensi hujan lebat,
diprakirakan juga ada potensi angin kencang di beberapa wilayah Indonesia.
Yakni di Banten, Jawa Barat, NTT, Maluku dan Papua,” jelas Mulyono.

Terkait juga dengan aktivitas
kemaritiman, diprakirakan ketinggian gelombang akan mengalami peningkatan
>2,5 meter di beberapa wilayah. Yakni Ketinggian Gelombang 2,5 meter
sampai  4,0 meter.

Seperti di Perairan Utara Sabang,
Perairan Selatan P. Rotte – Kupang, Perairan Barat Aceh, Laut Sawu, Perairan
Barat P. Simeulue hingga Kep. Mentawai. Kemudian di Laut Timor Selatan NTT,
Perairan Bengkulu – P. Enggano, Samudera Hindia Selatan Bali hingga NTT.
Kemudian di Perairan Barat Lampung, Perairan Timur Kep. Wakatobi, Samudera
Hindia Barat Aceh hingga Kep. Mentawai, Laut Banda bagian selatan, Selat Sunda
bagian selatan, Perairan Kep. Letti hingga Tanimbar, Perairan Selatan Jawa
hingga Sumbawa, Perairan Selatan Kep. Kei hingga Aru, Selat Bali – Lombok –
Alas bagian selatan, Laut Arafuru, Perairan Selatan P. Sumba hingga P. Sawu.

Baca Juga :  Waspadalah ! Kondisi Pandemi COVID-19 Bikin Masyarakat Jenuh, Bisa Men

Adapun Ketinggian Gelombang 4,0
meter sampai 6,0 meter, di Samudera Hindia Barat Bengkulu hingga selatan Jawa

“Masyarakat diimbau agar
waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari cuaca
ekstrem tersebut. Seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, serta potensi
gangguan transportasi laut akibat angin kencang dan gelombang tinggi,”
pungkasnya. (dai/indopos/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru