25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Diduga Masih Ada Korban Reynhard Sinaga Belum Terungkap

Polisi menduga masih ada korban pemerkosaan yang dilakukan
Reynhard Sinaga yang belum terungkap. Artinya, jumlah korban WNI yang tinggal
di Manchester, Inggris, itu bisa lebih dari 195 orang sebagaimana yang terekam
dalam ponsel milik pria 36 tahun tersebut.

Perwakilan Kepolisian Greater Manchester, sebagaimana
dikutip Manchester Evening News, menyatakan bahwa persidangan serta
penyelidikan predator seksual yang ditangkap pada 2017 itu selama ini sengaja
dilakukan tertutup. Baru dibuka di sidang tahap keempat, yang menghasilkan
vonis seumur hidup kepada mahasiswa S-3 University of Leeds itu pada Senin
(6/1) lalu. Salah satunya untuk melindungi identitas korban.

Kepolisian Greater Manchester memperkirakan masih ada korban
Reynhard yang belum terungkap atau memberikan kesaksian. Artinya, jumlah korban
bisa lebih dari 195 orang.

Selama persidangan, yang dibagi menjadi empat tahap selama 18
bulan, hanya 48 orang yang bersedia datang memberikan kesaksian. ”Kami menilai,
ketika kasus ini besar dan diekspos media, para korban enggan melapor atau
memberikan kesaksian,” kata perwakilan kepolisian yang tak disebutkan namanya
itu.

Dalam laporan Standard Evening, ada korban Reynhard
yang sempat merencanakan bunuh diri pada Natal karena depresi. Ada korban yang
ditemani sang ibu yang terus menangis meratapi penderitaan putranya. ”Satu
korban, yang kini pakai stoma karena mengidap Crohn’s disease bahkan minta dokter
agar usus besarnya dipotong. Dia jijik saat tahu dirinya mengalami tiga kali
pemerkosaan,” ucap salah satu detektif yang menangani kasus, menggambarkan
kesaksian korban.

Baca Juga :  Di New York, Ganja Dilegalkan Bagi Orang Dewasa untuk Kesenangan

Hakim Suzanne Goddard QC yang membacakan vonis pada Senin pun
geram kepada Reynhard. Dia menilai pria kelahiran Jambi tersebut tampak
menikmati proses sidang. Tidak ada raut penyesalan. ”Anda adalah predator seks
pengincar pria muda yang datang ke pusat kota untuk bersenang-senang dengan
sahabatnya,” cetus dia dalam persidangan.

Salah satu psikiater yang ada di ruang sidang menjelaskan,
ekspresi Reynhard tampak kosong. Mengutip Manchester Evening News,
dia menceritakan, Reynhard hanya sekali berekspreasi, yakni menyeringai. ”Tepat
saat hakim membacakan putusan,” ujarnya.

Goddard menyatakan, keterangan Reynhard –yang menyebutkan
dirinya memperlakukan para korban mudanya dengan lembut dan hati-hati– hanya
omong kosong. Dia merujuk pada video rekaman serta trauma yang ditunjukkan
korban yang memberikan kesaksian.

”Dalam sudut pandang saya, Anda adalah seseorang yang amat
berbahaya, keji, dan penuh kepalsuan yang tidak pernah aman untuk dibebaskan,”
ungkapnya. Alhasil, Goddard pun tidak ragu ketika menyebutkan putusan pidana
seumur hidup.

Salah satu detektif yang menangani kasus Reynhard menjelaskan,
kejahatan yang dilakukan alumnus University of Manchester itu amat mungkin
sudah berlangsung lama. Tidak hanya 1–2 tahun. ”Tradisi mahasiswa di Manchester
adalah kumpul dan menginap di rumah salah satu mahasiswa, lalu minum-minum,”
ungkapnya sebagaimana dikutip Manchester Evening News.

Baca Juga :  Jamaah Haji Mulai Tinggalkan Mina

Kebiasaan tersebut sudah turun-temurun serta dilakukan mahasiswa
asing. Menurut dia, mendapat tawaran menginap, sebagaimana yang dilakukan
Reynhard kepada korbannya, bukan sesuatu yang aneh di Manchester. Detektif
tersebut memperkirakan Reynhard memanfaatkan kebiasaan kumpul mahasiswa itu
untuk mendapatkan korban.

Sejak diungkap ke publik, unggahan lama Reynhard langsung jadi
sorotan. Detektif yang meminta menggunakan alias Ali menjelaskan, predator seks
tersebut diyakini merupakan seorang psikopat. ”Dia yakin apa yang dilakukan
pada korbannya tidak salah. Dia benar-benar hidup sebagai casanova selama
sepuluh tahun terakhir,” ungkap Ali. Dia menjelaskan, sikap itu juga
ditunjukkan saat hearing. Ketika video rekamannya diputar di sidang, terdengar
dengkuran korban. ”Dia bersikukuh itu bunyi napas,” lanjutnya.

Kecurigaan bahwa Reynhard juga mungkin memiliki gangguan
kejiwaan juga terungkap dari cerita salah satu teman perempuan Reynhard. Sang
perempuan yang bekerja di hotel yang sama dengan mantan Reynhard menceritakan,
pria berusia 36 tahun itu sulit berdamai ketika putus. ”Aku ingat dia mengancam
akan minum cairan pemutih pakaian kalau enggak mau balikan,” ucapnya
sebagaimana dikutip Manchester Evening News.(jpc)

 

Polisi menduga masih ada korban pemerkosaan yang dilakukan
Reynhard Sinaga yang belum terungkap. Artinya, jumlah korban WNI yang tinggal
di Manchester, Inggris, itu bisa lebih dari 195 orang sebagaimana yang terekam
dalam ponsel milik pria 36 tahun tersebut.

Perwakilan Kepolisian Greater Manchester, sebagaimana
dikutip Manchester Evening News, menyatakan bahwa persidangan serta
penyelidikan predator seksual yang ditangkap pada 2017 itu selama ini sengaja
dilakukan tertutup. Baru dibuka di sidang tahap keempat, yang menghasilkan
vonis seumur hidup kepada mahasiswa S-3 University of Leeds itu pada Senin
(6/1) lalu. Salah satunya untuk melindungi identitas korban.

Kepolisian Greater Manchester memperkirakan masih ada korban
Reynhard yang belum terungkap atau memberikan kesaksian. Artinya, jumlah korban
bisa lebih dari 195 orang.

Selama persidangan, yang dibagi menjadi empat tahap selama 18
bulan, hanya 48 orang yang bersedia datang memberikan kesaksian. ”Kami menilai,
ketika kasus ini besar dan diekspos media, para korban enggan melapor atau
memberikan kesaksian,” kata perwakilan kepolisian yang tak disebutkan namanya
itu.

Dalam laporan Standard Evening, ada korban Reynhard
yang sempat merencanakan bunuh diri pada Natal karena depresi. Ada korban yang
ditemani sang ibu yang terus menangis meratapi penderitaan putranya. ”Satu
korban, yang kini pakai stoma karena mengidap Crohn’s disease bahkan minta dokter
agar usus besarnya dipotong. Dia jijik saat tahu dirinya mengalami tiga kali
pemerkosaan,” ucap salah satu detektif yang menangani kasus, menggambarkan
kesaksian korban.

Baca Juga :  Di New York, Ganja Dilegalkan Bagi Orang Dewasa untuk Kesenangan

Hakim Suzanne Goddard QC yang membacakan vonis pada Senin pun
geram kepada Reynhard. Dia menilai pria kelahiran Jambi tersebut tampak
menikmati proses sidang. Tidak ada raut penyesalan. ”Anda adalah predator seks
pengincar pria muda yang datang ke pusat kota untuk bersenang-senang dengan
sahabatnya,” cetus dia dalam persidangan.

Salah satu psikiater yang ada di ruang sidang menjelaskan,
ekspresi Reynhard tampak kosong. Mengutip Manchester Evening News,
dia menceritakan, Reynhard hanya sekali berekspreasi, yakni menyeringai. ”Tepat
saat hakim membacakan putusan,” ujarnya.

Goddard menyatakan, keterangan Reynhard –yang menyebutkan
dirinya memperlakukan para korban mudanya dengan lembut dan hati-hati– hanya
omong kosong. Dia merujuk pada video rekaman serta trauma yang ditunjukkan
korban yang memberikan kesaksian.

”Dalam sudut pandang saya, Anda adalah seseorang yang amat
berbahaya, keji, dan penuh kepalsuan yang tidak pernah aman untuk dibebaskan,”
ungkapnya. Alhasil, Goddard pun tidak ragu ketika menyebutkan putusan pidana
seumur hidup.

Salah satu detektif yang menangani kasus Reynhard menjelaskan,
kejahatan yang dilakukan alumnus University of Manchester itu amat mungkin
sudah berlangsung lama. Tidak hanya 1–2 tahun. ”Tradisi mahasiswa di Manchester
adalah kumpul dan menginap di rumah salah satu mahasiswa, lalu minum-minum,”
ungkapnya sebagaimana dikutip Manchester Evening News.

Baca Juga :  Jamaah Haji Mulai Tinggalkan Mina

Kebiasaan tersebut sudah turun-temurun serta dilakukan mahasiswa
asing. Menurut dia, mendapat tawaran menginap, sebagaimana yang dilakukan
Reynhard kepada korbannya, bukan sesuatu yang aneh di Manchester. Detektif
tersebut memperkirakan Reynhard memanfaatkan kebiasaan kumpul mahasiswa itu
untuk mendapatkan korban.

Sejak diungkap ke publik, unggahan lama Reynhard langsung jadi
sorotan. Detektif yang meminta menggunakan alias Ali menjelaskan, predator seks
tersebut diyakini merupakan seorang psikopat. ”Dia yakin apa yang dilakukan
pada korbannya tidak salah. Dia benar-benar hidup sebagai casanova selama
sepuluh tahun terakhir,” ungkap Ali. Dia menjelaskan, sikap itu juga
ditunjukkan saat hearing. Ketika video rekamannya diputar di sidang, terdengar
dengkuran korban. ”Dia bersikukuh itu bunyi napas,” lanjutnya.

Kecurigaan bahwa Reynhard juga mungkin memiliki gangguan
kejiwaan juga terungkap dari cerita salah satu teman perempuan Reynhard. Sang
perempuan yang bekerja di hotel yang sama dengan mantan Reynhard menceritakan,
pria berusia 36 tahun itu sulit berdamai ketika putus. ”Aku ingat dia mengancam
akan minum cairan pemutih pakaian kalau enggak mau balikan,” ucapnya
sebagaimana dikutip Manchester Evening News.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru