27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Jamaah Haji Mulai Tinggalkan Mina

Sebagian jamaah haji
Indonesia mulai meninggalkan tenda Mina untuk kembali ke hotel di Makkah.
Mereka diangkut dengan menggunakan bus sejak kemarin pagi (13/8).

Kepala Satgas Mina
Ahmad Jauhari menuturkan, bus sudah mengangkut sebagian jamaah untuk meninggalkan
tenda pukul 07.00 waktu Arab Saudi.

Jamaah yang pulang
lebih dahulu menuju hotel adalah mereka yang mengambil nafar awal. Karena itu,
pelemparan jumrah dan mabitnya selesai pada 12 Zulhijah (13 Agustus). ”Merata,
hampir setiap maktab sudah ada jamaah yang diberangkatkan menuju hotel,”
tuturnya. Sementara itu, jamaah yang mengambil nafar tsani masih harus
melakukan mabit dan lempar jumrah pada 13 Zulhijah (14 Agustus). Dengan
demikian, pada 12 Agustus mereka masih harus mabit atau menginap di Mina. Mereka
baru diberangkatkan menuju hotel hari ini (14/8).

Jauhari tidak bisa
memastikan jumlah jamaah yang sudah menuju hotel di Makkah. Dia hanya
menjelaskan, ada 120 ribu jamaah atau sekitar 57 persen yang melaporkan
mengajukan nafar awal.

Pergerakan jamaah haji
dari tenda-tenda di Mina menuju hotel dilakukan dengan menggunakan bus dari
naqabah. Jumlah bus yang disiapkan 21 unit untuk setiap maktab. ”Jumlah armada
busnya sama seperti pemberangkatan jamaah dari Makkah menuju Arafah,” katanya.

Pemulangan jamaah dari
Mina menuju Makkah biasanya berakhir pukul 17.00 waktu setempat. Sebab, jamaah
yang mengambil nafar awal harus meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam.
Jika masih berada di Mina setelah matahari terbenam, mereka harus melakukan mabit
dan melempar jumrah untuk nafar tsani.

Pada bagian lain,
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Eka Jusuf Singka menyatakan,
hingga kemarin ada 21 jamaah haji yang wafat. ”Sebanyak 21 (jamaah wafat, Red)
itu tidak semuanya (meninggal, Red) di Mina. Angka itu dalam periode
operasional Mina saja. Sebagian besar meninggalnya di RS Arab Saudi,” terang
Eka.

Baca Juga :  Waspada, Ancaman Perang Dunia 3 Mengintai!

Dia memerinci, 13
jamaah wafat di RS Arab Saudi di Makkah. Kemudian, 4 orang meninggal di tenda
jamaah. Lalu, ada 3 orang yang meninggal dalam perjalanan rujukan ke RS Arab
Saudi di sekitar Mina dan Makkah. Selanjutnya, ada 1 orang yang meninggal di
Jabal Rahmah saat mengikuti kegiatan yang diadakan KBIH-nya. ”Di tenda
kesehatan Mina tidak ada (kejadian jamaah wafat, Red),” tutur dia.

Eka juga memberikan
penjelasan terkait dengan dampak hujan lebat yang mengguyur Mina pada Senin
sore (13/8). Dia menyampaikan, tidak ada jamaah Indonesia yang mengalami cedera
akibat hujan tersebut. Saking lebatnya hujan, di sejumlah titik di Jamarat dan
kompleks tenda Mina terlihat aliran air yang cukup deras.

Hujan lebat yang
mengguyur hingga menjelang magrib itu mengakibatkan aliran listrik di sejumlah
maktab di Mina diputus. Akibatnya, tenda menjadi gelap dan AC mati. Sejumlah
jamaah menggulung tenda bagian samping supaya tidak gerah. Selain itu, jamaah
memilih beraktivitas di luar tenda untuk menahan gerah.

Menurut sejumlah
jamaah, pemadaman listrik terjadi menjelang magrib. Salah satu titik tenda yang
mengalami pemadaman adalah maktab 50. Tapi, sekitar pukul 23.00 waktu setempat
(03.00 WIB), listrik kembali menyala.

Akibat pemadaman
listrik tersebut, pendistribusian makan malam untuk jamaah tertunda. Petugas
dari maktab harus menyajikan makanan baru menjelang dini hari. Makanan yang
dimasak sore tidak layak dikonsumsi. Sebab, mesin penghangat makanan di dapur
tidak beroperasi. Namun, ketika petugas mendistribusikan makan malam, hampir
seluruh jamaah sudah terlelap.

Baca Juga :  Tegas, Inggris Tolak Ikut Campur Soal Papua

Menteri Agama (Menag)
Lukman Hakim Saifuddin juga menginap di tenda Mina. Dia baru pulang kemarin
pukul 07.00 waktu setempat. Sebelum pulang, Lukman sempat ikut antre di toilet
bersama jamaah. Tidak kurang dari 20 menit dia antre sampai akhirnya bisa masuk
toilet.

Dia menuturkan, sejauh
ini kegiatan lontar jumrah maupun mabit di Mina berjalan dengan baik. ”Meskipun
kemarin (12 Agustus, Red) ketika ada hujan deras beberapa tenda di maktab
mengalami pemadaman listrik. Tapi, alhamdulillah secara bertahap listrik dapat
dipulihkan,” jelasnya.

Lukman menyatakan,
problem terberat haji adalah saat beroperasi di Arafah, Muzdalifah, dan Mina
(Armuzna). Khususnya saat jamaah berada di Mina. Sebab, kondisi fasilitas atau
infrastruktur tidak permanen. Serbadarurat. Berbeda halnya dengan saat jamaah
berada di hotel di Makkah atau Madinah.

Dia menuturkan, hujan
lebat pada Senin sore itu memang di luar dugaan. Lukman menyatakan, selama enam
tahun dirinya menjadi amirulhaj, Mina tidak pernah diguyur hujan sederas itu.
Lukman bersyukur karena pemadaman listrik tidak mengganggu layanan medis di pos
kesehatan Mina. Gangguan hanya terjadi pada urusan penerangan.

Menurut dia, jumlah
pasien yang dirujuk dari pos kesehatan di Mina ke RS Arab Saudi tahun ini
menurun jauh jika dibandingkan dengan tahun lalu. Padahal, jumlah jamaah haji
Indonesia tahun ini bertambah 10 ribu orang. Selain itu, jumlah jamaah lanjut
usia (lansia) tahun ini semakin banyak. ”Alhamdulillah, kondisi jamaah lebih
baik dibanding tahun lalu,” katanya.(jpg)

 

Sebagian jamaah haji
Indonesia mulai meninggalkan tenda Mina untuk kembali ke hotel di Makkah.
Mereka diangkut dengan menggunakan bus sejak kemarin pagi (13/8).

Kepala Satgas Mina
Ahmad Jauhari menuturkan, bus sudah mengangkut sebagian jamaah untuk meninggalkan
tenda pukul 07.00 waktu Arab Saudi.

Jamaah yang pulang
lebih dahulu menuju hotel adalah mereka yang mengambil nafar awal. Karena itu,
pelemparan jumrah dan mabitnya selesai pada 12 Zulhijah (13 Agustus). ”Merata,
hampir setiap maktab sudah ada jamaah yang diberangkatkan menuju hotel,”
tuturnya. Sementara itu, jamaah yang mengambil nafar tsani masih harus
melakukan mabit dan lempar jumrah pada 13 Zulhijah (14 Agustus). Dengan
demikian, pada 12 Agustus mereka masih harus mabit atau menginap di Mina. Mereka
baru diberangkatkan menuju hotel hari ini (14/8).

Jauhari tidak bisa
memastikan jumlah jamaah yang sudah menuju hotel di Makkah. Dia hanya
menjelaskan, ada 120 ribu jamaah atau sekitar 57 persen yang melaporkan
mengajukan nafar awal.

Pergerakan jamaah haji
dari tenda-tenda di Mina menuju hotel dilakukan dengan menggunakan bus dari
naqabah. Jumlah bus yang disiapkan 21 unit untuk setiap maktab. ”Jumlah armada
busnya sama seperti pemberangkatan jamaah dari Makkah menuju Arafah,” katanya.

Pemulangan jamaah dari
Mina menuju Makkah biasanya berakhir pukul 17.00 waktu setempat. Sebab, jamaah
yang mengambil nafar awal harus meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam.
Jika masih berada di Mina setelah matahari terbenam, mereka harus melakukan mabit
dan melempar jumrah untuk nafar tsani.

Pada bagian lain,
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Eka Jusuf Singka menyatakan,
hingga kemarin ada 21 jamaah haji yang wafat. ”Sebanyak 21 (jamaah wafat, Red)
itu tidak semuanya (meninggal, Red) di Mina. Angka itu dalam periode
operasional Mina saja. Sebagian besar meninggalnya di RS Arab Saudi,” terang
Eka.

Baca Juga :  Waspada, Ancaman Perang Dunia 3 Mengintai!

Dia memerinci, 13
jamaah wafat di RS Arab Saudi di Makkah. Kemudian, 4 orang meninggal di tenda
jamaah. Lalu, ada 3 orang yang meninggal dalam perjalanan rujukan ke RS Arab
Saudi di sekitar Mina dan Makkah. Selanjutnya, ada 1 orang yang meninggal di
Jabal Rahmah saat mengikuti kegiatan yang diadakan KBIH-nya. ”Di tenda
kesehatan Mina tidak ada (kejadian jamaah wafat, Red),” tutur dia.

Eka juga memberikan
penjelasan terkait dengan dampak hujan lebat yang mengguyur Mina pada Senin
sore (13/8). Dia menyampaikan, tidak ada jamaah Indonesia yang mengalami cedera
akibat hujan tersebut. Saking lebatnya hujan, di sejumlah titik di Jamarat dan
kompleks tenda Mina terlihat aliran air yang cukup deras.

Hujan lebat yang
mengguyur hingga menjelang magrib itu mengakibatkan aliran listrik di sejumlah
maktab di Mina diputus. Akibatnya, tenda menjadi gelap dan AC mati. Sejumlah
jamaah menggulung tenda bagian samping supaya tidak gerah. Selain itu, jamaah
memilih beraktivitas di luar tenda untuk menahan gerah.

Menurut sejumlah
jamaah, pemadaman listrik terjadi menjelang magrib. Salah satu titik tenda yang
mengalami pemadaman adalah maktab 50. Tapi, sekitar pukul 23.00 waktu setempat
(03.00 WIB), listrik kembali menyala.

Akibat pemadaman
listrik tersebut, pendistribusian makan malam untuk jamaah tertunda. Petugas
dari maktab harus menyajikan makanan baru menjelang dini hari. Makanan yang
dimasak sore tidak layak dikonsumsi. Sebab, mesin penghangat makanan di dapur
tidak beroperasi. Namun, ketika petugas mendistribusikan makan malam, hampir
seluruh jamaah sudah terlelap.

Baca Juga :  Tegas, Inggris Tolak Ikut Campur Soal Papua

Menteri Agama (Menag)
Lukman Hakim Saifuddin juga menginap di tenda Mina. Dia baru pulang kemarin
pukul 07.00 waktu setempat. Sebelum pulang, Lukman sempat ikut antre di toilet
bersama jamaah. Tidak kurang dari 20 menit dia antre sampai akhirnya bisa masuk
toilet.

Dia menuturkan, sejauh
ini kegiatan lontar jumrah maupun mabit di Mina berjalan dengan baik. ”Meskipun
kemarin (12 Agustus, Red) ketika ada hujan deras beberapa tenda di maktab
mengalami pemadaman listrik. Tapi, alhamdulillah secara bertahap listrik dapat
dipulihkan,” jelasnya.

Lukman menyatakan,
problem terberat haji adalah saat beroperasi di Arafah, Muzdalifah, dan Mina
(Armuzna). Khususnya saat jamaah berada di Mina. Sebab, kondisi fasilitas atau
infrastruktur tidak permanen. Serbadarurat. Berbeda halnya dengan saat jamaah
berada di hotel di Makkah atau Madinah.

Dia menuturkan, hujan
lebat pada Senin sore itu memang di luar dugaan. Lukman menyatakan, selama enam
tahun dirinya menjadi amirulhaj, Mina tidak pernah diguyur hujan sederas itu.
Lukman bersyukur karena pemadaman listrik tidak mengganggu layanan medis di pos
kesehatan Mina. Gangguan hanya terjadi pada urusan penerangan.

Menurut dia, jumlah
pasien yang dirujuk dari pos kesehatan di Mina ke RS Arab Saudi tahun ini
menurun jauh jika dibandingkan dengan tahun lalu. Padahal, jumlah jamaah haji
Indonesia tahun ini bertambah 10 ribu orang. Selain itu, jumlah jamaah lanjut
usia (lansia) tahun ini semakin banyak. ”Alhamdulillah, kondisi jamaah lebih
baik dibanding tahun lalu,” katanya.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru