NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, menunjukkan kenaikan dalam dua bulan terakhir. Dinas Kesehatan setempat memilih strategi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sebagai langkah utama penanganan, dibandingkan dengan metode fogging yang dianggap kurang efektif.
Lonjakan kasus paling terlihat di wilayah Kecamatan Bulik. Direktur RSUD Lamandau, dr. Mardoni, membenarkan adanya peningkatan tersebut.
“Lima pasien berasal dari Kecamatan Bulik, sementara satu pasien lainnya dari Kabupaten Sukamara,” ujarnya, Rabu (30/7/2025).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lamandau, Rosmawati, melalui Kabid P2M dr. Pippy Yulianti, juga mengonfirmasi hal ini. Ia menyebut telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh puskesmas untuk memperkuat upaya pencegahan.
“Perkembangan kejadian DBD mengalami peningkatan tren penyakit dalam dua minggu terakhir, khususnya wilayah Puskesmas Bulik,” kata dr. Pippy.
Seluruh puskesmas telah diperintahkan melakukan pemeriksaan epidemiologi, pemantauan jentik nyamuk, promosi kesehatan, hingga edukasi kepada masyarakat tentang PSN dan kebersihan lingkungan. Pemerintah desa pun dilibatkan melalui advokasi dan distribusi abate.
Dr. Pippy menyampaikan, lonjakan kasus tidak hanya terjadi saat musim hujan.
“Meningkatnya kasus DBD saat musim kemarau ini mengulang pola pertengahan 2023 hingga awal 2024, ketika kasus juga naik saat curah hujan turun,” jelasnya.
Kecamatan Bulik, Sematu Jaya, Bulik Timur, dan Mentobi Raya menjadi wilayah yang diwaspadai. Meski begitu, peningkatan saat ini masih terkonsentrasi di Nanga Bulik.
Rekap data menunjukkan. 7 kasus di bulan April, 7 di Mei, 9 pada Juni, dan 6 kasus tercatat hingga 24 Juli 2025. Pasien berasal dari berbagai kelompok usia.
Fogging tetap dilakukan secara terbatas. “Fogging kami minimalisir. Jadi masyarakat dihimbau untuk lakukan PSN karena lebih efektif,” tegas dr. Pippy.
PSN dilakukan dengan membersihkan tempat-tempat genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk, serta mencegah gigitan nyamuk secara langsung. Strategi ini dianggap lebih berkelanjutan dalam pengendalian DBD. (bib)