PALANGKA RAYA – Antusiasme masyarakat Kalimantan Tengah
(Kalteng) dan sekitarnya termasuk Kalsel dan Kaltim untuk berkumpul di Stadion
Sanaman Mantikei Palangka Raya malam ini (28/9), tidak terlepas dari hadirnya
sosok ulama kharismatik asal Yaman, Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin
Hafidz. Ditambah lagi, diiringi pagelaran rebana oleh peserta terbanyak yang bakal
masuk catatan Museum Rekor Indonesia (MURI) 2019.
Sebelumnya, pada Sabtu siang rangkaian acara didahului dengan pertemuan
(multaqo) ulama se-Kalimantan yang secara khusus dihadiri oleh tamu kehormatan
ulama Turki dan dilanjutkan dengan dialog lintas agama bersama para pemimpin
lintas agama.
Habib Umar bin Hafidz adalah pendiri pesantren Darul Musthofa, Tarim,
Handramaut Yaman yang memiliki kegiatan
rutin berdakwah keliling Indonesia dan belahan negara lain di seluruh dunia
seperti Syiria, Lebanon, Jordania, Irak, Mesir, Pakistan, India, Malaysia,
Singapura, Australia dan Eropa.
Pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1994 sebagai utusan Habib Abdul
Qodir bin Ahmad Assegaf yang berada di Jeddah dengan misi mengingatkan dan
menggugah semangat serta rasa kepedulian para Alawiyyin Indonesia yang mulai
lupa akan ajaran nilai-nilai leluhur sebagaimana telah dikeluhkan sebelumnya
oleh Habib Anis bin Alwi al Habsyi, seorang ulama asal Solo Jawa Tengah kepada
Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf.
Kedatangan Habib Umar bin Hafidz ke Palangka Raya malam ini juga tidak
terlepas dari undangan khusus Gubernur Kalteng, H Sugianto Sabran sebagai
bentuk penghormatan terhadap ulama dan demi untuk memenuhi keinginan warga
Kalteng mendengarkan nasehat dakwah sang Habib.
Melalui kerjasama dengan SEAM Group dan Yayasan Muwasholah, keinginan
pemimpin masyarakat Kalteng ini disampaikan oleh CEO SEAM Group, Asep Sulaeman
Sabanda langsung ke kediaman Habib Umar bin Hafidz di Tarim Yaman pada bulan
Juli lalu. Kemudian disetujui sebagai rangkaian dari Safari Dakwah di Indonesia
untuk tahun 2019.
Demi memeriahkan dan melengkapi kegembiraan warga Palangka Raya dan
sekitarnya, maka panitia berinisiatif memeriahkan kedatangan Habib Umar bin
Hafidz dengan acara pagelaran rebana yang masuk catatan MURI dengan kategori
peserta terbanyak. SEAM Group melihat kegiatan Habib Umar dan pagelaran rebana harus
didukung total demi kerukunan warga dan pelestarian kebudayaan nusantara yang
hidup di masyarakat.
Asep Sulaeman Sabanda, CEO SEAM Group mengatakan momentum kedatangan Habib
Umar harus dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh masyarakat Kalteng, Kalsel dan
Kaltim, untuk mengasah spiritualitas secara kolektif dan pada saat yang sama
melakukan persenyawaan sosial atas dasar Pancasila dan NKRI.
“Spritualitas yang kuat menjadi basis penting manusia sebagai aktor
penggerak pembangunan dan persatuan
menjadi bingkai terlaksananya cita-cita pembangunan. Pembangunan yang
riuh dan banyak konflik sosial akan menyebabkan kelambatan kerja dan
ketertinggalan ketika harus bersaing melawan negara-negara lain,” ucapnya.
Asep menambahkan, operasi SEAM Group di Kalteng, Kaltim, Jambi, Jawa dan di
banyak tempat lain didorong secara simultan bisa memberikan manfaat keekonomian
sebesar-besarnya bagi masyarakat setempat dan memberi sumbangsih besar bagi
hidupnya budaya lokal seperti Dayak, Banjar, Kutai dan dan budaya-budaya lain
dimana masyarakat itu tinggal.
SEAM GROUP merupakan holding company yang memiliki banyak diversifikasi
usaha meliputi pilar bisnis infrastuktur seperti quary, crushing plant, asphalt
mixing plant, batching plant dan Energi Terpadu meliputi tambang dan
infrastruktur batu bara, pelabuhan, jalan hauling, manufaktur dan power plant
yang tersebar dan berkembang baik di Kaltim, Kalteng, Jambi, Bengkulu dan Pulau
Jawa dalam rencananya akan melakukan go public atau initial public offering di
tahun 2020. (ans/b/nto)