32.1 C
Jakarta
Wednesday, April 24, 2024

Hari Santri, Pesan Kebangsaan UAS dan Kalteng Berkah

HARI Santri 2020 begitu spesial bagi Kalteng. Ustaz
Abdul Somad (UAS) mendatangi Bumi Tambun Bungai bertepatan dengan tren
kebangkitan politik santri di Provinsi Kalimantan Tengah. Merujuk pandangan Ketua
Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj, bahwa definisi santri
sangat luas, yang pada intinya umat yang menerima ajaran Islam dari para kyai melalui
sanad dan silsilah guru-gurunya yang terhubung sampai Rasulullah Saw.

Artinya, santri bukan hanya lulusan pondok pesantren,
tapi lebih luas dari itu. Jalan dakwah para santri melalui penyebaran Islam
yang rahmatan lil ‘alamin bukan hanya lewat lisan, namun juga melalui
perbuatan. Aktualisasi spirit santri terwujud secara meluas dalam lapangan
pengabdian, baik di bidang sosial keagamaan, politik pemerintahan maupun
pembangunan ekonomim. Esensi dari pengabdian itu adalah bagaimana para aktor
pembangunan mengedepankan akhlak mulia dalam proses perumusan kebijakan,
implementasi dan aplikasinya di tataran praktis.

Peringatan Hari Santri 22 Oktober 2020 adalah momentum
emas bagi warga Kalteng untuk meletakkan resolusi jihad ala santri sesuai
tantangan zaman, yakni mengisi dan melanjutkan pembangunan. Itulah sebabnya
jargon Kalteng Berkah bukan sesuatu yang biasa, namun luar biasa. Kalteng
Berkah adalah terminologi kaum santri sebagaimana Imam Nawawi dalam Syarah
Shahih Muslim, bahwa berkah memiliki dua arti: (1) tumbuh, berkembang, atau
bertambah; dan (2) kebaikan yang berkesinambungan.

Pertumbuhan, perkembangan, kemajuan (progress) dan
kebajikan yang terus-menerus dan berkesinambungan dalam berbagai sektor
strategis hanya akan berlanjut manakala ada kebersamaan dan kekompakan antar
pemerintah dengan masyarakatnya. Sebagai kaum beragama dan beradat, maka hari
santri menjadi peristiwa kebudayaan yang perlu dimaknai secara mendalam.
Kedatangan UAS di Kota Cantik, Palangka Raya hingga berdakwah di beberapa kabupaten
di Kalteng menandai perjumpaan antara spirit santri, style kepemimpinan Sugianto Sabran yang menghadirkan para ulama untuk
disinergiskan dengan umara demi umat.

UAS, Sugianto Sabran dan
Perjalanan Spiritual-Politik

Selasa (20/10), dai kondang UAS bertemu Sugianto
Sabran di kediaman Sugianto Sabran, juga bersilaturahmi dengan para ulama,
tokoh-tokoh umat, pemuka NU dan Muhammadyah serta elite politik. Sebagai bentuk
penghormatan pada para Tuan Guru, Abdul Somad juga mendatangi rumah salah satu tokoh
Islam berpengaruh di Kota Cantik.

Baca Juga :  Kagum, Pemko Bakal Bangun Monumen Mobil Tua DPKP

Rabu, (21/10), UAS mengunjungi Kabupaten Kotawaringin
Barat (Kobar), salah satu agendanya mengisi tausiyah dalam rangka tasyukuran
aqiqah dan tasmiyah putri ke 4 Wakil Ketua Komisi III DPD RI H. Muhammad
Rakhman dan Hj Ernisayanti, di kediaman H. Muhammad Rakhman, Kelurahan Baru,
Pangkalan Bun. UAS kemudian berziarah ke Makam Kiai Gede atau Abdul Qadir
Assegaf, salah satu tokoh penyebar agama Islam di Kabupaten Kotawaringin Barat.

Kamis, (22/10), UAS melanjutkan perjalanan ke Kota
Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), didampingi Sugianto Sabran dalam
rangka menghadiri peringatan hari santri sekaligus silaturahmi kebangsaan
bersama mubaligh Kotim, Seruyan dan Katingan yang bertempat di rumah Awai, Jalan
Tjilik Riwut, Kecamatan Baamang, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.

“Silaturahmi kepada para ulama dan habaib
sangatlah penting, dan ini harus dilakukan demi menguatkan barisan Islam di
Kotim ini,” ujar Ustaz Somad dalam ceramahnya. UAS juga mengatakan agar
masyarakat Kotim jangan lupakan hari santri ini, karena berkat perjuangan
santri, Indonesia merdeka dari jajahan Belanda.

“Tepat pada 22 Oktober 2020, tokoh muslim KH. Mohammad
Hasjim Asy’arie, menggelorakan semangat santri untuk melawan belanda dan membela
negara adalah jihad. Sehingga santri langsung turun untuk memperjuangkan
kemerdekaan,” ungkap Ustaz Somad.

Kalteng Makin Berkah

Ketika Sugianto Sabran membuka secara resmi Rapat
Koordinasi dan Konsolidasi organisasi Bintang 9 Se-Kalimantan Tengah pada 10
Oktober 2020 lalu, sangat menggugah apa yang disampaikan oleh tokoh pembangunan
infrastruktur itu dalam sambutannya. Meskipun bukan lulusan pesantren, tapi
pesan-pesan keumatan dan kebangsaannya mengandung spirit santri. Diantaranya,
Sugianto mendorong politik santun, menegakkan politik beradab dan berakhlakul
karimah, menghormati para ulama, orang tua, menyayangi anak-anak kecil dan
membangkitkan generasi milenial agar terus berkarya dan berjuang sesuai minat
dan keahlian serta mengedepankan Islam Rahmatan Lil ‘Alamiin.

Baca Juga :  Warga Kalampangan Rindu Sosok Pemimpin Merakyat Seperti Ben Bahat

Sebagai catatan, Relawan Bintang 9 adalah warga
Nahdhatul Ulama Se-Kalimantan Tengah dan juga para kyai dan Ustaz, antara lain Abdul
Wahid Aha, Khairudin Halim, KH. Muksin, KH. Zainal Arifin, H. Bambang Suryadi, Ustaz
Al Ghifariz, Ust. Ghazali Rahman, Saidah Suryani dan tokoh – tokoh lainnya. Sebagaimana
diketahui, hari santri 2020 bertautan dengan tahun politik, yakni
penyelenggaraan pilkada serentak 2020, termasuk Pilgub Kalteng. Politik sebagai
bagian penting bagi nafas dan kehidupan santri, maka keterlibatan dalam konteks
politik nilai adalah sebuah keniscayaan.

Kiprah politik Sugianto sangat menarik, senantiasa
dekat dengan jajaran ulama dan lapisan santri. Namun Sugianto juga seorang
pluralis yang teruji komitmen kebhinekaannya. Itulah nasionalisme religius yang
melekat pada politisi PDI Perjuangan itu. Semakin kental cita rasa kesantrian
Sugianto Sabran tatkala memilih wakilnya, Ketua Pengurus Cabang (PC) Nahdlatul
Ulama (NU) Kabupaten Pulang Pisau H. Edy Pratowo sekaligus
Bupati Pulang
Pisau dua periode dengan tagline Kalteng Makin Berkah.

Apa yang disebut sebagai kebangkitan politik santri di
Kalteng tercermin pula pada komposisi dukungan partai pengusung paslon nomor
urut 02. Sugianto Sabran-Edy Pratowo diusung oleh koalisi PDIP, Partai Golkar,
Partai NasDem, PAN, PPP, PKB, PKS, Perindo. Juga didukung oleh PBB dan Partai
Garuda. Kaum nasionalis kerakyatan, nasionalis borjuis, basis massa muslim
tradisionalis, kalangan muslim reformis, muslim modernis bergandengan tangan
untuk melanjutkan pembangunan Kalteng Berkah (Bermartabat, Elok, Kuat, Amanah,
Harmonis).

Dalam  rilis
sejumlah lembaga survey nasional, tren elektabilitas Paslon nomor urut 2
Sugianto Sabran-Edy Pratowo terus meningkat dan masih unggul dibanding paslon
lain. Kans kemenangan kedua birokrat hebat itu semakin menebal dengan kehadiran
relawan lintas etnis, lintas agama, srikandi, milenial, kaum cerdik pandai,
buruh, petani dan pengusaha maupun komunitas adat. Objektivikasi juga terlihat
pada capaian dan kinerja Sugianto selaku calon petahana dalam apa yang disebut
sebagai “biarkan data berbicara”. Lanjutkan adalah kunci.
(*)

(Penulis adalah Wakil Sekretaris DPW PPP Kalteng)

HARI Santri 2020 begitu spesial bagi Kalteng. Ustaz
Abdul Somad (UAS) mendatangi Bumi Tambun Bungai bertepatan dengan tren
kebangkitan politik santri di Provinsi Kalimantan Tengah. Merujuk pandangan Ketua
Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj, bahwa definisi santri
sangat luas, yang pada intinya umat yang menerima ajaran Islam dari para kyai melalui
sanad dan silsilah guru-gurunya yang terhubung sampai Rasulullah Saw.

Artinya, santri bukan hanya lulusan pondok pesantren,
tapi lebih luas dari itu. Jalan dakwah para santri melalui penyebaran Islam
yang rahmatan lil ‘alamin bukan hanya lewat lisan, namun juga melalui
perbuatan. Aktualisasi spirit santri terwujud secara meluas dalam lapangan
pengabdian, baik di bidang sosial keagamaan, politik pemerintahan maupun
pembangunan ekonomim. Esensi dari pengabdian itu adalah bagaimana para aktor
pembangunan mengedepankan akhlak mulia dalam proses perumusan kebijakan,
implementasi dan aplikasinya di tataran praktis.

Peringatan Hari Santri 22 Oktober 2020 adalah momentum
emas bagi warga Kalteng untuk meletakkan resolusi jihad ala santri sesuai
tantangan zaman, yakni mengisi dan melanjutkan pembangunan. Itulah sebabnya
jargon Kalteng Berkah bukan sesuatu yang biasa, namun luar biasa. Kalteng
Berkah adalah terminologi kaum santri sebagaimana Imam Nawawi dalam Syarah
Shahih Muslim, bahwa berkah memiliki dua arti: (1) tumbuh, berkembang, atau
bertambah; dan (2) kebaikan yang berkesinambungan.

Pertumbuhan, perkembangan, kemajuan (progress) dan
kebajikan yang terus-menerus dan berkesinambungan dalam berbagai sektor
strategis hanya akan berlanjut manakala ada kebersamaan dan kekompakan antar
pemerintah dengan masyarakatnya. Sebagai kaum beragama dan beradat, maka hari
santri menjadi peristiwa kebudayaan yang perlu dimaknai secara mendalam.
Kedatangan UAS di Kota Cantik, Palangka Raya hingga berdakwah di beberapa kabupaten
di Kalteng menandai perjumpaan antara spirit santri, style kepemimpinan Sugianto Sabran yang menghadirkan para ulama untuk
disinergiskan dengan umara demi umat.

UAS, Sugianto Sabran dan
Perjalanan Spiritual-Politik

Selasa (20/10), dai kondang UAS bertemu Sugianto
Sabran di kediaman Sugianto Sabran, juga bersilaturahmi dengan para ulama,
tokoh-tokoh umat, pemuka NU dan Muhammadyah serta elite politik. Sebagai bentuk
penghormatan pada para Tuan Guru, Abdul Somad juga mendatangi rumah salah satu tokoh
Islam berpengaruh di Kota Cantik.

Baca Juga :  Kagum, Pemko Bakal Bangun Monumen Mobil Tua DPKP

Rabu, (21/10), UAS mengunjungi Kabupaten Kotawaringin
Barat (Kobar), salah satu agendanya mengisi tausiyah dalam rangka tasyukuran
aqiqah dan tasmiyah putri ke 4 Wakil Ketua Komisi III DPD RI H. Muhammad
Rakhman dan Hj Ernisayanti, di kediaman H. Muhammad Rakhman, Kelurahan Baru,
Pangkalan Bun. UAS kemudian berziarah ke Makam Kiai Gede atau Abdul Qadir
Assegaf, salah satu tokoh penyebar agama Islam di Kabupaten Kotawaringin Barat.

Kamis, (22/10), UAS melanjutkan perjalanan ke Kota
Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), didampingi Sugianto Sabran dalam
rangka menghadiri peringatan hari santri sekaligus silaturahmi kebangsaan
bersama mubaligh Kotim, Seruyan dan Katingan yang bertempat di rumah Awai, Jalan
Tjilik Riwut, Kecamatan Baamang, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.

“Silaturahmi kepada para ulama dan habaib
sangatlah penting, dan ini harus dilakukan demi menguatkan barisan Islam di
Kotim ini,” ujar Ustaz Somad dalam ceramahnya. UAS juga mengatakan agar
masyarakat Kotim jangan lupakan hari santri ini, karena berkat perjuangan
santri, Indonesia merdeka dari jajahan Belanda.

“Tepat pada 22 Oktober 2020, tokoh muslim KH. Mohammad
Hasjim Asy’arie, menggelorakan semangat santri untuk melawan belanda dan membela
negara adalah jihad. Sehingga santri langsung turun untuk memperjuangkan
kemerdekaan,” ungkap Ustaz Somad.

Kalteng Makin Berkah

Ketika Sugianto Sabran membuka secara resmi Rapat
Koordinasi dan Konsolidasi organisasi Bintang 9 Se-Kalimantan Tengah pada 10
Oktober 2020 lalu, sangat menggugah apa yang disampaikan oleh tokoh pembangunan
infrastruktur itu dalam sambutannya. Meskipun bukan lulusan pesantren, tapi
pesan-pesan keumatan dan kebangsaannya mengandung spirit santri. Diantaranya,
Sugianto mendorong politik santun, menegakkan politik beradab dan berakhlakul
karimah, menghormati para ulama, orang tua, menyayangi anak-anak kecil dan
membangkitkan generasi milenial agar terus berkarya dan berjuang sesuai minat
dan keahlian serta mengedepankan Islam Rahmatan Lil ‘Alamiin.

Baca Juga :  Warga Kalampangan Rindu Sosok Pemimpin Merakyat Seperti Ben Bahat

Sebagai catatan, Relawan Bintang 9 adalah warga
Nahdhatul Ulama Se-Kalimantan Tengah dan juga para kyai dan Ustaz, antara lain Abdul
Wahid Aha, Khairudin Halim, KH. Muksin, KH. Zainal Arifin, H. Bambang Suryadi, Ustaz
Al Ghifariz, Ust. Ghazali Rahman, Saidah Suryani dan tokoh – tokoh lainnya. Sebagaimana
diketahui, hari santri 2020 bertautan dengan tahun politik, yakni
penyelenggaraan pilkada serentak 2020, termasuk Pilgub Kalteng. Politik sebagai
bagian penting bagi nafas dan kehidupan santri, maka keterlibatan dalam konteks
politik nilai adalah sebuah keniscayaan.

Kiprah politik Sugianto sangat menarik, senantiasa
dekat dengan jajaran ulama dan lapisan santri. Namun Sugianto juga seorang
pluralis yang teruji komitmen kebhinekaannya. Itulah nasionalisme religius yang
melekat pada politisi PDI Perjuangan itu. Semakin kental cita rasa kesantrian
Sugianto Sabran tatkala memilih wakilnya, Ketua Pengurus Cabang (PC) Nahdlatul
Ulama (NU) Kabupaten Pulang Pisau H. Edy Pratowo sekaligus
Bupati Pulang
Pisau dua periode dengan tagline Kalteng Makin Berkah.

Apa yang disebut sebagai kebangkitan politik santri di
Kalteng tercermin pula pada komposisi dukungan partai pengusung paslon nomor
urut 02. Sugianto Sabran-Edy Pratowo diusung oleh koalisi PDIP, Partai Golkar,
Partai NasDem, PAN, PPP, PKB, PKS, Perindo. Juga didukung oleh PBB dan Partai
Garuda. Kaum nasionalis kerakyatan, nasionalis borjuis, basis massa muslim
tradisionalis, kalangan muslim reformis, muslim modernis bergandengan tangan
untuk melanjutkan pembangunan Kalteng Berkah (Bermartabat, Elok, Kuat, Amanah,
Harmonis).

Dalam  rilis
sejumlah lembaga survey nasional, tren elektabilitas Paslon nomor urut 2
Sugianto Sabran-Edy Pratowo terus meningkat dan masih unggul dibanding paslon
lain. Kans kemenangan kedua birokrat hebat itu semakin menebal dengan kehadiran
relawan lintas etnis, lintas agama, srikandi, milenial, kaum cerdik pandai,
buruh, petani dan pengusaha maupun komunitas adat. Objektivikasi juga terlihat
pada capaian dan kinerja Sugianto selaku calon petahana dalam apa yang disebut
sebagai “biarkan data berbicara”. Lanjutkan adalah kunci.
(*)

(Penulis adalah Wakil Sekretaris DPW PPP Kalteng)

Terpopuler

Artikel Terbaru