30.8 C
Jakarta
Saturday, July 5, 2025

Melawan Bertahan

Melawanlah seperti Trump
–setidaknya seperti BoJo.

Bertahanlah seperti Putin.

Sensilah seperti Xi Jinping
–setidaknya seperti Modi.

Tapi tersenyumlah seperti Sanna
Marin.

      
***

Dunia begitu penuh role model
sekarang ini. Model apa saja ada. Hebat-hebit. Top-tip. Mereka terus menguasai
pemberitaan media.

Anda tinggal pilih yang mana.

“Saya ingin agar Senat
cepat-cepat mengadili saya,” ujar Presiden Donald Trump menantang.

Trump begitu pede.
Begitu yakin Senat akan menyelamatkannya. Setelah DPR menjatuhkan putusan meng-impeach-nya.

Hak untuk melakukan impeachment memang
ada di DPR (House). Tapi putusan DPR itu harus dibawa di DPD (Senat).

DPR Amerika sudah menjatuhkan
putusan: memakzulkan Donald Trump.

Kesalahan Trump ada dua:
menyalahgunakan kekuasaan dan menghalangi DPR.

Putusan itu dibuat Rabu lalu.
Lewat pemungutan suara.

Untuk tuduhan melakukan
penyalahgunaan kekuasaan hasil pemungutan suaranya 230 vs 197.

Untuk tuduhan menghalangi fungsi
DPR: 229 vs 198.

Putusan itulah yang harus dibawa
ke DPD. Untuk disidangkan di DPD.

Pemimpin sidangnya nanti: Ketua
Mahkamah Agung, John Robert –bukan ketua DPD.

Begitulah konstitusi Amerika
Serikat.

DPR, di sidang itu, berfungsi
mirip jaksa penuntut. Membawa putusan DPR ke Senat. Juga menyiapkan
saksi-saksi.

DPD berfungsi mirip dewan juri
sekaligus majelis hakimnya.

Setelah mendengarkan tuntutan
‘jaksa’, Senat berhak memanggil para saksi. ‘Jaksa’ juga berhak mengajukan
saksi.

Para saksi tidak harus hadir di
sidang DPD.

Boleh saja para saksi itu
diwawancarai di tempat khusus, direkam, untuk disiarkan di sidang Senat.

Dalam kasus impeachment terhadap
Presiden Bill Clinton, dulu itu, para saksi tidak ada yang hadir di sidang.

Ketua sidang tidak berhak
mengajukan pertanyaan pada para saksi. Juga tidak boleh bertanya kepada
‘jaksa’.

Ketua sidang hanya menjaga agar
proses peradilan di Senat itu berjalan sesuai aturan.

Sidang itu bisa berlangsung hanya
satu hari –maraton. Yang diakhiri dengan pemungutan suara.

Yang punya hak suara hanyalah
anggota DPD yang jumlahnya 100 orang itu. Yang Partai Republik menduduki 53
kursi. Yang Partai Demokrat 47 kursi.

Dalam sehari putusan sudah bisa
diambil. Tidak ada waktu untuk yang punya hobi bertele-tele.

Kalau Senat menyetujui impeachment,
DPR-lah yang segera melaksanakan impeachment itu.

Baca Juga :  Fokus Mengentaskan Berbagai Persoalan di Kota Cantik

Kalau Senat menolaknya, ya sudah.
Presiden aman.

Dalam kasus Bill Clinton dulu,
Senat setuju impeachment. Tapi Presiden Bill Clinton tidak
perlu diberhentikan.

Waktu itu kasusnya sangat pribadi:
Bill Clinton menjalin hubungan khusus dengan gadis yang menjadi staf di Gedung
Putih. Sampai gadis itu menggunakan mulutnya –dan mungkin lidahnya– tanpa
Clinton harus membuka celananya. Di salah satu ruang kerja presiden.

Anda tentu masih ingat nama gadis
itu. Monica Lewinsky.

Bagaimana kira-kira hasil
peradilan impeachment terhadap Trump di Senat nanti?

Trump sangat percaya diri: Partai
Republik sangat kompak mendukungnya. Tidak satu pun yang membelot. Justru di
antara 47 anggota Senat dari Demokrat ada yang memihak Trump.

Hanya beberapa jam setelah DPR
memutuskan meng-impeach-nya Trump sudah melawan. Di depan umum
pula. Yakni di atas panggung kampanye terbuka. Di negara bagian Michigan.

Di daerah itu memang ada seorang
anggota DPR dari Demokrat. Yang ikut menyetujui impeachment.

Nama anggota DPR itu: Debbie
Dingell. Janda cantik. Umur 66 tahun.

Debbie jadi anggota DPR
menggantikan suaminya: John David Dingell. David Dingell menjadi anggota DPR
menggantikan ayahnya.

Ayah-anak-istri ini menduduki
satu kursi DPR selama 80 tahun.

Sang ayah jadi anggota DPR selama
22 tahun. Sang anak meneruskannya selama 55 tahun. Dan kini si janda menjadi
anggota DPR. Sudah periode yang kedua.

Mereka tidak bersalah. Mereka
terpilih dalam sebuah pemilu yang jurdil.

John David Dingell adalah anggota
DPR Amerika yang terlama dalam sejarah. Ia meninggal Februari lalu. Dalam usia
92 tahun. Mula-mula karena sakit jantung. Diakhiri dengan kanker prostat.

Saat sakit itulah Dingell tidak
mau menjadi caleg lagi. Ia minta istrinya –27 tahun lebih muda– untuk maju.
Terpilih.

Itu memang istri kedua –setelah
cerai dengan istri pertama lima tahun sebelumnya.

Trump tampak jengkel dengan
Debbie Dingell. Padahal, saat suaminya meninggal Trump merasa sudah maksimal
menghormatinya.

“Saya berikan penghormatan
A-plus. Bendera di Gedung Putih pun setengah tiang,” ujar Trump di kampung
Debbie hari itu.

“Kalian tahu kan di wilayah
ini ada nama Dingell. Dingell. Dingell,” tanya Trump pada yang hadir.

Baca Juga :  Wali Kota Minta Masyarakat Menghargai Keluarga Pasien Covid-19

Hadirin pun membooooo nama itu.
Sambil ada yang mengarahkan ibu jari ke bawah.

“Sebenarnya bisa saja saya
memberikan C atau D. Tapi saya telah memberikannya A-plus. Bukan hanya A atau
B. Tapi A-plus,” katanya jengkel.

Kelihatan sekali Trump seperti
mengharapkan janda Dingell tidak ikut meng-impeach-nya.

“Saya ini tidak melakukan
sesuatu untuk mendapat sesuatu,” kata Trump.

Bisa-bisanya.

Bukan kalimat-kalimat itu yang
menjadi heboh kemarin. Tapi kalimat yang berikut ini: “Mungkin dari neraka
di atas sana Dingell memandang ke bawah melihat istrinya dengan sedih.”

Hadirin kembali membooo Dingell.

“Saya sedih sekali Trump
menganggap suami saya sekarang di neraka,” ujar Debbie.

Suami Debbie sangat dihormati di
Michigan. Sampai jalan utama menuju bandara diberi nama John David Dingell.

Tapi Trump memang harus terus
menyerang. Itulah strateginya untuk bertahan.

Lalu apa strategi Demokrat agar
putusan DPR bisa dimenangkan di Senat? Yang rasanya merupakan hil yang mustahal
itu?

Ketua DPR Nancy Pelosi tidak mau
segera mengirim berkas impeachment ke Senat.
Di gantung dulu. Seperti ingin menyiksa emosi Trump.

Alasannya: DPR ingin kejelasan
dulu apakah Senat akan menjalankan proses peradilan secara fair.

Kecurigaan Pelosi: akan banyak
saksi yang tidak dipanggil.

Seperti saat di DPR. Saksi-saksi
penting dilarang bersaksi. Yakni pejabat penting Gedung Putih. Seperti kepala
staf dan penasihat keamanan. Mick Mulvaney dan John Bolton.

Sementara ini proses impeachment berhenti
di sini dulu.

Sekarang ini dunia kita begitu
meriahnya. Ditambah Putin, Xi Jinping, Boris ‘BoJo’ Johnson dan Modi. Belum
lagi di Timur Tengah ada  Mohammed bin Salman dan Tayyip Erdogan.

Untunglah ada hiburan manis.
Finlandia kini punya perdana menteri baru: wanita muda. Berumur 34 tahun. Yang
selalu tersenyum.

Namanya: Sanna Marin.

Suaminya: laki-laki beneran.
Meski suami ibunya seorang wanita.

Sang ibu memang bercerai dengan
suaminya ketika Marin masih kecil. Lalu sang ibu kawin lagi dengan seorang
wanita.

Marin beruntung: menjadi perdana
menteri termuda di dunia saat ini. Punya satu anak dan dua orang ibu.(Dahlan
Iskan)

Melawanlah seperti Trump
–setidaknya seperti BoJo.

Bertahanlah seperti Putin.

Sensilah seperti Xi Jinping
–setidaknya seperti Modi.

Tapi tersenyumlah seperti Sanna
Marin.

      
***

Dunia begitu penuh role model
sekarang ini. Model apa saja ada. Hebat-hebit. Top-tip. Mereka terus menguasai
pemberitaan media.

Anda tinggal pilih yang mana.

“Saya ingin agar Senat
cepat-cepat mengadili saya,” ujar Presiden Donald Trump menantang.

Trump begitu pede.
Begitu yakin Senat akan menyelamatkannya. Setelah DPR menjatuhkan putusan meng-impeach-nya.

Hak untuk melakukan impeachment memang
ada di DPR (House). Tapi putusan DPR itu harus dibawa di DPD (Senat).

DPR Amerika sudah menjatuhkan
putusan: memakzulkan Donald Trump.

Kesalahan Trump ada dua:
menyalahgunakan kekuasaan dan menghalangi DPR.

Putusan itu dibuat Rabu lalu.
Lewat pemungutan suara.

Untuk tuduhan melakukan
penyalahgunaan kekuasaan hasil pemungutan suaranya 230 vs 197.

Untuk tuduhan menghalangi fungsi
DPR: 229 vs 198.

Putusan itulah yang harus dibawa
ke DPD. Untuk disidangkan di DPD.

Pemimpin sidangnya nanti: Ketua
Mahkamah Agung, John Robert –bukan ketua DPD.

Begitulah konstitusi Amerika
Serikat.

DPR, di sidang itu, berfungsi
mirip jaksa penuntut. Membawa putusan DPR ke Senat. Juga menyiapkan
saksi-saksi.

DPD berfungsi mirip dewan juri
sekaligus majelis hakimnya.

Setelah mendengarkan tuntutan
‘jaksa’, Senat berhak memanggil para saksi. ‘Jaksa’ juga berhak mengajukan
saksi.

Para saksi tidak harus hadir di
sidang DPD.

Boleh saja para saksi itu
diwawancarai di tempat khusus, direkam, untuk disiarkan di sidang Senat.

Dalam kasus impeachment terhadap
Presiden Bill Clinton, dulu itu, para saksi tidak ada yang hadir di sidang.

Ketua sidang tidak berhak
mengajukan pertanyaan pada para saksi. Juga tidak boleh bertanya kepada
‘jaksa’.

Ketua sidang hanya menjaga agar
proses peradilan di Senat itu berjalan sesuai aturan.

Sidang itu bisa berlangsung hanya
satu hari –maraton. Yang diakhiri dengan pemungutan suara.

Yang punya hak suara hanyalah
anggota DPD yang jumlahnya 100 orang itu. Yang Partai Republik menduduki 53
kursi. Yang Partai Demokrat 47 kursi.

Dalam sehari putusan sudah bisa
diambil. Tidak ada waktu untuk yang punya hobi bertele-tele.

Kalau Senat menyetujui impeachment,
DPR-lah yang segera melaksanakan impeachment itu.

Baca Juga :  Fokus Mengentaskan Berbagai Persoalan di Kota Cantik

Kalau Senat menolaknya, ya sudah.
Presiden aman.

Dalam kasus Bill Clinton dulu,
Senat setuju impeachment. Tapi Presiden Bill Clinton tidak
perlu diberhentikan.

Waktu itu kasusnya sangat pribadi:
Bill Clinton menjalin hubungan khusus dengan gadis yang menjadi staf di Gedung
Putih. Sampai gadis itu menggunakan mulutnya –dan mungkin lidahnya– tanpa
Clinton harus membuka celananya. Di salah satu ruang kerja presiden.

Anda tentu masih ingat nama gadis
itu. Monica Lewinsky.

Bagaimana kira-kira hasil
peradilan impeachment terhadap Trump di Senat nanti?

Trump sangat percaya diri: Partai
Republik sangat kompak mendukungnya. Tidak satu pun yang membelot. Justru di
antara 47 anggota Senat dari Demokrat ada yang memihak Trump.

Hanya beberapa jam setelah DPR
memutuskan meng-impeach-nya Trump sudah melawan. Di depan umum
pula. Yakni di atas panggung kampanye terbuka. Di negara bagian Michigan.

Di daerah itu memang ada seorang
anggota DPR dari Demokrat. Yang ikut menyetujui impeachment.

Nama anggota DPR itu: Debbie
Dingell. Janda cantik. Umur 66 tahun.

Debbie jadi anggota DPR
menggantikan suaminya: John David Dingell. David Dingell menjadi anggota DPR
menggantikan ayahnya.

Ayah-anak-istri ini menduduki
satu kursi DPR selama 80 tahun.

Sang ayah jadi anggota DPR selama
22 tahun. Sang anak meneruskannya selama 55 tahun. Dan kini si janda menjadi
anggota DPR. Sudah periode yang kedua.

Mereka tidak bersalah. Mereka
terpilih dalam sebuah pemilu yang jurdil.

John David Dingell adalah anggota
DPR Amerika yang terlama dalam sejarah. Ia meninggal Februari lalu. Dalam usia
92 tahun. Mula-mula karena sakit jantung. Diakhiri dengan kanker prostat.

Saat sakit itulah Dingell tidak
mau menjadi caleg lagi. Ia minta istrinya –27 tahun lebih muda– untuk maju.
Terpilih.

Itu memang istri kedua –setelah
cerai dengan istri pertama lima tahun sebelumnya.

Trump tampak jengkel dengan
Debbie Dingell. Padahal, saat suaminya meninggal Trump merasa sudah maksimal
menghormatinya.

“Saya berikan penghormatan
A-plus. Bendera di Gedung Putih pun setengah tiang,” ujar Trump di kampung
Debbie hari itu.

“Kalian tahu kan di wilayah
ini ada nama Dingell. Dingell. Dingell,” tanya Trump pada yang hadir.

Baca Juga :  Wali Kota Minta Masyarakat Menghargai Keluarga Pasien Covid-19

Hadirin pun membooooo nama itu.
Sambil ada yang mengarahkan ibu jari ke bawah.

“Sebenarnya bisa saja saya
memberikan C atau D. Tapi saya telah memberikannya A-plus. Bukan hanya A atau
B. Tapi A-plus,” katanya jengkel.

Kelihatan sekali Trump seperti
mengharapkan janda Dingell tidak ikut meng-impeach-nya.

“Saya ini tidak melakukan
sesuatu untuk mendapat sesuatu,” kata Trump.

Bisa-bisanya.

Bukan kalimat-kalimat itu yang
menjadi heboh kemarin. Tapi kalimat yang berikut ini: “Mungkin dari neraka
di atas sana Dingell memandang ke bawah melihat istrinya dengan sedih.”

Hadirin kembali membooo Dingell.

“Saya sedih sekali Trump
menganggap suami saya sekarang di neraka,” ujar Debbie.

Suami Debbie sangat dihormati di
Michigan. Sampai jalan utama menuju bandara diberi nama John David Dingell.

Tapi Trump memang harus terus
menyerang. Itulah strateginya untuk bertahan.

Lalu apa strategi Demokrat agar
putusan DPR bisa dimenangkan di Senat? Yang rasanya merupakan hil yang mustahal
itu?

Ketua DPR Nancy Pelosi tidak mau
segera mengirim berkas impeachment ke Senat.
Di gantung dulu. Seperti ingin menyiksa emosi Trump.

Alasannya: DPR ingin kejelasan
dulu apakah Senat akan menjalankan proses peradilan secara fair.

Kecurigaan Pelosi: akan banyak
saksi yang tidak dipanggil.

Seperti saat di DPR. Saksi-saksi
penting dilarang bersaksi. Yakni pejabat penting Gedung Putih. Seperti kepala
staf dan penasihat keamanan. Mick Mulvaney dan John Bolton.

Sementara ini proses impeachment berhenti
di sini dulu.

Sekarang ini dunia kita begitu
meriahnya. Ditambah Putin, Xi Jinping, Boris ‘BoJo’ Johnson dan Modi. Belum
lagi di Timur Tengah ada  Mohammed bin Salman dan Tayyip Erdogan.

Untunglah ada hiburan manis.
Finlandia kini punya perdana menteri baru: wanita muda. Berumur 34 tahun. Yang
selalu tersenyum.

Namanya: Sanna Marin.

Suaminya: laki-laki beneran.
Meski suami ibunya seorang wanita.

Sang ibu memang bercerai dengan
suaminya ketika Marin masih kecil. Lalu sang ibu kawin lagi dengan seorang
wanita.

Marin beruntung: menjadi perdana
menteri termuda di dunia saat ini. Punya satu anak dan dua orang ibu.(Dahlan
Iskan)

Terpopuler

Artikel Terbaru