31.4 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Ormas dan Media Massa Punya Peranan Penting Mengawasi Pilkada

PALANGKA
RAYA
,KALTENGPOS.COPemilihan
kepala daerah (p
ilkada) tahun ini menjadi
tantangan berat bagi penyelenggara, pengawas
, maupun
pihak-pihak
terkait
,
lantaran
dilaksanakaan di tengah pandemi Covid-19
. Ada banyak
aturan
yang mengikat. Perlu kewaspadaan.
Apalagi ada kekhawatiran bahwa
media sosial dijadikan wadah
penyebaran
berita bohong (hoaks) seputaran pilkada
oleh oknum-oknum tertentu
.

Kepala Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kalteng Agus Pramono mengatakan, potensi
terjadinya polarisasi di tengah masyarakat harus diantisipasi dengan baik.
Utamanya
pada media sosial yang marak
dengan
hoaks,
ujaran kebencian
, dan kampanye negatif yang dapat mengganggu persatuan
dan kesatuan.

“Pilkada kali ini punya
tantangan lebih berat dibandingkan demokrasi pada umumnya
. Selain
persoalan hoaks
, ancaman pandemi Covid-19 juga salah
satu alasannya
,”
katanya saat menghadiri sosialisasi pengembangan pengawasan
pemilu ormas
dan media massa, di Swis
s-Belhotel Danum
Palangka Raya
,
Senin (19/10).

Baca Juga :  Kotim Kuat dan Hebat akan Diwujudkan HARATI

Diungkapkannya, selain
protokol kesehatan,
hal yang juga diwaspadai selama pilkada adalah soal
isu
penyebaran kebohongan
.
Hoaks menjadi
persoalan utama selama pelaksanaan pesta demokrasi. Banyak berita bohong yang beredar
di media sosial (medsos)
. Diperlukan pengawasan dari pihak
ormas
maupun
media massa.

“Ormas dan media massa punya
peranan penting dalam
mengawasi pilkada,”
ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Agus,
ormas dan media massa dapat membantu menginformasikan dan memberi
edukasi
kepada masyarakat. Termasuk meluruskan berita tidak benar yang banyak beredar
luas
di
masyarakat.

“Ormas maupun
media massa
diharapkan tidak ragu-ragu mengungkap dan mengontrol
secara ketat terhadap kinerja, perilaku
, dan integritas
penyelenggara pemilu di daerah,” katanya.

Baca Juga :  Disperkimtan Tanam Pohon Peneduh di Lingkungan Perkantoran Pemko

Harus dapat dipastikan bahwa
penyelenggara
merupakan orang-orang
yang berintegritas. Merekrut jutaan orang penyelenggara
pemilu yang
profesional, netral
, dan berintegritas.

Sementara itu, Ketua
Bawaslu Kalteng Satriadi mengatakan, saat ini banyak bermunculan media online
yang dapat memengaruhi opini masyarakat. Apalagi saat masa kampanye, tentu
kegiatan-kegiatan yang dilakukan tim paslon harus diberitakan
secara
positif,
adil
, dan berimbang.

“Harapannya pertarungan
ini bisa dilakukan secara adil dan seimbang, karena kita memilih pemimpin yang
diharapkan menjadi penggerak pembangunan
Kalteng,”
pungkasnya. 

PALANGKA
RAYA
,KALTENGPOS.COPemilihan
kepala daerah (p
ilkada) tahun ini menjadi
tantangan berat bagi penyelenggara, pengawas
, maupun
pihak-pihak
terkait
,
lantaran
dilaksanakaan di tengah pandemi Covid-19
. Ada banyak
aturan
yang mengikat. Perlu kewaspadaan.
Apalagi ada kekhawatiran bahwa
media sosial dijadikan wadah
penyebaran
berita bohong (hoaks) seputaran pilkada
oleh oknum-oknum tertentu
.

Kepala Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kalteng Agus Pramono mengatakan, potensi
terjadinya polarisasi di tengah masyarakat harus diantisipasi dengan baik.
Utamanya
pada media sosial yang marak
dengan
hoaks,
ujaran kebencian
, dan kampanye negatif yang dapat mengganggu persatuan
dan kesatuan.

“Pilkada kali ini punya
tantangan lebih berat dibandingkan demokrasi pada umumnya
. Selain
persoalan hoaks
, ancaman pandemi Covid-19 juga salah
satu alasannya
,”
katanya saat menghadiri sosialisasi pengembangan pengawasan
pemilu ormas
dan media massa, di Swis
s-Belhotel Danum
Palangka Raya
,
Senin (19/10).

Baca Juga :  Kotim Kuat dan Hebat akan Diwujudkan HARATI

Diungkapkannya, selain
protokol kesehatan,
hal yang juga diwaspadai selama pilkada adalah soal
isu
penyebaran kebohongan
.
Hoaks menjadi
persoalan utama selama pelaksanaan pesta demokrasi. Banyak berita bohong yang beredar
di media sosial (medsos)
. Diperlukan pengawasan dari pihak
ormas
maupun
media massa.

“Ormas dan media massa punya
peranan penting dalam
mengawasi pilkada,”
ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Agus,
ormas dan media massa dapat membantu menginformasikan dan memberi
edukasi
kepada masyarakat. Termasuk meluruskan berita tidak benar yang banyak beredar
luas
di
masyarakat.

“Ormas maupun
media massa
diharapkan tidak ragu-ragu mengungkap dan mengontrol
secara ketat terhadap kinerja, perilaku
, dan integritas
penyelenggara pemilu di daerah,” katanya.

Baca Juga :  Disperkimtan Tanam Pohon Peneduh di Lingkungan Perkantoran Pemko

Harus dapat dipastikan bahwa
penyelenggara
merupakan orang-orang
yang berintegritas. Merekrut jutaan orang penyelenggara
pemilu yang
profesional, netral
, dan berintegritas.

Sementara itu, Ketua
Bawaslu Kalteng Satriadi mengatakan, saat ini banyak bermunculan media online
yang dapat memengaruhi opini masyarakat. Apalagi saat masa kampanye, tentu
kegiatan-kegiatan yang dilakukan tim paslon harus diberitakan
secara
positif,
adil
, dan berimbang.

“Harapannya pertarungan
ini bisa dilakukan secara adil dan seimbang, karena kita memilih pemimpin yang
diharapkan menjadi penggerak pembangunan
Kalteng,”
pungkasnya. 

Terpopuler

Artikel Terbaru