27.1 C
Jakarta
Thursday, April 10, 2025

PBS Diminta Lindungi Tumbuhan Obat

PALANGKA RAYA- Maraknya eksploitasi kayu
bajakah beberapa hari terakhir
, juga mendapat sorotan serius
dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (W
alhi) Kalteng. Direktur
Walhi Kalteng Dimas Hartono menilai
, pemerintah tidak bisa
melihat persoalan hanya bersifat kasuistik, melainkan harus memiliki langkah
strategis yang lebih maju
agar bisa melindungi semua tumbuh-tumbuhan itu, terutama yang menjadi kekhasan daerah ini.

“Setelah viralnya bajakah sekarang  ini, seharusnya pemerintah mulai
berpikir serius dan jauh lebih luas
, termasuk beberapa tanaman lain
yang berpotensi
seperti bajakah,” ujar Dimas, Senin
(19/8).

Pemerintah mesti bisa mendata jenis-jenis
tanaman di Kalteng yang bisa diteliti dan berpotensi
sebagai
tanaman obat
.

“Seharusnya dilist (didata)
tanaman itu
, agar dilindungi dan tidak
dieksploitasi secara serampangan oleh masyarakat
mupun
oknum

tertentu,” tegasnya.

Baca Juga :  Petugas Posko Libas Tetap Siaga Walaupun Hari Raya Idulfitri

Setelah melakukan pendataan jenis tanaman
tersebut
, lanjut Dimas, bisa menjadi pertimbangan pemerintah sebelum
mengeluarkan i
zin pertambangan atau perkebunan bagi perusahaan
yang
di dalam areanya terdapat tanaman-tanaman
obat
itu.

“Kalau sudah didata
dan
dipetakan lokasinya
, maka dalam memberikan izin
perkebunan dan pertambangan harus bisa diperhatikan daerah
itu.
Saya kira selama ini belum diperhatikan serius
oleh pemerintah,” jelasnya.

Pihaknya
khawatir,
daerah
yang sekarang ditanami sawit dan
lokasi penggalian tambang, sebelumnya merupakan area yang banyak ditumbuhi tanaman obat-obatan.

Ia menambahkan, sampai saat ini belum
ada satu
pihak atau instansi yang mengidentifikasi
wilayah (habitat) tanaman
obat tradisional di Kalteng. Sehingga,
kata Dimas,
tidak
heran kedepannya akan punah jika peri
zinan pertambangan dan perkebunan kelapa
sawit dilakukan besar-besaran.

Baca Juga :  Tinjau Gedung Smart Province, Gubernur Ingatkan Kadis Keterbukaan Info

Meski begitu, Walhi menilai
temuan para siswa
-siswi SMAN 2 Palangka
Raya beberapa waktu lalu terkait
bajakah, sebenarnya
menjadi langkah awal yang baik.
P
eluang ini harusnya bisa dibaca oleh pemerintah maupun sejumlah lembaga
penelitian
, untuk melihat potensi pengembangan tanpa
harus mengeksploitasi secara serampangan.

“Ini harus dilihat sebagai peluang, bukan malah
setelah beberapa saat ke
depan langsung menghilang dan sebagainya. Ini berbahaya
jika tidak diperhatikan
. Bajakah dan kayu lainnya
yang potensial untuk penyembuhan penyakit suatu waktu bisa hilang dari
Kalteng,”
tutupnya. (abw/old/ce/abe)

PALANGKA RAYA- Maraknya eksploitasi kayu
bajakah beberapa hari terakhir
, juga mendapat sorotan serius
dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (W
alhi) Kalteng. Direktur
Walhi Kalteng Dimas Hartono menilai
, pemerintah tidak bisa
melihat persoalan hanya bersifat kasuistik, melainkan harus memiliki langkah
strategis yang lebih maju
agar bisa melindungi semua tumbuh-tumbuhan itu, terutama yang menjadi kekhasan daerah ini.

“Setelah viralnya bajakah sekarang  ini, seharusnya pemerintah mulai
berpikir serius dan jauh lebih luas
, termasuk beberapa tanaman lain
yang berpotensi
seperti bajakah,” ujar Dimas, Senin
(19/8).

Pemerintah mesti bisa mendata jenis-jenis
tanaman di Kalteng yang bisa diteliti dan berpotensi
sebagai
tanaman obat
.

“Seharusnya dilist (didata)
tanaman itu
, agar dilindungi dan tidak
dieksploitasi secara serampangan oleh masyarakat
mupun
oknum

tertentu,” tegasnya.

Baca Juga :  Petugas Posko Libas Tetap Siaga Walaupun Hari Raya Idulfitri

Setelah melakukan pendataan jenis tanaman
tersebut
, lanjut Dimas, bisa menjadi pertimbangan pemerintah sebelum
mengeluarkan i
zin pertambangan atau perkebunan bagi perusahaan
yang
di dalam areanya terdapat tanaman-tanaman
obat
itu.

“Kalau sudah didata
dan
dipetakan lokasinya
, maka dalam memberikan izin
perkebunan dan pertambangan harus bisa diperhatikan daerah
itu.
Saya kira selama ini belum diperhatikan serius
oleh pemerintah,” jelasnya.

Pihaknya
khawatir,
daerah
yang sekarang ditanami sawit dan
lokasi penggalian tambang, sebelumnya merupakan area yang banyak ditumbuhi tanaman obat-obatan.

Ia menambahkan, sampai saat ini belum
ada satu
pihak atau instansi yang mengidentifikasi
wilayah (habitat) tanaman
obat tradisional di Kalteng. Sehingga,
kata Dimas,
tidak
heran kedepannya akan punah jika peri
zinan pertambangan dan perkebunan kelapa
sawit dilakukan besar-besaran.

Baca Juga :  Tinjau Gedung Smart Province, Gubernur Ingatkan Kadis Keterbukaan Info

Meski begitu, Walhi menilai
temuan para siswa
-siswi SMAN 2 Palangka
Raya beberapa waktu lalu terkait
bajakah, sebenarnya
menjadi langkah awal yang baik.
P
eluang ini harusnya bisa dibaca oleh pemerintah maupun sejumlah lembaga
penelitian
, untuk melihat potensi pengembangan tanpa
harus mengeksploitasi secara serampangan.

“Ini harus dilihat sebagai peluang, bukan malah
setelah beberapa saat ke
depan langsung menghilang dan sebagainya. Ini berbahaya
jika tidak diperhatikan
. Bajakah dan kayu lainnya
yang potensial untuk penyembuhan penyakit suatu waktu bisa hilang dari
Kalteng,”
tutupnya. (abw/old/ce/abe)

Terpopuler

Artikel Terbaru