PALANGKA RAYA- Maraknya eksploitasi kayu
bajakah beberapa hari terakhir, juga mendapat sorotan serius
dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalteng. Direktur
Walhi Kalteng Dimas Hartono menilai, pemerintah tidak bisa
melihat persoalan hanya bersifat kasuistik, melainkan harus memiliki langkah
strategis yang lebih maju agar bisa melindungi semua tumbuh-tumbuhan itu, terutama yang menjadi kekhasan daerah ini.
“Setelah viralnya bajakah sekarang ini, seharusnya pemerintah mulai
berpikir serius dan jauh lebih luas, termasuk beberapa tanaman lain
yang berpotensi seperti bajakah,†ujar Dimas, Senin
(19/8).
Pemerintah mesti bisa mendata jenis-jenis
tanaman di Kalteng yang bisa diteliti dan berpotensi sebagai
tanaman obat.
“Seharusnya di–list (didata)
tanaman itu, agar dilindungi dan tidak
dieksploitasi secara serampangan oleh masyarakat mupun
oknum
tertentu,†tegasnya.
Setelah melakukan pendataan jenis tanaman
tersebut, lanjut Dimas, bisa menjadi pertimbangan pemerintah sebelum
mengeluarkan izin pertambangan atau perkebunan bagi perusahaan
yang di dalam areanya terdapat tanaman-tanaman
obat itu.
“Kalau sudah didata
dan
dipetakan lokasinya, maka dalam memberikan izin
perkebunan dan pertambangan harus bisa diperhatikan daerah itu.
Saya kira selama ini belum diperhatikan serius
oleh pemerintah,†jelasnya.
Pihaknya
khawatir, daerah
yang sekarang ditanami sawit dan lokasi penggalian tambang, sebelumnya merupakan area yang banyak ditumbuhi tanaman obat-obatan.
Ia menambahkan, sampai saat ini belum
ada satu pihak atau instansi yang mengidentifikasi
wilayah (habitat) tanaman
obat tradisional di Kalteng. Sehingga,
kata Dimas, tidak
heran kedepannya akan punah jika perizinan pertambangan dan perkebunan kelapa
sawit dilakukan besar-besaran.
Meski begitu, Walhi menilai
temuan para siswa-siswi SMAN 2 Palangka
Raya beberapa waktu lalu terkait bajakah, sebenarnya
menjadi langkah awal yang baik.
Peluang ini harusnya bisa dibaca oleh pemerintah maupun sejumlah lembaga
penelitian, untuk melihat potensi pengembangan tanpa
harus mengeksploitasi secara serampangan.
“Ini harus dilihat sebagai peluang, bukan malah
setelah beberapa saat ke depan langsung menghilang dan sebagainya. Ini berbahaya
jika tidak diperhatikan. Bajakah dan kayu lainnya
yang potensial untuk penyembuhan penyakit suatu waktu bisa hilang dari
Kalteng,†tutupnya. (abw/old/ce/abe)