PALANGKA RAYA-Seiring dengan
visi Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran yang menginginkan peningkatan kualitas
pendidikan di Kalteng, digitalisasi dunia pendidikan sudah menjadi kebutuhan.
Hal ini nantinya mendukung apa yang selama ini sudah dikerjakan secara
konvensional.
“Kita perlu penguatan sistem
secara digital untuk mewujudkan visi dan misi dari Gubernur Kalteng. Sudah
saatnya optimalisasi digitalisasi dunia pendidikan di Kalteng,†terang Plt
Kadis Pendidikan Kalteng Dr Mofit Saptono Subagio kepada Kalteng Pos di ruang
kerjanya usai menerima tim dari Quintal Edutama Solusindo, Kamis (15/1).
Dijelaskannya, Disdik Kalteng
ini kompleksitasnya cukup tinggi, mengurus lebih dari 5.000 guru di tingkat
SMA/SMK di Kalteng. Kemudian mengurus proses belajar mengajar, interaksi antara
guru dan siswa, mengurus segala kegiatan administratif seperti kantor-kantor
yang lain. Hingga akhirnya banyak sekali data-data yang berseliweran yang perlu
dipresentasikan dengan cepat, update dan akurat, karena ini kebanyakan
data-data yang bersifat publik dan terbuka.
“Untuk itu harus dikuatkan
dengan sistem yang bisa lebih mudah untuk diakses dan diketahui, serta cepat,â€
harapnya.
Mantan Wakil Wali Kota
Palangka Raya ini juga menitikberatkan bagaimana keterjangkauan transfer
pengetahuan yang harus diterima pserta didik dari guru itu, dengan mudah, cepat
dan dengan cara yang menarik. Jawaban itu semua, adalah bagaimana optimalisasi
sarana digital.
“Bukan berarti ini kemudian
menggantikan peran guru itu tidak, tetapi bagaimana sarana ini mempermudah dan
mempercepat dan lebih menarik bagi kita dari pada yang selam ini sudah kita
jalankan secara konvensional,†terangnya.
“Kita akan rencanakan dengan
baik, menyesuaikan dengan anggaran yang ada. Sehingga kita buat target-target
setiap tahunnya,†tambahnya.
Terpisah, CEO dan Founder
Quintal Edutama Solusindo, Danny Saksono menjelaskan, mereka adalah pengembang
aplikasi pendidikan berbasis di Jakarta. “Jadi kami bukan dari nol, sudah ada
produknya. Sistem administrasi manajemen sekolah yang berjalan di 100 sekolah
di Indonesia. Kami ke sini ingin memperkenalkan, apakah sistem kami bisa
berjalan di Kalteng,†ungkapnya.
Lebih lanjut, Danny
mengatakan, setelah diskusi dengan pihak Disdik Kalteng ternyata lingkup
kebutuhan mereka lebih besar dari itu. Yakni kebutuhan konkret untuk memonitor
sekolah dari segi SDM, siswa, anggaran dan lainnya.
“Itu sesuatu yang dari pihak
kami menyanggupi, karena sesuatu yang seperti ini memang sudah saatnya
diterapkan di Kalteng. Jadi yang kami akan buat saat ini adalah
rancangan-rancangan pengembangannya akan sepeti apa, yang mana akan diserahkan
ke pihak dinas untuk segera dieksekusi,†katanya. (ans/b-3)