PALANGKA
RAYA,KALTENGPOS.CO– Generasi milenial Kalteng
memiliki cara tersendiri untuk tetap mengabadikan dan melestarikan budaya
peninggalan nenek moyang mereka. Meski saat ini generasi muda Kalteng sudah
banyak yang pergi meninggalkan tanah Dayak demi menuntut
ilmu, tapi kelak mereka akan kembali lagi.
Begitupun dengan adat
dan budaya. Di mana pun mereka tinggal, adat budaya akan terus
diingat, dijaga, dan dilestarikan. Cara melestarikan dan
mengenalkan kepada masyarakat pun berbeda-beda.
Ada yang melestarikan
dengan menampilkan adat budaya pada setiap kegiatan kebudayaan dan lainnya.
Kali ini, sekelompok generasi muda menampilkan budaya melalui media sosial
secara virtual dalam rangka penggalangan dana untuk korban banjir yang melanda
Kalteng beberapa waktu lalu.
Alunan musik modern
yang dipadukan dengan alat musik tradisional Kalteng mengiringi
pergelaran penggalangan dana yang ditayangkan di media sosial selama sejam.
Ketua Umum
Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Palangka Raya (HMPP) Palangka Raya di Malang, Jepri Adi
Putra mengatakan, kegiatan ini gabungan antara HMPP Malang dan Ikatan Keluarga
Pelajar Mahasiswa Palangka Raya (IKPMP) di Yogyakarta. Pasalnya, mahasiswa dan
pelajar yang berkuliah atau bersekolah di Malang dan Yogyakarta peduli terhadap
masyarakat Kalteng yang terdampak bencana banjir.
“Hal ini bentuk
kepedulian kami dengan masyarakat Kalteng yang terdampak bencana banjir. Kebetulan
kami (mahasiswa Malang dan Yogyakarta, red) pulang
lantaran pembelajaran online akibat pandemi Covid-19,” katanya saat
dibincangi usai pergelaran di salah satu kafe di Jalan Menteng 16, Kota Palangka
Raya, Sabtu malam (3/10).
Diungkapkannya,
biasanya pada hari-hari biasa mahasiswa lebih produktif
dengan berbagai kegiatan. Ketika diberlakukan pembelajaran
daring, aktivitas pun jadi terbatas.
Melihat adanya bencana banjir, generasi
muda merasa tergugah untuk menggalang dana.
“Untuk
mengaktifkan aktivitas kami agar memberikan manfaat bagi saudara-saudara yang
terkena musibah, maka kami lakukan penggalangan
dana ini,” ucap mahasiswa jurusan psikologi di
Universitas Merdeka Malang ini.
Ketua HMPP Malang Periode
2017-2018 Markoryano Eka Putra mengatakan, pertunjukan ini menampilkan lima
kelompok dengan jumlah keseluruhan sepuluh penampilan. Yang melakukan
pertunjukkan ini pun juga dari para mahasiswa yang tergabung dalam HMPP Malang
dan IKPMP Yogyakarta.
“Kami juga didukung
salah satu sanggar di Kota Palangka Raya yang memang sangat mendukung aksi-aksi
pemuda-pemudi, yakni Sanggar Balanga Tingang,†ucapnya.
Melalui pertunjukan
budaya ini, generasi muda dapat turut serta melestarikan
dan menjunjung tinggi adat istiadat serta budaya Dayak Kalteng. Ada
tari-tarian, karungut, hingga musik modern.
“Selain pertunjukan
pyur budaya, kami juga menggabungkan akustik dan musik daerah,†tegasnya.
Melalui kegiatan ini juga
kaum muda bisa
menyalurkan
talenta yang dimiliki untuk dapat dilihat mayarakat.
“Budaya tidak hanya
zaman dulu saja tetapi saling kombinasi dengan budaya sekarang,†singkatnya.
Sementara itu, Wakil
Ketua IKPMP Mardwianto Setiawan menyebut, penggalangan dana yang
dilakukan memang tidak seperti penggalangan dana yang dilakukan di jalanan. Kegiatan yang
dilaksanakan secara
virtual ini memberi kesempatan kepada
masyarakat yang hendak menyumbangkan rezekinya secara online atau melalui
rekening.
“Jika ada
masyarakat yang belum sempat menyumbang lewat penggalangan
dana yang dilakukan di jalanan, bisa disalurkan
melalui rekening yang telah disediakan,”
ucapnya.
Pria yang saat ini
menempuh pendidikan di Universitas Atma Jaya Yogyakarta itu
mengatakan,
penggalangan dana ini akan berlangsung selama seminggu ke depan. Dana yang
terkumpulkan tentunya akan disalurkan
kepada masyarakat yang terdampak bencana banjir. Opsi pertama, disalurkan
melalui Satgas Covid-19 Kalteng. Ada pula opsi kedua
yakni pihaknya
akan terjun
langsung ke
lapangan untuk menyalurkan bantuan.
“Ada beberapa
syarat untuk menyalurkan bantuan. Jika kami
kesulitan, maka nantinya akan kami salurkan lewat
Satgas
Covid-19,” tuturnya.
Kegiatan yang
dilaksanakan ini, lanjut dia, tetap memperhatikan dan mengedepankan
penerapan protokol
kesehatan. Hanya beberapa orang yang hadir, yakni mereka
yang terlibat dalam pementasan. Penonton dapat menikmati
budaya yang ditampilkan oleh generasi muda ini secara virtual.
“Kegiatan ini juga
untuk mencegah kerumunan di jalanan. Jadi,
masyarakat
dapat menikmati karya-karya kami secara virtual,†tambahnya.
Diakuinya bahwa masyarakat
yang menonton pun lumayan banyak. Bahkan ada
beberapa akun yang menyaksikan pertunjukan hingga selesai. Nanti, apabila
keadaan bencana banjir di Kalteng belum membaik, maka kami
akan gelar konser amal.
“Pada
prinsipnya
kami berharap bencana ini segera berakhir,†singkat pria yang mengambil studi jurusan manajemen ini.